Nahdlatut Tujjar: Aktivitas Perdagangan Umat Islam Awal Abad Ke-20 (1918-1926)
Terbentuknya Nahdlatut Tujjar pada tahun 1918 menandai dimulainya aktivitas perdagangan umat Islam di kalangan ulama dan saudagar di Jawa Timur pada awal abad ke-20. Penelitian ini memiliki tiga permasalahan mengenai, (1) Bagaimana latar belakang lahirnya Nahdlatut Tujjar pada awal abad ke-20? (2) Bagaimana aktivitas perdagangan Nahdlatut Tujjar di jalur segitiga emas yang meliputi Surabaya, Kediri, dan Jombang? (3) Bagaimana pengaruh Nahdlatut Tujjar terhadap revitalisasi dan spirit yang diwariskan terhadap umat Islam? Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dari sumber-sumber perpustakaan (Library Research) untuk menemukan informasi sejarah mengenai aktivitas perdagangan Nahdlatut Tujjar di jalur segitiga emas yang meliputi Surabaya, Kediri, dan Jombang pada awal abad ke-20 (1918-1926). Penelitian ini menggunakan metode penelitian sejarah dengan memperoleh sumber sejarah yang relevan, melalui kritik sumber sejarah, melakukan interpretasi sumber sejarah, dan ditulis kembali dalam historiografi menggunakan analisis dan deskripsi fakta-fakta sejarah yang relevan dengan topik penelitian secara faktual dan kronologis.
Nahdlatut Tujjar terbentuk sebagai tanggapan terhadap kekuatan ekonomi kalangan Islam modernis dan eksploitasi sumber daya ekonomi dari penjajahan Belanda. Nahdlatut Tujjar bertujuan untuk memberdayakan para pedagang umat Islam dan mendorong kemandirian ekonomi. Didirikan terutama oleh KH. Abdul Wahab Chasbullah dan dipimpin oleh KH. Hasyim Asy'ari, organisasi ini memfasilitasi perdagangan di "segitiga emas" yang terdiri dari Surabaya, Kediri, dan Jombang. Dengan membentuk Syirkatul 'Inan, sebuah perusahaan sejenis koperasi, Nahdlatut Tujjar berupaya mengintegrasikan ajaran Islam ke dalam perdagangan pertanian, memperkuat kegiatan sosial-ekonomi dan mendorong upaya keagamaan dan pendidikan dalam komunitas Muslim. Meski hanya berdiri selama delapan tahun, Nahdlatut Tujjar merupakan contoh sebuah gerakan penting yang memadukan kemandirian ekonomi dengan prinsip-prinsip Islam, yang tercermin dalam landskap sosial dan politik di Indonesia pada awal abad ke-20.
Kata Kunci: Nahdlatut Tujjar, Peradangan Umat Islam, Segitiga Emas
The formation of Nahdlatut Tujjar in 1918 marked the start of Muslim trade Activities among ulama and merchants in East Java at the beginning of the 20th Century. This research has three problems regarding, (1) What is the background to the birth of Nahdlatut Tujjar ar the beginning of the 20th Century? (2) How are Nahdlatut Tujjar's trading activities in the golden triangle router which includes Surabaya, Kediri, and Jombang? (3) What is the influence of Nahdlatut Tujjar on the revitalization and spirit passed on to Muslims? This research used qualitative methods from library sources (Library Research) to find historical information regarding Nahdlatut Tujjar trading activities on the golden triangle router which covered the Surabaya, Kediri, and Jombang area in the early 20th Century (1918-1926). This research used historical research methods by obtaining relevant historical sources, through criticizing historical sources, interpreting historical sources, and rewriting them in historiography using analysis and description of historical facts that are factually and chronologically relevant to the research topic.
Nahdlatut Tujjar was formed as a response to the economic power of modernist Islam and the exploitation of economic resources from Dutch colonialism. Nahdlatut Tujjar aims to empower Muslim traders and encourage economic independence. Founder mainly by KH. Abdul Wahab Chasbullah and led by KH. Hasyim Asy'ari, this organization facilitates trade in the "golden triangle" consisting of Surabaya, Kediri, and Jombang. By forming Syirkatul 'Inan, a cooperative-type company, Nahdlatut Tujjar sought to integrated Islamic theacings into agricultural trade, strengthen socio-economic activities and encourage religius and educational efforts within in the Muslim community. Although in only existed for eight years, Nahdlatut Tujjar is an example of an important movement that combined economic independence with Islamic principles, which was reflected in the social and political landscape In Indonesia at the beginning of the 20th Century.
Keywords: Nahdlatut Tujjar, Muslim Trade, Golden Triangle