Strategi Pembentukan Citra Positif Humas Bandara di Era Digital (Studi Deskriptif pada Media Sosial Bandara Soekarno-Hatta)

Memasuki era digital dimana masyarakat telah bergantung pada internet, media sosial, dan barang elektronik membuat humas perusahaan saat ini harus mengikuti perkembangan zaman dan menghilangkan kekakuan, termasuk humas Bandara Internasional Soekarno-Hatta. Kebutuhan masyarakat dalam menggunakan pesawat terbang di setiap perjalanannya dan sebagai hal pertama yang dilihat dengan pelayanan yang diberikan setelah mendarat membuat bandara wajib memiliki citra positif. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode studi kasus deskriptif kualitatif dengan menggunakan tiga cara yakni, wawancara, observasi, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa humas Bandara Internasional Soekarno-Hatta menggunakan media sosial Instagram, Twitter dan Youtube untuk membentuk citra positif sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Cutlip, Center, Broom, yaitu definisikan masalah, perencanaan dan pemrogaman, pengambilan tindakan dan komunikasi, dan evaluasi.

Entering the digital era where people have relied on the internet, social media, and electronic goods, public relations must keep up with the times and eliminate the rigidity, including public relations at Soekarno-Hatta International Airport. The needs of the public in using airplanes in each trip and as the first thing that is seen with the services provided after landing makes the airport must have a positive image. This research was conducted using a qualitative descriptive case study method using three methods namely, interviews, observation, and documentation. The results showed that the public relations of Soekarno-Hatta International Airport used social media Instagram, Twitter and Youtube to form a positive image in accordance with the theories by Cutlip, Center, Broom, that is defining the problem, planning and programming, taking action and communication, and last evaluating.