ABSTRAK
Lastiningsih,
Netti. 2020. Konstruksi Leadership
Content Knowledge Kepala
Sekolah Menengah Pertama dalam Gerakan Literasi Sekolah (Studi Multi Kasus di
SMP Negeri 1 Sidoarjo dan SMP Muhammadiyah 1 Sidoarjo). Disertasi, Program Studi Manajemen
Pendidikan, Pascasarjana Universitas Negeri
Surabaya. Promotor: Prof. Dr. Yatim Riyanto, M. Pd. dan Kopromotor: Prof. Drs. Toho Cholik Mutohir,
M.A., Ph.D.
Kata-kata Kunci : leadership content knowledge , kepala
SMP, gerakan literasi sekolah
Kepala
Sekolah merupakan pemimpin formal yang memiliki pengetahuan manajermen dan kepemimpinan
untuk mengarahkan suatu program termasuk Gerakan Literasi Sekolah (GLS).
Pengetahuan tersebut bersifat praktis,
terpadu, dan kontekstual yang dinamakan Leadership
Content Knowledge atau pengetahuan kepemimpinan konten. Penelitian ini bertujuan untuk meng konstruksi Leadership Content Knowledge (LCK) Kepala Sekolah
terkait program GLS, mendeskripsikan persepsi Kepala Sekolah terhadap GLS
berdasar LCK, menganalisis faktor pendukung dan penghambat GLS,
dan merumuskan model strategi GLS berpandu dengan LCK yang kredibel.
Penelitian
kualitatif ini bersifat eksploratif dengan informan utama Kepala SMP Negeri 1
Sidoarjo dan Kepala SMP Muhammadiyah 1 Sidoarjo. Teknik pemilihannya
menggunakan purposive sampling dan snowball sampling untuk informan
pendukung. Pengumpulan data melalui wawancara mendalam semi terstruktur,
observasi partisipan, dan dokumentasi. Metode analisis data meliputi analisis
data kasus tunggal terdiri dari kondensasi data, pemaparan data, dan penarikan
kesimpulan, berikutnya analisis data lintas kasus. Pengujian keabsahan data
meliputi kredibilitas (p ersistent observation , triangulasi, member checks , peer debriefing , r eferential a dequency c hecks , negative case analysis ), dependabilitas,
konfirmabilitas, dan transferabilitas.
Hasil penelitian pertama
berupa konstruksi Leadership
Content Knowledge Kepala SMP dalam 0 GLS
yang menyatakan bahwa p engetahuan
kepemimpinan konten dalam GLS adalah pengetahuan Kepala
Sekolah tentang kepemimpinan, manajemen, dan GLS yang sinergis menjadi satu
kesatuan utuh atau terpadu dan saling menunjang untuk melaksanakan suatu
kegiatan GLS yang inovatif dan mencapai tujuan yang ditetapkan. Konsep
tersebut merupakan integrasi pengetahuan konten (GLS), pengetahuan kepemimpinan,
dan pengetahuan manajemen. GLS merupakan gerakan untuk
melakukan pembiasaan baca dan tulis dengan mengkolaborasikan keenam literasi untuk memperkuat penumbuhan budi
pekerti di
sekolah di dalam pembelajaran maupun di luar pembelajaran. Kepala Sekolah
adalah seorang pemimpin masa depan yang memiliki pengetahuan terhadap konten
GLS, kompetensi kepribadian, kompetensi manajerial, kompetensi sosial,
kompetensi supervisi, dan kompetensi melakukan perubahan untuk mencapai tujuan
sesuai visi dan misi sekolah. Pengetahuan manajemen dalam mengelola dan mengembangkan
program kegiatan sekolah termasuk GLS diawali dengan cara melakukan analisis
kebutuhan atau evaluasi program sebelumnya berdasarkan visi dan misi, membuat
perencanaan dengan pembentukan tim yang kompeten, solid, kreatif, dan inovatif,
mengorganisasikan, mengarahkan semua warga sekolah, melaksanakan, melakukan
supervisi, dan mengevaluasi kegiatan untuk tindak lanjut mencapai tujuan yang
ditetapkan.
Hasil penelitian
kedua merupakan persepsi Kepala Sekolah terhadap GLS berdasarkan LCK yang
menunjukkan perbedaan yang dipengaruhi pengetahuan konten dari GLS, pengetahuan
kepempimpinan, pengetahuan manajemen, dan Leadership
Content Knowledge . Misal, Kepala SMP Negeri 1 Sidoarjo memandang GLS merupakan
implementasi program pemerintah untuk meningkatkan kemampuan membaca dan
menulis siswa dan upaya meningkatkan pembudayaan gemar membaca. Kepala SMP
Muhammadiyah 1 Sidoarjo mengatakan GLS merupakan program sekolah yang menyatu
utuh dengan kegiatan lain dan bukan hanya sekedar literasi baca tulis, tetapi
adanya kombinasi antarliterasi. Persepsi Kepala SMP Negeri 1 Sidoarjo tentang
GLS yang efektif adalah GLS yang bertujuan pada proses pembelajaran, yaitu cara
belajar literasi untuk pemahaman, penerapan dan kreativitas siswa, setelah
mempelajari literatur tersebut. Persepsi Kepala SMP Muhammadiyah 1 Sidoarjo
tentang GLS yang efektif adalah GLS dapat mengeksplorasi bakat dan keunikan siswa
dan warga sekolah lainnya, serta mengembangkan kecerdasan majemuk siswa. Kepala
SMP Negeri 1 Sidoarjo mempersepsikan sekolah yang baik dalam GLS dengan
kriteria GLS sesuai dengan PERMENDIKBUD jika literasi menjadi budaya siswa dan
siswa mampu membaca literatur dengan efektif dan efisien, serta menjadi
keterampilan hidupnya (life skills ). Kepala
SMP Muhammadiyah 1 Sidoarjo menganggap sekolah yang dianggap baik dalam GLS
karena GLS yang dilakukan sudah menerapkan 6 gerakan literasi dasar. Kepala SMP
Negeri 1 Sidoarjo cenderung menonjolkan pengetahuan manajemen dan kontennya.
Sedangkan Kepala SMP Muhammadiyah 1 Sidoarjo cenderung menekankan pengetahuan
kepemimpinan dan manajemen.
Hasil penelitian
ketiga mendeskripsikan faktor internal yang mendukung LCK adalah pengetahuan terhadap substansi,
kepemimpinan, kompetensi kepribadian, kompetensi manajerial, kompetensi sosial,
kompetensi kewirausahaan, kompetensi supervisi dan faktor eksternal adalah
sumber daya manusia di sekolah, fasilitas berupa sarana dan prasarana
pendukung, dan budaya organisasi.
Hasil penelitian
keempat mendeskripsikan faktor yang menghambat LCK, yaitu kurangnya
pengembangan profesionalisme guru, pengetahuan kepribadian belum optimal,
kompetensi sosial dan kepekaan terhadap orientasi orang lain dari Kepala Sekolah
terhadap guru, siswa, dan warga sekolah lain belum dikembangkan, dan kompetensi
manajerial, kewirausahaan, keterampilan konseptual kurang terpadu, dan
kompetensi manajerial dan keterampilan teknis belum optimal.
Hasil penelitian kelima berupa model strategi GLS yang efektif, yaitu gerakan yang
dikembangkan dengan sistem keterbukaan dan pelibatan semua elemen sekolah dan
pihak lain yang terkait didasarkan dari
kompetensi unggul Kepala Sekolah untuk
mengembangkan program-program yang kreatif dan inovatif yang diawali
dengan analisis kebutuhan, perencanaan, pembentukan tim, penyusunan program, pelaksanaan
program, monitoring dan evaluasi, serta tindak lanjut untuk mencapai tujuan GLS.
Hasil penelitian ini berupa k onsep LCK yang memberikan panduan pengetahuan
kepemimpinan dan manajemen tidak lepas dari konten yang kontekstual dan
dikaitkan dengan aspek-aspek praktis dari Kepala Sekolah. Implikasi teoritis
hasil pengetahuan Kepala Sekolah perlu diintegrasikan untuk merencanakan suatu
program-program sesuai konteks sekolah dan kondisi sekolah seperti sarana dan
prasarana. Rekomendasinya LCK Kepala Sekolah dapat digunakan atau menjadi
kriteria penentuan atau pemilihan seorang Kepala Sekolah di dinas pendidikan
kota/kabupaten. Kepala Sekolah atau guru calon Kepala Sekolah perlu mempelajari
pengetahuan kepemimpinan dan manajemen yang integratif dengan suatu program
yang ditetapkan pemerintah. Selain itu, Kepala Sekolah dapat menerapkan model
strategi pengembangan GLS atau menerapkan untuk konten program lainnya.