Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan perangkat pembelajaran model Orientasi IPA (orientasi masalah, representasi masalah investigasi, presentasi, analisis dan tindak lanjut) dengan laboratorium inkuiri yang valid, praktis, dan efektif untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa. Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan empat tahap dari model 4-D. Desain uji coba perangkat pembelajaran menggunakan model one group pre-test dan post-test design. Data penelitian diperoleh melalui metode validasi isi dan konstruk (RPP, BAS, LKS dan tes keterampilan berpikir kritis), observasi, tes dan angket. Analisis data menggunakan percentage of agreement, uji wilcoxon, N-gain, dan uji Kruscall Wallis. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa: 1) validitas perangkat pembelajaran meliputi RPP berkategori valid, BAS berkategori valid sampai sangat valid, LKS berkategori sangat valid, tes keterampilan berpikir kritis berkategori valid. 2) kepraktisan perangkat pembelajaran yang meliputi keterlakasanaan RPP pada uji coba berkategori sangat baik, kendala yang ditemukan selama pembelajaran dapat diatasi. 3) keefektifan perangkat pembelajaran meliputi aktivitas siswa berkategori sangat baik, peningkatan keterampilan berpikir kritis pada ketiga kelas yang signifikan pada taraf signifikansi 5% dengan N-gain berkategori tinggi dan pada ketiga kelas tidak berbeda selama menggunakan model Orientasi IPA dengan laboratorium inkuiri, respon siswa berkategori sangat baik. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan disimpulkan bahwa perangkat pembelajaran model Orientasi IPA dengan laboratorium inkuiri yang dikembangkan layak (valid, praktis dan efektif) digunakan untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa.Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan perangkat pembelajaran model Orientasi IPA (orientasi masalah, representasi masalah investigasi, presentasi, analisis dan tindak lanjut) dengan laboratorium inkuiri yang valid, praktis, dan efektif untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa. Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan empat tahap dari model 4-D. Desain uji coba perangkat pembelajaran menggunakan model one group pre-test dan post-test design. Data penelitian diperoleh melalui metode validasi isi dan konstruk (RPP, BAS, LKS dan tes keterampilan berpikir kritis), observasi, tes dan angket. Analisis data menggunakan percentage of agreement, uji wilcoxon, N-gain, dan uji Kruscall Wallis. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa: 1) validitas perangkat pembelajaran meliputi RPP berkategori valid, BAS berkategori valid sampai sangat valid, LKS berkategori sangat valid, tes keterampilan berpikir kritis berkategori valid. 2) kepraktisan perangkat pembelajaran yang meliputi keterlakasanaan RPP pada uji coba berkategori sangat baik, kendala yang ditemukan selama pembelajaran dapat diatasi. 3) keefektifan perangkat pembelajaran meliputi aktivitas siswa berkategori sangat baik, peningkatan keterampilan berpikir kritis pada ketiga kelas yang signifikan pada taraf signifikansi 5% dengan N-gain berkategori tinggi dan pada ketiga kelas tidak berbeda selama menggunakan model Orientasi IPA dengan laboratorium inkuiri, respon siswa berkategori sangat baik. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan disimpulkan bahwa perangkat pembelajaran model Orientasi IPA dengan laboratorium inkuiri yang dikembangkan layak (valid, praktis dan efektif) digunakan untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa.
This study aims to produce phisics learning material for the Orientasi IPA model (problem orientation, representation of problem investigations, presentations, analysis and follow-up) with inquiry laboratories that are valid, practical, and effective for improving students' critical thinking skills. This research was carried out using three stages of the 4-D model. The design of the learning device trial uses the one group pretest-posttest design model. The research data was obtained through the content and construct validation method (RPP, BAS, LKS and tests of critical thinking skills), observation, tests and questionnaires. Data analysis uses percentage of agreement, Wilcoxon test, N-gain, and Kruscal Wallis test. Data obtained from the research are 1) validity of the developed tools which include valid category RPP with 93% percentage of agreement, BAS categorized as valid with percentage of agreement 88%, LKS categorized as very valid with a percentage of agreement 95%, the test of critical thinking skills is categorized as valid with a percentage of agreement 91%. 2) the practicality of learning which includes the harm of the RPP in the category 1 trial is very good, the obstacles found during learning can be overcome. 3) the effectiveness developed includes the activities of students categorized very well, there is an increase in critical thinking skills in both classes that are significant at the 5% significance level with N-gain high category and in both classes not different as long as using the Orientasi IPA model with inquiry laboratory, student responses very good category. Based on the results of the analysis and discussion it was concluded that the learning tool of the Orientasi IPA model with the inquiry laboratory that was developed was valid, practical and effective was used to improve students' critical thinking skills.