Phonological Interferences of Local Dialects in South Sulawesi in English Students Utterances
Interferensi Fonologi Dialek Lokal Sulawesi Selatan Dalam Tuturan Siswa Bahasa Inggris
Dialek lokal betul-betul mempengaruhi cara siswa berbicara bahasa Inggris. Baik secara dialek maupun aksen yang dihasilkan saat berbicara dalam proses pembelajaran kelas. Fakta bahwa siswa benar-benar menggunakan aksen saat berbicara dalam bahasa Inggris, memicu kesalahpahaman pada guru bahasa Inggris tentang standar bahasa Inggris mana yang harus digunakan. Oleh karena itu, penelitian ini diusulkan untuk mengidentifikasi interferensi dialek lokal di Sulawesi Selatan dalam oleh siswa saat berbicara bahasa Inggris. Subjek penelitian ini adalah mereka yang menempuh pendidikan di Universitas Muhammadiyah Makassar semester empat pada kelas Speaking 4. Untuk memenuhi tujuan tersebut, peneliti mengadopsi desain penelitian kualitatif, khususnya studi kasus dengan menyajikan laporan deskriptif penelitian yang lebih menyeluruh dalam rangka memberikan penjelasan yang lebih mendalam tentang fenomena bahasa Inggris lisan ketika beraksen.
Data dikumpulkan melalui analisis data berdasarkan observasi dan wawancara. Data menunjukkan bahwa hampir 50 persen dari peserta aktif menggunakan bahasa Bugis sebagai dialek lokal mereka. Oleh karena itu, mereka berbicara dan menyebarkan dialek dan aksen tersebut kepada teman-teman mereka bahkan guru. Desain kualitatif dalam penelitian ini dimaksudkan untuk memahami kondisi suatu konteks dengan mengacu pada gambaran yang rinci dan mendalam tentang potret kondisi dalam konteks yang alami (natural setting), tentang apa yang sebenarnya terjadi sesuai dengan apa yang ada di lapangan penelitian.
Hasil utama dari penelitian ini adalah, kesalahan yang dihasilkan oleh Siswa Bahasa Inggris dengan aksen Bugis di beberapa bidang fonem terjadi karena fonem-fonem tersebut tidak ada dalam bahasa pertama mereka, dalam hal ini dialek lokal mereka. Selain itu, partikel afiks mendominasi saat berkomunikasi. Hal ini juga menjadi jembatan bagi guru untuk menjelaskan secara jelas dan rinci arti dari apa yang dijelaskan dalam bahasa Inggris tetapi sulit untuk menemukan padanannya dalam bahasa Indonesia baku. Namun, komunikasi di dalam kelas sangat dipengaruhi oleh dialek lokal, namun disisi lain tidak menjadi halangan untuk terus belajar.
The local Dialect do influence the way the students speak English. It is both in dialect and accent produced while speaking in a classroom situation. The fact that students definitely put an accent in their speaking, triggered a misunderstanding in English teachers about which English standards are needed. Therefore, this research was proposed to identify the interferences of the local dialect in south Sulawesi in English students speaking. The subject of this research were those who have studied in Universitas Muhammadiyah Makassar as fourth semester in the class of Speaking 4. To meet the objective, the researcher adopted a qualitative research design, especially case study by presenting a more thorough research descriptive report in order to provide a more in-depth explanation of an accented spoken English phenomena.
The Data were gathered through data analysis based on observation and interview. Data shows that almost 50 percent of active participants are having Bugis as their local dialect and for that, they speak and spread that dialect and accent with their friends and even teachers. Qualitative design in this research was to understand the condition of a context by leading to a detailed and in-depth description of the portrait of conditions in a natural context (natural setting), about what actually happened according to what was in the field of study.
The main results of this research were, the errors which produced by the Bugis accented English Students in several areas of phonemes occurred because the phonemes which are not in their first language, in this case their local dialect. Other than that, particles of affixes dominate when communicating. This is also a bridge for the teacher to explain clearly and in detail the meaning of what is explained in English but it is difficult to find the equivalent in standard Indonesian. However, communication in the classroom is strongly influenced by local dialect, but on the other hand it does not become an obstacle to continuing to learn