ABSTRAK
BATIK DI SANGGAR ALAM BATIK DESA GUNTING KECAMATAN SUKOREJO KABUPATEN PASURUAN
Nama : Luluk Farida
NIM : 14020124035
Program Studi : S-1
Jurusan : Pendidikan Seni Rupa
Fakultas : Bahasa dan Seni
Nama Lembaga : Universitas Negeri Surabaya
Pembimbing : Drs. Muhajir, M. Si
Tahun : 2019
Ferry Sugeng Santoso adalah salah satu pengrajin batik Pasuruan pemilik Sanggar Alam Batik yang terletak di desa Gunting, Kecamatan Sukorejo. Batik yang terdapat di Sanggar Alam Batik memiliki ciri khas tersendiri yaitu dengan menggunakan bahan pewarna alami. Tujuan dalam penelitian ini adalah : (1) Menjelaskan dan mendeskripsikan perwujudan motif batik yang dihasilkan Sanggar Alam Batik. (2) Menjelaskan dan mendeskripsikan pewarnaan motif batik yang dihasilkan Sanggar Alam Batik. (3) Menjelaskan dan mendeskripsikan makna motif batik yang dihasilkan Sanggar Alam Batik. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang dijelaskan secara deskriptif. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan observasi, Wawancara dan dokumentasi serta menggunakan trianggulasi data untuk mendapatkan data yang valid. Hasil penelitian pada motif batik yang dihasilkan Sanggar Alam Batik terdapat 13 motif batik yaitu : Motif Kesampurna, Sarana Raharja, Godhong Lompong, Sri Rejeki, Cattleya, Teratai, Winter, Sekar Tanah Layu, Pakrida, Wiyosingredi, Jati Asih, Daun Sedap Malam, Ron Raharja. Perwujudan motif batik di Sanggar Alam Batik merupakan motif flora dan fauna. Isen-isen yang terdapat pada motif batik sebagian besar adalah cecek dan galaran. Pewarnaan motif batik di Sanggar Alam Batik adalah indigofera, bixa orellana, kulit kayu mahoni, secang, kulit kayu nangka, daun mangga, daun ketapang, kayu tegeran. Makna yang terdapat pada motif batik di Sanggar Alam Batik adalah motif kesampurna yang mempunyai makna pusat utama kesempurnaan, sarana raharja mempunyai makna kemakmuran, godhong lompong mempunyai makna semakin tua semakin berjaya, sri rejeki mempunyai makna berjaya, cattleya mempunyai makna kerinduan yang mendalam, Teratai mempunyai makna dapat mengatasi segala sesuatu, winter mempunyai makna musim, sekar tanah layu mempunyai makna tidak pernah layu, pakrida mempunyai makna ketulusan, wiyosingredi mempunyai makna kasih sayang, jati asih mempunyai makna welas asih, ron raharja mempunyai makna dapat bekerja dua kali sekaligus dalam waktu bersamaan, daun sedap malam mempunyai makna dapat bekerja dua kali sekaligus dalam waktu yang bersamaan.
Kata kunci : Batik Sanggar Alam, perwujudan, pewarna alami, makna.
ABSTRACT
ALAM BATIK STUDIO IN GUNTING VILLAGE, SUB DISTRICT SUKOREJO, DISTRICT PASURUAN
Name : Luluk Farida
Reg. Number : 14020124035
Study Program : Bachelor Degree
Major : Fine Arts Education
Faculty : Languages and Arts
Name of Institution: State University of Surabaya
Advisor : Drs. Muhajir, M. Si
Year : 2019
Ferry Sugeng Santoso was one of Batik craftmen who owns Alam Batik studio located in Gunting village, sub district Sukorejo. The special characters of such studio were using natural coloring material and original motif of natural resources. The purposes of this thesis were (1) to explain and describe the embodiment of batik motifs produced by Alam Batik studio; (2) to explain and describe the batik motifs coloring made by Alam Batik studio; (3) to explain and describe the meanings of each batik motif created by Alam Batik studio. The researcher used qualitative approach that by then explained descriptively. The data were collected through observation, interview, documentation as well as trianguilation in order to get more valid data. The results of this research showed that there were thirteen batik motifs to be exact: Kesampurna, Sarana Raharja, Godhong Lompong, Sri Rejeki, Cattleya, Padma, Winter, Sekar Tanah Layu, Pakrida, Wiyosingredi, Jati Asih, Daun Sedap Malam, Ron Raharja motifs. The embodiment motifs of Alam Batik studio were flora and fauna motifs.. The style used in such motifs was mostly cecek and galaran. The coloring process of the batik encompassed indigofera, bixa orellana, mahogany bark, secang, jackfruit bark, indigofera, mango leaves, ketapang leaves, and tegeran woods. The researcher also found that the meanings of batik motif were firstly Perfection motif that was by meant the main center of perfection, while sarana raharja motif described prosperity. Godhong Lompong means the older the more victorious whereas Sri Rejeki told about wealth. Then, Cattleya means deeply longing and Padma described one certain ability to cope with everything. Winter means season, Sekar Tanah Layu explain continuously fertile. Pakrida means sincerity while Wiyosingredi means affection. Ron Raharja explains an ability to work twice in the same time and Tuberose flowers means an ability to work twice in the same time.
Keyword : Alam Batik Studio, Embodiment, natural coloring, sense.