TEACHERS AND STUDENTS’ BELIEFS AND PRACTICES OF ORAL CORRECTIVE FEEDBACK IN JUNIOR HIGH SCHOOL
KEYAKINAN DAN PRAKTIK GURU DAN SISWA TERHADAP UMPAN BALIK LISAN KOREKTIF DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA
Studi yang berjudul "Keyakinan dan Praktik Guru dan Siswa terhadap Umpan Balik Lisan Korektif di Sekolah Menengah Pertama" mengeksplorasi dinamika umpan balik lisan korektif (OCF) dalam konteks pendidikan sekolah menengah pertama. Umpan balik lisan korektif adalah bentuk umpan balik lisan yang diberikan oleh guru. Fungsinya dianggap penting karena dapat membantu siswa dalam mengembangkan perolehan bahasa yang lebih baik. Selama proses belajar mengajar, banyak interaksi antara guru dan siswa yang dianggap sebagai proses umpan balik. Umpan balik lisan korektif secara spesifik terjadi ketika guru memberikan komentar atau koreksi terhadap ucapan siswa menggunakan media lisan.
Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki keyakinan dan praktik guru dan siswa sekolah menengah pertama terhadap umpan balik lisan korektif di dalam kelas. Tujuannya adalah untuk mengungkap persepsi dan praktik baik dari guru maupun siswa mengenai Umpan Balik Lisan Korektif, yang merupakan aspek penting dalam pembelajaran bahasa yang secara langsung mempengaruhi kinerja dan keterlibatan siswa. Dengan memeriksa keyakinan dan praktik ini, penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi potensi kesenjangan dan keselarasan antara niat guru dan penerimaan siswa, sehingga berkontribusi pada pendekatan pedagogis yang lebih efektif dalam pendidikan bahasa.
Studi kasus dipilih sebagai desain penelitian untuk mengumpulkan data dari sampel beragam guru dan siswa sekolah menengah pertama. Terdapat tiga guru dan sepuluh siswa yang menjadi partisipan dalam penelitian ini. Mereka dipilih karena menunjukkan interaksi yang terkait dengan umpan balik lisan korektif selama penelitian. Peneliti menggunakan observasi dan wawancara untuk mengumpulkan data. Observasi lapangan dilakukan untuk memperoleh data tentang praktik umpan balik lisan korektif guru di dalam kelas. Observasi juga digunakan untuk mengumpulkan data tentang respons siswa terhadap praktik umpan balik lisan korektif yang ditunjukkan selama proses belajar mengajar. Metodologi komprehensif ini memungkinkan analisis yang kuat tentang kesesuaian antara keyakinan dan penerapan praktis Umpan Balik Lisan Korektif di dalam kelas.
Temuan penelitian mengungkapkan variasi dalam keyakinan dan praktik OCF di antara guru dan siswa di sekolah menengah pertama. Temuan tersebut menunjukkan bahwa (1) Guru meyakini bahwa umpan balik lisan korektif adalah masukan, efektif dalam memperbaiki kesalahan siswa, dan dibutuhkan oleh siswa; (2) Siswa meyakini bahwa umpan balik lisan korektif adalah media untuk pembelajaran yang lebih baik, media pengenalan kesalahan, bentuk apresiasi, membuat mereka merasa tidak nyaman, dan membuat mereka malu; (3) Terdapat enam jenis umpan balik lisan korektif yang diterapkan oleh guru selama proses belajar mengajar, yaitu explicit correction, recast, elicitation, metalinguistic, clarification, and repetition; (4) Terdapat sepuluh jenis respons siswa dalam menghadapi umpan balik lisan korektif dari guru, yaitu self repair, peer repair, repetition, incorporation, acknowledgement, same error, off-target, partial repair, hesitation, and no uptake.
Kesimpulannya, penelitian ini menekankan kompleksitas penerapan OCF yang efektif di lingkungan sekolah menengah pertama. Penelitian ini menyoroti pentingnya menyelaraskan praktik pengajaran dengan ekspektasi siswa untuk memanfaatkan sepenuhnya manfaat Umpan Balik Lisan Korektif. Guru harus memahami cara penyampaian umpan balik lisan korektif yang dapat mempengaruhi respons siswa baik secara positif maupun negatif. Selain itu, mereka juga perlu mengetahui pandangan siswa tentang umpan balik untuk memberikan umpan balik lisan korektif yang optimal. Selanjutnya, mendorong komunikasi terbuka antara guru dan siswa mengenai preferensi umpan balik dapat mengoptimalkan keefektifan keseluruhan Umpan Balik Lisan Korektif.
The study titled "Teachers and Students Beliefs and Practices of Oral Corrective Feedback in Junior High School" explores the dynamics of oral corrective feedback (OCF) within the context of junior high school education. Oral corrective feedback is the oral form of feedback that is given by teacher. The function of it is seen to be critical since it can assist student in developing better language acquisition. During teaching learning process, many interactions between teacher and student are considered feedback process. Oral corrective feedback itself spesifically happen when teacher make a comment or correction to the students;s utterance using oral device.
The research aimed to investigate junior high school teachers and student’s beliefs and practices of oral corrective feedback in classroom. It is to uncover the perceptions and practices of both teachers and students regarding OCF, a crucial aspect of language learning that directly impacts student performance and engagement. By examining these beliefs and practices, the study seeks to identify potential gaps and alignments between teacher intentions and student receptions, thereby contributing to a more effective pedagogical approach in language education.
A case study was chosen as research design to gather data from a diverse sample of junior high school teachers and students. There are three teachers and 10 students as participants of this research. They are chosen because they showed oral corrective feedback related interaction during the study. The researcher used observation and interview to gain the data. Field observation was done to obtain the data of teachers’ practice of oral corrective feedback in classroom. It is also employed to gather data about students’ responses toward oral corrective feedback practice showed during teaching learning process. This comprehensive methodology allowed for a robust analysis of the congruence between beliefs and practical applications of OCF in the classroom.
The findings of the study reveal variations in the beliefs and practices of OCF among teachers and students in a junior high school. The findings revealed that (1) Teachers belief that oral corrective feedback is an input, effective in correcting the student’s mistake, and needed by the students; (2) The students belief that oral corrective feedback is a media for better learning, error recognition media, a form of appreciation, making them feel uneasy, and making them ashamed; (3) There are six types of oral corrective feedback that is applied by the teacher during teaching learning process; (4) There are ten types of student’s response in dealing with teacher’s oral corrective feedback.
In conclusion, the study underscores the complexity of implementing effective OCF in junior high school settings. It highlights the significance of matching instructional practices to student expectations in order to fully utilize the advantages of OCF. Teachers should understand the ways in delivering oral corrective feedback could affect student’s response both in positive and negative way. In addition, they also need to know the student’s mindset of feedback in order to give the fullest of oral corrective feedback. Furthermore, fostering open communication between teachers and students regarding feedback preferences could enhance the overall effectiveness of OCF.