Desa Terbis Kecamatan Panggul Kabupaten Trenggalek pernah mengalami bencana gerakan tanah pada tahun 2016, sehingga menyebabkan kerusakan dan kerugian pada rumah masyarakat yang terdampak. Pemerintah Kabupaten Trenggalek telah telah berupaya melakukan relokasi dengan membuatkan rumah untuk masyarakat, akan tetapi masyarakat tetap memilih untuk bertahan di tempat tinggal mereka. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui strategi adaptasi yang di lakukan oleh masyarakat terdampak bencana gerakan tanah yaitu berupa strategi adaptasi fisik dan strategi adaptasi sosial ekonomi, kemudian untuk mengetahui faktor yang menyebabkan masyarakat tetap tinggal di lokasi bencana.
Jenis penelitian ini kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Lokasi penelitian di lakukan di Desa Terbis Kecamatan Panggul Kabupaten Trenggalek. Pengumpulan data menggunakan wawancara mendalam, observasi dan dokumentasi. Teknik analisis data dilakukan dengan tiga tahapan yaitu reduksi data, penyajian data dan kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa masyarakat terdampak bencana gerakan tanah di Desa Terbis memiliki strategi adaptasi sebagai berikut: 1) Strrategi fisik berupa menggunakan kembali bahan-bahan bangunan yang telah rusak akibat dari bencana, kemudian melakukan gotong royong untuk memperbaiki fasilitas umum. 2) Strategi adaptasi sosial yang dilakukan masyarakat dalam menyikapi rasa trauma terhadap bencana gerakan tanah adalah menyembelih kambing hitam dan ayam cemani yang di kubur di Kali Sambeng. 3) Strategi adaptasi ekonomi yang digunakan pasca bencana adalah mencukupi kebutuhan sehari-hari dengan hasil sumbangan kemudian mengolah kembali lahannya yang rusak. Kemudian Faktor yang mempengaruhi masyarakat tetap tinggal di lokasi terdampak bencana gerakan tanah adalah faktor ekonomi karena lahan pertanian mereka berada di lokasi bencana.
Kata Kunci : Gerakan tanah, Strategi adaptasi
Terbis Village, Panggul Subdistrict, Trenggalek Regency had experienced a land movement disaster in 2016, causing damage and losses to affected people's homes. The Trenggalek District Government has tried to relocate by making houses for the people, but the people still choose to stay in their homes. The purpose of this research is to find out the adaptation strategies carried out by the people affected by the land movement disaster in the form of physical adaptation strategies and socio-economic adaptation strategies, then to find out the factors that cause the community to remain in the disaster area.
This study was qualitative with case study approach. The location of the study was carried out in the Terbis Keacamatan Panggul Village, Trenggalek Regency. Data collection uses in- depth interviews, observation and documentation. The data analysis technique was carried out with three stages namely data reduction, data presentation and conclusion.
The results showed that the people affected by the land movement disaster in Terbis Village had the following adaptation strategies: 1) Physical strategy in the form of reusing building materials that had been damaged by the disaster, then doing mutual assistance to improve public facilities. 2) The social adaptation strategy undertaken by the community in responding to the trauma of the disasters of the land movement is to slaughter black sheep and cemani chickens and then be buried in Sambeng River. 3) The economic adaptation strategy used in the aftermath of a disaster is to meet daily needs with the results of donations and then recycle the damaged land. Then the factors that influence the community to remain in the location affected by the land movement disaster are economic factors because their agricultural land is in the location of the disaster.
Keywords : Land Movement, Adaptation Strategies.