Kandungan Senyawa Bioaktif dan Aktivitas Antioksidan Bawang Merah Nganjuk (Allium cepa L.)
Bioactive Compounds and Antioxidant Activities of Nganjuk Shallot (Allium cepa L.)
Abstrak. Nganjuk, Jawa timur adalah daerah penghasil bawang merah, namun potensinya sebagai tanaman obat dan kosmetik belum banyak dikembangkan terutama dalam pemanfaatan senyawa bioaktifnya. Kandungan senyawa bioaktif dinilai berpotensi sebagai zat antioksidan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui senyawa bioaktif dan aktivitas antioksidan dari bawang merah Nganjuk. Esktraksi sampel menggunakan metode maserasi bertingkat dengan tiga jenis pelarut sesuai kepolarannya, yaitu etanol (polar), etil asetat (semi polar), dan diklorometana (non polar). Jenis pengujian sampel yang dilakukan ialah analisis senyawa bioaktif dan penentuan aktivitas antioksidan menggunakan metode DPPH. Kadar flavonoid menggunakan metode AlCl3 dan untuk penentuan kadar fenolik menggunakan metode Folin Ciocalteu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak bawang merah Nganjuk mengandung senyawa bioaktif flavonoid, fenolik, saponin, triterpenoid, dan kuinon. Kadar total flavonoid dan fenolik yang didapat rendah yakni secara berturut-turut sebesar 0,881% dan 0,966%. Aktivitas antioksidan ditunjukkan pada nilai IC50 pada ekstrak etanol, etil asetat, dan diklorometana berturut-turut yaitu 384,0341 ppm; 5336,7889 ppm; 884,2754 ppm. Hasil tersebut menunjukkan bahwa aktivitas antioksidan bawang merah Nganjuk sangat lemah karena nilai IC50 >200 ppm.
Kata kunci: bawang merah Nganjuk, senyawa bioaktif, aktivitas antioksidan
Abstract. Nganjuk, East Java is a shallot producing area, but its potential as a medicinal and cosmetic plant has not been developed much, especially in the use of its bioactive compounds. The content of bioactive compounds is considered to be potential as antioxidants. This study aimed to determine bioactive compounds and antioxidant activity. Extraction of the samples used a multilevel maceration method with three types of solvents according to polarity, namely ethanol (polar), ethyl acetate (semi-polar), and dichloromethane (non-polar). The type of sample testing carried out is the measurement of bioactive compounds analysis and determination of antioxidant activity using the DPPH method. Flavonoid levels used the AlCl3 method and for the determination of phenolic levels using the Folin Ciocalteu method. The results showed that Nganjuk shallot extract contained bioactive compounds of alkaloids, flavonoids, phenolics, saponins, tannins, triterpenoids, and quinones. The total flavonoid and phenolic levels were weak, namely 0,881% respectively, and 0,966%. Antioxidant activity is shown at the IC50 values of in the ethanol, ethyl acetate, and dichloromethane extracts were 384,0341 ppm; 5336,7889 ppm; 884,2754 ppm. These results indicate that the antioxidant activity of Nganjuk activity is very weak because the value of IC50 > 200 ppm.
Key words: nganjuk shallot, bioactive compounds, antioxidant activity