PENGARUH MEDIA PENDINGIN TERHADAP KEKUATAN IMPACT DAN STRUKTUR MIKRO HASIL PENGELASAN ALUMINIUM 5083 DENGAN LAS TIG
THE EFFECT OF COOLING MEDIUM ON IMPACT ENERGY AND MICRO STRUCTURE OF ALUMINUM 5083 WELD WITH TIG WELDING
Perkembangan teknologi di zaman sekarang sudah sangat maju salah satunya di bidang transportasi. Transportasi terdapat bermacam-macam jenis, transportasi darat, laut dan udara. Transportasi udara atau laut sering digunakan di Indonesia karena mobilitas manusia serta efektifan waktu. Pada proses pembuatan kapal laut dan pesawat tidak terlepas dari penyambungan logam (pengelasan) itu sendiri. Pengelasan mempunyai keunggulan tersendiri dibandingkan sambungan lain karena sambungan las relatif kuat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh nilai kekuatan impak dan perbedaan struktur mikro hasil pengelasan aluminium 5083 dengan proses TIG menggunakan variasi media pendingin air, air laut, oli, dan coolant.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian one-shot study case dikarenakan membandingkan antar media pendingin dan media pendingin yang digunakan adalah air, air laut, oli, dan, coolant. Dalam proses pembuatan dan penyambungan logam pendinginan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan setelah melakukan treatment pada logam, untuk mengembalikan kekuatan logam diperlukan media pendingin yang tepat. Hal ini ialah media pendingin air laut, air tawar, oli, dan coolant.
Media pendingin air laut menjadi yang terbaik didalam penelitian dengan Hasil nilai kekuatan impak dengan nilai 0.2214 J/mm2, untuk nilai kekuatan terendah pada media pendingin oli 0.1235 J/mm2. Hal ini dikarenakan air laut memiliki nilai konduktifitas termal lebih besar dari pada oli sehingga laju pendinginan air laut lebih cepat jika dibandingkan dengan oli. Untuk foto mikro sendiri ada perbedaan hasil foto pada weld metal setiap media pendingin. Pada daerah sambungan media pendingin air laut membentuk fase dendrit dengan sempurna selain itu ukuran-ukuran pada butir terlihat lebih kecil dan rapat dibandingkan dengan yang lainnya. Berbeda dengan media pendingin oli dan coolant, pembentukan butir-butir tidak sempurna, dimana mengurangi kekuatan impaknya.
Evolution of technology in this time is already advanced, one of which is in transportation sector. The transportation have many kind, land transportation, water, and air. Air or sea transportation is often used in Indonesia because of human mobility and time effectiveness. In the process of building ships and aircraft, it cannot be separated from the metal joining (welding) itself. Welding has own advantages over other joints because the welded joint is relative strong. The purpose of this research was to determine the value of the impact strength and to differentiate the microstructure of the 5083 aluminum welding results with the TIG process using variations of water, sea water, oil, and coolant cooling medium.
This study uses one-shot study case research method because it compares between cooling media and cooling media used is water, sea water, oil, and, coolant. In the process of making and connecting the cooling metal is an inseparable part after treatment on the metal, to restore the strength of the metal is required the right cooling media. This is the cooling medium of sea water, fresh water, oil, and coolant
Sea water cooling media became the best in the study with impact strength value result with a value of 0.2214 J/mm2, for the lowest strength value in oil cooling media 0.1235 J/mm2. This is because sea water has a greater thermal conductivity value than oil so the cooling rate of sea water is faster when compared to oil. For micro photos themselves there is a difference in the results of photos on the weld metal of each cooling medium. In the connection area of the sea water cooling media forms a perfect dendrites phase in addition to the sizes on the grain looks smaller and tighter compared to others. Unlike oil coolant and coolant media, grain formation is imperfect, which reduces its impact strength.