ABSTRAK
Yuda, Anak Agung Ngurah Ade Dwi Putra ,
2021. Pengembangan Model
Manajemen Mobile Training untuk Meningkatkan Kualitas Hasil Diklat
Bagi Masyarakat Pesisir Jawa Timur Di
Politeknik Pelayaran Surabaya. Program Pascasarjana Universitas Negeri
Surabaya. Pembimbing: (I) Prof. Dr. BambangSuratman, M.Pd , dan (II) Prof. Dr. YatimRiyanto, M.Pd
Penelitian ini bertujuan untuk
mengembangkan model manajemen mobile
Training yang digunakan untuk
meningkatkan kualitas diklat bagi masyarakat pesisir Jawa Timur di Politeknik
Pelayaran Surabaya. Pengembangan ini menggunakan pendekatan manajemen operasional,
manajemen sumberdaya manusia, manajemen sarana, manajemen anggaran. Penelitian
pengembangan ini mengadaptasi model pengembangan Borg & Gall dengan
menggunakan 9 tahap pengembangan, meliputi analisis kebutuhan, perencanaan
pengembangan, pengembangan produk, uji tahap I, revisi prototipe, uji tahap II,
revisi prototipe, hasil akhir, diseminasi produk.
Penelitian ini memiliki subyek
penelitian yaitu 2 kelas peserta diklat dengan jumlah 48 orang yang diberikan pre test dan post test untuk didapatkan data hasil pemahaman sebelum dan sesudah pelatihan. Metode pengumpulan data yang digunakan yaitu observasi
partisipan, wawancara responden secara mendalam dan angket. Instrumen
penelitian mencakup lembar angket, lembar penilaian validasi, dan lembar
wawancara . Data
kemudian diolah dengan uji normalitas dan homogenitas, kemudian
dianalisis menggunakan uji-t untuk mengetahui perbedaan kondisi sebelum dan
sesudah mengikuti pelatihan. Untuk menganalisis hasil produk pengembangan maka
dilakukan analisis informasi awal, analisis validasi desain, analisis uji coba
skala kecil, analisis uji coba skala besar, analisis pengembangan produk.
Hasil penelitian pengembangan
menunjukkan: pertama, didapatkan model pengembangan manajemen operasional Mobile Training yang mencakup pra kegiatan, pelaksanaan
kegiatan dan pasca kegiatan Mobile Training . Manajemen operasional tersebut memiliki SOP
yang mampu mengarahkan kerja tim diklat keterampilan dasar dalam menjalankan
tugas. Kedua, manajemen sumberdaya manusia dengan pemilihan manajer program dan
manajer kurikulum yang dibantu dengan 6 (enam) divisi yang anggotanya dipilih
berdasarkan pengalaman kerja serta kedekatan lingkup unit kerja sehingga
memudahkan dalam koordinasi dan meningkatkan efektivitas kerja. Ketiga, manajemen sarana dengan mengedepankan kebutuhan
pelatihan serta inventarisir sarana yang dimiliki dan dibutuhkan, dengan dimulai dari skema perencanaan sarana dan
dilanjutkan pada pengadaan sarana bagi kebutuhan pelatihan. Keempat, manajemen anggaran didapatkan penghematan
dari pengurangan beban anggaran akomodasi bagi peserta diklat. Kelima, peningkatan kualitas pelatihan dengan
melihat keterlibatan damkar untuk AFF (advance
fire fighting ), kondisi dermaga yang sesuai dengan syarat pelatihan BST (Basic safety Training ) dan pengoperasian
beberapa peralatan pengiriman sinyal yang tidak bisa digunakan di dalam kampus
tetapi bisa dipakai di lokasi pelatihan.
Hasil berikutnya berdasarkan
hasil pre test dan post test terlihat ada perbedaan secara signifikan dengan
menggunakan uji-t dengan signifikansi sebesar 0,008, atau selang kepercayaan
data sebesar 99,92%. Peningkatan kualitas hasil diklat juga ditandai dengan
peningkatan kualitas output peserta, pemahaman peserta terkait materi pelatihan
BST (Basic Safety Training ), AFF (Advance Fire Fighting ) dan SAT (Security Awareness Training ).
Peningkatan ini dilihat dari peningkatan hasil rata-rata pre test yang semula
67,2, naik menjadi 77,4 pada rata-rata nilai post test.
Kata Kunci : manajemen anggaran, manajemen operasional, manajemen
SDM, manajemen sarana, model manajemen mobile Training,
peningkatan kualitas diklat