Analisis Perbandingan Efisiensi Bank Di Indonesia, Amerika Serikat, Dan Tiongkok Dengan Pendekatan Data Envelope Analysis

Comparative Analysis Of Bank Efficiency In Indonesia, United States, And China Data Envelope Analysis Approach

Pesatnya kemajuan teknologi telah memberikan dampak signifikan terhadap sektor keuangan, mendorong digitalisasi perbankan, khususnya pasca-COVID-19. Penelitian ini menganalisis efisiensi perbankan di Indonesia, Amerika Serikat (AS), dan Tiongkok pada tahun 2019–2023 dengan menggunakan metode Data Envelopment Analysis (DEA). Hasil penelitian menunjukkan bahwa bank-bank Amerika mempertahankan efisiensi tertinggi dan paling stabil (rata-rata 0,99), diikuti oleh Tiongkok dengan tren positif (rata-rata 0,98), dan Indonesia dengan efisiensi stabil namun sedikit lebih rendah (rata-rata 0,97). Temuan-temuan utama menyoroti stabilitas efisiensi AS, tren peningkatan di Tiongkok, dan tantangan manajemen risiko kredit di Indonesia. Rekomendasinya mencakup peningkatan manajemen risiko di Indonesia, mempertahankan efisiensi di AS, dan meningkatkan efisiensi biaya di Tiongkok.

The rapid advancement of technology has significantly influenced the financial sector, driving the digitalization of banking, especially post-COVID-19. This study analyzes banking efficiency in Indonesia, the United States (US), and China from 2019–2023 using the Data Envelopment Analysis (DEA) method. Results reveal that US banks maintain the highest and most stable efficiency (average 0.99), followed by China with a positive trend (average 0.98), and Indonesia with stable but slightly lower efficiency (average 0.97). Key findings highlight US efficiency stability, China’s upward trend, and Indonesia’s credit risk management challenges. Recommendations include enhancing risk management in Indonesia, sustaining efficiency in the US, and improving cost efficiency in China.