Tokoh celeng dalam pertunjukan jaranan merupakan penggambaran babi hutan yang ganas, perusak dan pemakan tanaman tani. Pada umumnya ditarikan oleh laki-laki namun kini marak ditarikan oleh perempuan. Salah satu paguyuban yang menampilkan perempuan sebagai penari celeng adalah Manggolo Cahyo Mudo atau biasa disebut dengan MCM. Terkait dengan perempuan sebagai penari celeng tersebut mempunyai banyak peran. Hal-hal tersebut mendorong peneliti untuk meneliti lebih lanjut mengenai peranan perempuan sebagai penari celeng dalam pertunjukan Jaranan Manggolo Cahyo Mudo di Kabupaten Kediri Di Kabupaten Kediri. Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu: (1) Bagaimana asal-usul penari celeng putri dalam pertunjukan jaranan MCM?, (2) Bagaimana peranan perempuan sebagai penari celeng dalam pertunjukan jaranan MCM?, (3) Bagaimana fungsi penari celeng putri dalam pertunjukan jaranan MCM?
Ketiga rumusan masalah tersebut dikaji dengan teori mengenai peranan, fungsi dan teori perempuan atau gender. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan jenis deskriptif. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi, wawancara, dan dokumentasi dengan teknik analisis data berupa analisis sebelum di lapangan serta analisis data dilapangan dengan model Miles dan Huberman.
Hasil penelitian dan pembahasan menunjukan bahwa MCM menampilkan perempuan sebagai penari celeng dengan tujuan untuk kiat bisnis, inovasi, serta kreasi pertunjukan agar tidak terkesan membosankan. Peranan perempuan sebagai penari celeng ditinjau dari segi eksistensi terbagi menjadi 3 yaitu sebagai daya tarik penonton jaranan, sebagai peningkat daya jual paguyuban dan sebagai peningkat kualitas dari pertunjukan jaranan. Peran sebagai daya tarik penonton menjadi fokus dengan dapat menarik animo masyarakat. Peran daya jual artinya dapat meningkatkan komoditas paguyuban. Peran peningkat kualitas yaitu dengan menjadikan pertunjukan jaranan lebih menarik melalui komponen sajian tari celeng. Meski demikian ada juga yang memandang perempuan pada peningkatan komersial saja. Fungsi tari celeng yaitu sebagai ungkapan pribadi, sebagai presentasi estetis, sebagai komoditas, ajang gengsi dan eksistensi dari suatu paguyuban jaranan.
Simpulan bahwa perempuan sebagai penari celeng memiliki peranan yang sangat kuat dalam pertunjukan Jaranan Manggolo Cahyo Mudo. Perempuan memiliki kontribusi dan manfaat yang dapat membangun eksistensi dari sebuah paguyuban.
Celeng figure in Indonesian Traditional Dance Jaranan, is a depiction of a vicious wild boar, a destroyer and an eater of agricultural crops. In general, this role are performed by men, but now is lively performed by women too. One traditional Jaranan group that featured women as Celeng dancer is Manggolo Cahyo Mudo (MCM). Women as Celeng dancers have many roles. Researcher was encouraged to discuss more about the role of Celeng dancers by women in Manggolo Cahyo Mudo (MCM) group in Kabupaten Kediri. The following formulation of the problem in this study are: (1) How was the origin of women as Celeng dancer in the MCM Jaranan group? (2) What are the roles of women as Celeng dancers in the MCM Jaranan group? (3) What is the function of the princess boar dancer in the MCM Jaranan group?
The three problem formulations are reviewed with theories about the role, function, and theory of women, or known as gender. The method used in this study is qualitative descriptive. Data collecting techniques used were observation, interviews, and documentation with data analysis techniques consisting of prior analysis in the field and data analysis using Miles and Huberman's model.
The results of the research and discussion show that MCM presents women as Celeng dancers with the aim of business tips, innovations, and use creations so the shows are not considered boring for the community. The role of women as Celeng dancers in terms of existence is divided into 3, namely the attractiveness to Jaranan audiences, as an increase in the selling power of the community, and as a quality enhancer from the appearance of Jaranan. Women Celeng dancer as the attraction to jaranan audience has becomes the main focus by being able to attract the interest of the community. The selling power means increasing group’s commodity. Quality enhancing role means making Jaranan more interesting through the components of Women Celeng dancers. However, there are also those who think that women are only for commercial purpose. The function of Celeng dance are as a personal expressions, as an aesthetic presentation, as a competition, an arena of prestige and existence of a Jaranan community.
We can conclude that women as Celeng dancers have a very strong role in Manggolo Cahyo Mudo Jaranan group. Women have contributions and benefits that can build the existence of the community.