PENGUNGKAPAN MEMORI IMAJINATIF PADA KETERBATASAN RUANG MELALUI TIPE DRAMATIK DALAM FILM TARI M(EMO)
DISCLOSURE OF IMAGINATIVE MEMORY ON SPACE LIMITATION THROUGH DRAMATIC TYPE IN DANCE FILM M(EMO)
Memori imajinatif merupakan sebuah bentuk khayalan seseorang terhadap peristiwa mengingat kembali kejadian masa lalu. Khayalan bisa terjadi ketika seseorang merasakan energi emosional dari ruang yang menyimpan banyak peristiwa didalamnya. Ruang merupakan sesuatu yang sangat dekat dengan manusia, karena manusia selalu membutuhkan ruang sebagai wadah untuk melakukan berbagai jenis kegiatannya. Keunikan yang diambil koreografer dalam karya ini adalah bagaimana keterbatasan ruang di rumah itu tidak membuat sempitnya pola pikir, namun justru memberikan kebebasan dalam imajinasi melalui ruang-ruang yang ada di dalam rumah. Koreografer menyampaikan garap tari melalui dua fokus, yaitu fokus isi dan fokus bentuk. Fokus isi dalam karya tari ini adalah mengungkapkan memori-memori apa saja yang telah terjadi di rumah dengan menggunakan ruang sebagai penunjang koreografi secara virtual dalam bentuk film tari. Fokus bentuk disampaikan dengan menggunakan tipe tari dramatik dengan menguatkan suasana dalam setiap adegannya
Teori koreografi sebagai pijakan dalam penciptaan karya tari ini meliputi teori koreografi oleh Sal Murgiyanto, metode konstruksi oleh Jacqueline Smith, elemen dasar komposisi tari oleh La Meri, Konsep Imajinasi oleh Tedjoworo, teori ruang sebagai penunjang kegiatan oleh Nimopeono dan teori virtual sebagai produk karya oleh Werner. Hasil penciptaan tari yang relevan juga menjadi referensi mengenai konsep, teknik, dan penggunaan ruang untuk memperlihatkan bukti orisinalitas masing-masing karya tari.
Metode penciptaan sebagai cara untuk mendefinisikan masalah-masalah kajian dalam memperoleh data yang absah. Koreografer pada karya tari ini menggunakan metode Konstruksi I oleh Jacquiline Smith.Penyusunan konsep terdiri dari: tema, judul, sinopsis, teknik, gaya, unsur pendukung berupa (iringan, tata pentas dan cahaya, tata rias dan busana). Penyampaian karya tari melalui tipe dramatik yang erat kaitannya dengan desain dramatik menggunakan desain kerucut tunggal. Mode penyajian pada karya tari menggunakan mode penyajian representatif dan simbolis, serta proses kekaryaan dari rangsang awal hingga terciptanya karya tari dengan judul M(EMO).
Analisa dan deskripsi dari hasil karya tari M(EMO) yang pertama yaitu alur cerita campuran yang terdiri dari alur maju dan mundur. Adegan diawali dengan intro hingga adegan terakhir yang membentuk klimaks disalah satu adegannya. Tata rias pada karya tari ini dipilih untuk mendukung sajian karya tari berdasarkan kesesuaian garap tari dan pemilihan estetika dimata kamera agar mempertegas garis wajah serta karakter penari. Busana yang digunakan yaitu menggunakan tunik atau dress rayon bewarna hitam pada penari perempuan, dan pada penari laki-laki menggunakan kaos dalam hitam, kemeja army, celana spandek hitam. Setting yang digunakan yaitu meja rias, sofa coklat, meja dan kursi makan. Iringan musik dibuat dari software editing yang terdiri dari penggabungan jenis musik pentatonis dan diatonis. Karya ini sebagai koreografi virtual yang disajikan melalui film tari dengan tata lampu sebagai unsur pendukung yang mambangun suasana.
Koreografer mengatur berbagai motivasi yang diserasikan dengan tidak meninggalkan nilai keindahan seni yang lahir sebagai karya tari multi interpretatif sehingga dapat menginspirasi seluruh generasi bangsa bahwa kondisi pandemi sekarang ini tidak menjadi halangan untuk tetap berekspresi. Segala pemilihan estetika dalam karya tari ini dilakukan koreografer secara sadar sebagai upaya terbangunnya imajinasi dari penikmat karya ini. Karya ini mendapatkan sebuah temuan bahwa adanya hubungan antara tubuh dengan memori. Memori tidak semata-mata datang dalam suatu waktu, namun datang karena adanya suatu rangsangan terhadap tubuh manusia. Rangsangan itu berupa visual, sentuhan, suara, ataupun sesuatu yang mampu menggerakkan perasaan manusia. Tubuh selalu merekam kejadian apa saja yang telah dialami dalam diri seseorang, kemudian diproses oleh otak sehingga membentuk suatu memori. Memori merupakan proses selektif yang mengandung unsur penafsiran untuk dapat digunakan lebih baik atas apa saja yang telah dipelajari dan diingat untuk masa depan.
Imaginative memory is a form of one's delusion of recollecting past events. Delusion can occur when a person feels emotional energy from a room that holds many events in it. Space is something that is very close to humans, because humans always need space as a container to carry out various types of activities. The interaction between individuals and the space in their environment is an interesting thing to express into a new form of choreography. The uniqueness of the choreographer in this work is how the limited space in the house does not make the mindset narrow, but instead provides freedom in the imagination through the spaces in the house. The choreographer conveys the work of dance through two focuses, namely content focus and form focus. The focus of the content in this dance work is to reveal what memories have happened at home by using space as a virtual support for choreography in the form of a dance film. The focus of the form is conveyed by using a dramatic dance type that amplifies the atmosphere in each scene. The interest in conveying this work is that past events can provide a lesson that can be interpreted to live a better life in the future.
The theory of choreography as a foundation in the creation of this dance work includes choreography theory by Sal Murgiyanto, construction method by Jacqueline Smith, basic elements of dance composition by La Meri, Concept of Imagination by Tedjoworo, space theory to support activities by Nimopeono and virtual theory as a product of work by Werner. The relevant dance creation results also serve as a reference for concepts, techniques, and the use of space to show evidence of the originality of each dance work.
The creation method is a way of defining study problems in obtaining valid data. The choreographer in this dance work uses the Construction I method by Jacquiline Smith. The conceptual arrangement consists of: theme, title, synopsis, technique, style, supporting elements (accompaniment, stage and lighting, make-up and clothing). The delivery of dance works through dramatic types which are closely related to dramatic designs using a single cone design. The mode of presentation in dance works uses representative and symbolic presentation modes, as well as the work process from the initial stimulation to the creation of a dance work entitled M (EMO).
The analysis and description of the first M(EMO) dance work is a mixed storyline consisting of forward and backward strands. The scene begins with an intro to the last scene that forms a climax in one of the scenes. The make-up in this dance work was chosen to support the presentation of the dance work based on the suitability of the dance work and the aesthetic selection in the eyes of the camera in order to emphasize the facial lines and character of the dancer. The clothes used are black tunic or rayon dress on female dancers, and male dancers wear black undershirts, army shirts, black spandex pants. The settings used are dressing table, brown sofa, dining table and chairs. Musical accompaniment is made from editing software which consists of combining pentatonic and diatonic music types. This work is a virtual choreography that is presented through a dance film with lighting as a supporting element that builds the atmosphere.