Mengevaluasi Kesan Pertama Siswa Terhadap Kebijakan Pemerintah: Sikap Berbahasa di SMP Surabaya
Evaluating Students’ First Impression of Government Policy: Language Attitude at Surabaya Junior High School
Pemerintah Kota Surabaya menerapkan kebijakan pembiasaan bahasa Inggris untuk meningkatkan kemampuan berbahasa siswa menghadapi tantangan global. Bahasa Inggris sangat penting untuk komunikasi internasional, akses informasi global, dan persaingan pasar kerja. Kebijakan pendidikan pemerintah bertujuan untuk memperbaiki sistem, termasuk kurikulum, kualitas pengajaran, dan aksesibilitas. Dalam sosiolinguistik, sikap berbahasa mencakup persepsi, hubungan, asumsi, dan keyakinan tentang suatu bahasa. Menurut Garrett (2010), sikap terdiri dari komponen kognitif, afektif, dan konatif.
Penelitian ini berfokus pada komponen-komponen yang mempengaruhi sikap berbahasa siswa dan bagaimana mereka bereaksi terhadap peraturan baru. Kebijakan tersebut diselaraskan langsung dengan SMPN 38 Surabaya yang terlihat dari pemeriksaan kebijakan dan pengukuhan sekolah. Penelitian ini mengacu pada teori Gardner dan Lambert (1985), mengevaluasi sikap berbahasa siswa selain faktor sosial yang mempengaruhi sikap tersebut serta penolakan dan dukungan yang mereka hadapi. Dengan menggunakan kombinasi kuesioner dan wawancara, penelitian ini memperoleh kredibilitas yang lebih besar.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar siswa mempunyai sikap positif terhadap kebijakan penggunaan bahasa Inggris, dipengaruhi oleh sikap guru, tekanan teman sebaya, dan ekspektasi masyarakat. Kendala utama yang dihadapi adalah kurangnya rasa percaya diri guru dan kurangnya bahan ajar yang menarik. Mengatasi tantangan ini memerlukan sumber daya dan bimbingan dari para pendidik. Meskipun ada hambatan emosional seperti kecemasan, antusiasme siswa untuk belajar bahasa Inggris mendukung kebijakan tersebut. Solusi yang efektif diperlukan untuk memastikan keberhasilan implementasi dan menciptakan lingkungan belajar yang mendukung.
Kata Kunci: Sikap berbahasa, Kebijakan pemerintah, Pengaruh sosial, Penggunaan bahasa Inggris
The Surabaya City Government implemented an English habituation policy to enhance students' language skills for global challenges. English is crucial for international communication, global information access, and job market competition. Government education policies aim to improve the system, including curriculum, teaching quality, and accessibility. In sociolinguistics, language attitudes encompass perceptions, relationships, assumptions, and beliefs about a language. According to Garrett (2010), attitudes consist of cognitive, affective, and conative components.
This study focuses at the components influencing students' language attitudes and how they react to the new regulation. The policy was directly aligned with SMPN 38 Surabaya, as demonstrated by the examination of policy and school confirmation. This research, refers to Gardner and Lambert's (1985) theory, evaluating students' language attitudes in addition to the social factors influencing these attitudes and the resistance and support they face. By using a combination of questionnaires, and interviews, this study gains greater credibility.
The results show that most students have positive attitudes towards the English language usage policy, influenced by teacher attitudes, peer pressure, and societal expectations. Major barriers include a lack of teacher confidence and engaging instructional materials. Overcoming these challenges requires resources and guidance from educators. Despite emotional barriers like anxiety, students' enthusiasm for studying English supports the policy. Effective solutions are needed to ensure successful implementation and create an encouraging learning environment.
Keywords: Language attitude, Government policy, Social influences, English usage