Variasi Ciri Morfologi Dan Viabilitas Serbuk Sari Kultivar Tanaman Kembang Sepatu (Hibiscus rosa-sinensis)

Pollen Morphology and Pollen Viability Analysis Variations from Hibiscus rosa-sinensis Cultivars

Hibiscus rosa-sinensis atau yang biasa disebut dengan kembang sepatu merupakan salah satu contoh keanekaragaman genetik yang paling sering ditemui. Hal ini dikarenakan variasi warna mahkota bunga yang dihasilkan. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui morfologi dan viabilitas serbuk sari H. rosa-sinensis. Hasil studi eksplorasi taman kota Surabaya didapatkan lima kultivar H. rosa sinensis yaitu kultivar warna merah, kultivar warna putih, kultivar warna merah muda, kultivar double, dan kultivar variegata. Pengukuran morfologi dan pengamatan viabilitas serbuk sari dilakukan di Laboratorium Struktur Perkembangan Tumbuhan Universitas Negeri Surabaya. Sifat yang diukur untuk morfologi serbuk sari adalah unit, polaritas, bentuk, ornamentasi eksin, apertura, indeks polar/ekuator, jumlah duri, panjang duri, dan jarak antar duri. Hasil pengukuran morfologi yaitu adanya perbedaan pada indeks polar/ekuator, jumlah duri, panjang duri dan jarak antar duri tiap kultivar yang ditemukan. Viabilitas serbuk sari dilakukan dengan dua metode yaitu metode perkecambahan serbuk sari dan metode pewarnaan dengan anilin blue. Hasil viabilitas dengan metode perkecambahan yaitu perlu 2-3 hari untuk buluh serbuk sari berkecambah, sedangkan hasil viabilitas dengan metode pewarnaan anilin blue yaitu serbuk sari yang tidak viabel dengan persentase viabel tertinggi didapatkan oleh kultivar merah dengan nilai 44% dan persentase viabel terendah pada kultivar merah muda dengan nilai 7%.

Hibiscus rosa-sinensis or the so-called Shoe flower is known as an example of genetic diversity. This is due to the variety of flower petal colors produced. This study aimed to determine the morphology and viability of Hibiscus rosa-sinensis. The exploration study resulted in five cultivars of Hibiscus rosa-sinensis: red-colored Hibiscus, white-colored Hibiscus, pink-colored Hibiscus, Hibiscus rosa-sinensis ‘Double’, and Hibiscus rosa-sinensis ‘Variegata’ were found. Pollen morphology analysis and viability observation were conducted at the Plant Structure and Development Laboratory at the Universitas Negeri Surabaya. Observed characteristics were units, polarity, shape, exine ornamentation, aperture, polar/equatorial index, total spine, spine length, and spine distance. The result from pollen morphology analysis is that there are some differences such as polar/equator index, amount of spine, spine length, and spine distance in every variant found. Pollen viability was observed with two methods, pollen germination and pollen staining with aniline blue. The result from the pollen germination method was pollen tube germinated after 2-3 days, while the staining method resulted in Hibiscus rosa-sinensis pollen being viable with the highest viability percentage found at the red-colored Hibiscus with 44% and the lowest viability percentage were found at the pink-colored Hibiscus with 7%.