Komunikasi matematis memegang peranan penting dalam pembelajaran matematika. Melalui komunikasi, guru dapat menciptakan pembelajaran matematika yang komunikatif yang mendorong pada pengembangan pemahaman matematis siswa. Komunikasi matematis merupakan proses menyampaikan dan menerima ide atau pikiran matematis dalam proses pembelajaran. Namun, hasil observasi awal menunjukkan bahwa peran guru dalam mengembangkan komunikasi matematis dalam pembelajaran, masih sangat terbatas. Hal ini menginspirasi dilakukannya penelitian ini, yakni penelitian yang berkaitan dengan komunikasi matematis guru dalam proses pembelajaran. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan profil komunikasi matematis guru dalam proses pembelajaran ditinjau dari pengalaman mengajar.
Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif deskriptif. Subjek penelitian terdiri dari guru matematika sekolah menengah atas, sebanyak 2 orang. Subjek dipilih berdasarkan perbedaan pengalaman mengajar. Pengumpulan data dilakukan dengan melakukan observasi terhadap komunikasi matematis subjek dalam proses pembelajaran, yang dilanjutkan dengan wawancara berdasarkan hasil observasi. Observasi terhadap komunikasi matematis setiap subjek dilakukan pada dua kelas yang berbeda, akan tetapi memiliki karakteristik kemampuan matematika siswa yang hampir sama dan pada materi yang sama yaitu aturan sinus. Setelah melakukan observasi terhadap komunikasi matematis subjek dalam proses pembelajaran, dilakukan wawancara terhadap subjek berdasarkan hasil observasi di kelas, dengan tujuan untuk memverifikasi data hasil observasi di kelas serta untuk memperoleh informasi yang tidak diperoleh dari hasil observasi komunikasi dalam proses pembelajaran yang dikelola subjek. Data hasil penelitian dianalisis dengan mengacu pada aspek-aspek komunikasi matematis guru dalam proses pembelajaran yang telah ditetapkan melalui langkah transkip data, reduksi data, kategorisasi data, penyajian data, dan menarik kesimpulan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa komunikasi matematis guru senior dalam proses pembelajaran aturan sinus adalah: (1) Menjelaskan materi pembelajaran aturan sinus secara lengkap, lancar, akurat, sistematis, dan fokus; (2) Memberikan 2 tugas. Pada tugas pertama, siswa diberikan latihan untuk didiskusikan yaitu bagaimana mendapatkan aturan sinus. Tugas kedua berupa latihan soal bagaimana siswa dapat mengaplikasikan konsep yang telah didapat untuk menyelesaikan suatu permasalahan yang berkaitan. Tugas-tugas ini disampaikan dengan fokus pada tujuan pembelajaran dan disampaikan secara lengkap; (3) memperhatikan ungkapan-ungkapan verbal dan non verbal siswa yang menunjukkan respon siswa terhadap penjelasan guru atau kesulitan yang dihadapi siswa; (4) Memberikan respon (jawaban) terhadap kesulitan yang dihadapi siswa, secara lengkap, lancar dan akurat; dan (5) Memberikan respon terhadap ide atau strategi penyelesaian siswa, secara lengkap, yaitu memberikan koreksi dan kesimpulan dari presentasi yang telah berlangsung serta menegaskan hasil diskusi, mengajak semua siswa untuk menarik kesimpulan dari apa yang telah dipelajari, dan menjelaskan kembali kesimpulan yang telah bersama-sama disimpulkan. Informasi-informasi ini disamapikan secara lancar dan akurat,.
Komunikasi matematis guru pemula dalam proses pembelajaran pada materi aturan sinus adalah: (1) Menjelaskan materi pembelajaran aturan sinus secara akurat, sistematis, dan fokus. Akan tetapi kurang lengkap dan kurang lancar dalam menjelaskan materi pembelajaran, yaitu tanpa disertai contoh permasalahan dan tampak ragu-ragu ketika menyampaikan materi; (2) Memberikan 1 tugas. Tugas diberikan kepada siswa sebagai bentuk latihan siswa bagaimana menerapkan konsep yang telah diterima untuk menyelesaikan soal yang berkaitan. Tugas diberikan dengan tujuan untuk melatih siswa presentasi, mengkomunikasikannya kepada teman-temannya, dengan harapan siswa akan lebih memahami materi dan tahap-tahap penyelesaian soal dalam tugas yang sedang dibahas. Akan tetapi, pada proses pembelajaran tidak tampak adanya presentasi perwakilan kelompok. Tugas ini disampaikan dengan fokus pada tujuan pembelajaran dan disampaikan secara lengkap; (3) memperhatikan ungkapan-ungkapan verbal dan non verbal siswa yang menunjukkan respon siswa terhadap penjelasan guru atau kesulitan yang dihadapi siswa; (4) Memberikan respon (jawaban) terhadap kesulitan yang dihadapi siswa, secara lengkap, lancar dan akurat; (5) Memberikan respon terhadap ide atau strategi penyelesaian siswa, secara lengkap, yaitu memberikan koreksi dan membantu siswa untuk menghubungkan hasil pekerjaannya dengan pekerjaan temannya dan membantu membuat kesimpulan. Guru pemula membantu siswa membuat hubungan hasil pekerjaannya dengan pekerjaan temannya dengan cara menampilkan kunci jawaban soal terkait dan selanjutnya memberikan koreksi tahap demi tahap, koreksi tidak diberikan secara langsung terhadap hal-hal yang kurang tepat, akan tetapi siswa diberikan kesempatan terlebih dulu untuk berpikir, jika siswa masih belum dapat menemukan letak kesalahannya, maka akan diberikan penjelasan. Informasi-informasi ini disampaikan secara lancar dan akurat.
Mathematical communication plays an important role in mathematics learning. Through communication, teachers may create a communicative mathematics learning that encourages the development of students’ mathematical comprehension. Mathematical communication is a process to propose and receive mathematics ideas or thoughts in a learning process. However, the result of an observation showed that teachers’ role in developing mathematical communication in a learning process was still very limited. Therefore, it inspired this study to research things related to teachers’ mathematical communication in a learning process. The study aimed to describe teachers’ mathematical communication profile in a learning process in term of their teaching experiences.
This study is a qualitative-descriptive research with two high school mathematics teachers as the subject. They were selected based on their teaching experiences. The data collection was through an observation on their mathematical communication and through an observation-based interview. The observation was conducted in two different classes with similar characteristics on their students’ mathematics competences, particularly to sinus course. After having the observation of teachers’ mathematical communication in a learning process, an observation-based interview was conducted in classes. It aimed to verify the collected observation data. It was then analyzed by referring to the aspects of teachers’ mathematical communication during a learning process through several determined procedures including data transcription, data reduction, data categorization, and conclusion.
The result showed that the mathematical communication of a senior teacher in teaching sinus rules involved (1) describing the sinus course in complete, fluent, accurate, systematic, and focus manner; (2) providing two tasks. At the first task, students got an exercise to be discussed including how to get sinus rules. At the second task, it provided some exercises that made students apply the concept they had understood to complete a related problem. These tasks were all completely delivered by referring to the learning objectives; (3) taking into account every students’ verbal and non-verbal expression that showed their responses on either teachers’ explanation or students’ difficulties; (4) providing responses (i.e. answers) to students’ difficulties in complete, fluent, and accurate manner; and (5) providing responses to students’ ideas and strategies by giving correction and conclusion on the presentation they had made and clarifying the result of discussion, encouraging every students to make conclusion of what they had learned, and re-explaining the conclusion they had made. This information was presented in fluent and accurate way.
On the other hand, the mathematical communication of junior teacher during the learning process on sinus rules involved (1) describing the sinus course in accurate, systematic, and focus manner, yet less complete and less fluent as she did not provide any example of problem and seemed confused in delivering the material; (2) only providing one single task as the students’ exercise on how they apply the concept they had just learned to complete a related problem. It aimed to drill their skills in presentation by communicating to their friends in order to make them more understand on the material and stages of problem-solving of the task being discussed. On the process of learning, however, no group presentation was found. The task was delivered thoroughly and by focusing on the learning objectives; (3) taking into account every students’ verbal and non-verbal expression that showed their responses on either teachers’ explanation or students’ difficulties; (4) providing responses (i.e. answers) to students’ difficulties in complete, fluent, and accurate manner; and (5) providing responses to students’ ideas and strategies thoroughly by giving correcting and assisting them to connect their works with their friends’ and helping them to make conclusion. The junior teacher assisted the students to make connection on their works by showing the answer key of the related problem and then giving correction in stages (not simultaneously) by giving them chances to think. If they still could not find their mistakes, further explanation would be provided. This information was delivered in fluent and accurate way.