Konstruksi Masyarakat Kota Madiun Tentang Kekerasan Anak Selama Pandemi Covid-19

Madiun Community Construction About Child Violence During the Covid-19 Pandemic

Kekerasan anak merupakan salah satu permasalahan sosial di Indonesia yang sulit untuk ditangani sehingga ketika covid-19 berdasarkan data Simfoni PPA tingkat kekerasan anak di Indonesia mencapai 3.314. Kasus kekerasan anak menyebar di seluruh wilayah Indonesia, salah satunya yaitu Kota Madiun. Berdasarkan data laporan kasus di pusat pelayanan terpadu (PPT) bidang P3A jumlah kasus kekerasan anak KDRT dan non KDRT pada bulan Januari sampai Desember 2020 mencapai 10 kasus. Banyaknya kasus kekerasan anak yang terjadi saat ini membuktikan bahwa masih ada masyarakat yang belum paham mengenai kekerasan pada anak. Selain itu masih banyak orang tua yang memiliki anggapan bahwa jika tidak diberi ketegasan secara fisik maupun verbal, anak sulit untuk dikendalikan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan perspektif teori Konstruksi Sosial oleh Peter L. Berger. Hasil dari penelitian ini membuktikan bahwa kekerasan anak selama pandemic covid-19 terjadi karena adanya perubahan kehidupan yang membuat masyarakat tertekan sehingga melampiaskan kekesalan pada anak. Masyarakat mengetahui bahwa kekerasan anak tidak boleh dilakukan. Pemahaman yang mereka miliki berasal dari interaksi sosial yaitu sosialisasi keluarga, ilmu agama, dan konstruksi budaya. Setelah melalui tiga tahap simulatan eksternalisasi, objektivasi dan internalisasi pada akhirnya masyarakat menentukan sendiri pilihannya dalam mendidik anak selama pandemi covid-19. Masyarakat ada yang memilih mendidik anak menggunakan kekerasan dan ada yang tidak.

Kata Kunci: Konstruksi Sosial, Kekerasan Anak, Pandemi Covid-19

Child violence is one of the social problems in Indonesia that is difficult to handle, so that when COVID-19, based on the PPA Symphony data, the level of child violence in Indonesia reached 3,314. Cases of child violence spread throughout Indonesia, one of which is Madiun City. Based on case report data at the Integrated Service Center (PPT) in the P3A sector, the number of cases of child domestic violence and non-domestic violence from January to December 2020 reached 10 cases. The number of cases of child violence that is happening today proves that there are still people who do not understand about violence against children. In addition, there are still many parents who have the assumption that if they are not given physical and verbal firmness, children are difficult to control. This study uses a qualitative method with the perspective of Social Construction theory by Peter L. Berger. The results of this study prove that child abuse during the covid-19 pandemic occurs because of changes in life that make people depressed so that they vent their frustration on children. The community knows that child abuse should not be carried out. Their understanding comes from social interactions, namely family socialization, religious knowledge, and cultural construction. After going through three simultaneous stages of externalization, objectification and internalization, the community finally made their own choices in educating children during the COVID-19 pandemic. There are people who choose to educate children using violence and some do not.

Keywords: Social Construction, Child Violence, Covid-19 Pandemic