Perancahan (Scaffolding) untuk Siswa SMA dalam Pemecahan Masalah Kolaboratif Matematika
Scaffolding in the Mathematics Collaborative Problem Solving for High School Students
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pemberian perancahan (scaffolding) untuk siswa SMA dalam pemecahan masalah kolaboratif matematika. Penelitian ini termasuk penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Subjek pada penelitian ini berjumlah 6 siswa kelas XI IPA 5 SMA Muhammadiyah 1 Taman. Pemilihan subjek penelitian dilakukan berdasarkan tingkat kemampuan matematika siswa yang diperoleh dari hasil Tes Kemampuan Matematika (TKM) dan nilai UTS siswa, serta rekomendari dari guru mitra. Keenam subjek penelitian didistribusikan dalam 3 kelompok yang terdiri dari 2 siswa dengan kemampuan matematika berbeda. Ketiga kelompok diberikan Tes Collaborative Problem Solving (TCPS) dan wawancara. Pemberian scaffolding dilaksanakan pada saat pelaksanaan TCPS secara langsung oleh peneliti berdasarkan kesulitan yang dialami oleh subjek penelitian. Sedangkan wawancara dilakukan untuk memperoleh informasi yang tidak secara langsung dapat diperoleh dari hasil pemberian scaffolding pada saat pengerjaan TCPS. Hasil dari penelitian ini dianalisis menggunakan pendekatan semiotic model Peirce untuk mengkaji tanda yang terdiri dari representamen (Z), objek (O), dan interpretan (I). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemberian scaffolding dalam proses collaborative problem solving dalam menyelesaikan masalah matematika beragam sesuai dengan kelompok CPS. Kelompok beranggotakan siswa berkemampuan matematika tinggi dan sedang memerlukan lebih banyak scaffolding afektif untuk meningkatkan interaksi kedua anggota kelompok dalam berdiskusi. Sedangkan scaffolding kognitif tetap diberikan untuk membantu kedua anggota kelompok dalam mengatasi keraguannya dalam menyelesaikan masalah. Kelompok beranggotakan siswa berkemampuan matematika tinggi dan rendah memerlukan scaffolding kognitif dan afektif dalam menyelesaikan TCPS. Scaffolding kognitif diberikan untuk membantu kedua anggota kelompok mengatasi keraguan dalam menyelesaikan masalah dan scaffolding afektif diberikan untuk membantu kedua anggota kelompok agar turut aktif dalam diskusi. Sedangkan kelompok beranggotakan siswa berkemampuan matematika sedang dan rendah memerlukan lebih banyak scaffolding kognitif untuk membantunya dalam menemukan ide penyelesaian masalah dan dalam menyelesaikan masalah. Scaffolding afektif tetap diberikan beriringan dengan scaffolding kognitif untuk memastikan keduanya turut aktif dalam diskusi. Secara umum, scaffolding kognitif yang diberikan untuk membantu subjek penelitian dalam menyelesaikan masalah adalah dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengarah pada ide penyelesaian masalah dan bertujuan untuk menggali informasi yang dipahami subjek penelitian. Sedangkan scaffolding afektif diberikan untuk meningkatkan interaksi kedua subjek penelitian dalam kelompok CPS untuk dapat saling berdiskusi dalam menyelesaikan masalah. Karena itu, hendaknya dilakukan pembiasaan agar siswa dapat menyelesaikan masalah secara kolaboratif untuk meningkatkan kemampuan kolaboratif siswa dan meningkatkan kemampuan menyelesaikan masalah melalui adanya peer teaching.
This study aims to describe the provision of scaffolding in the mathematics collaborative problem solving for high school students. This is a descriptive study with a qualitative approach. The subjects in this study were 6 students of class XI IPA 5 SMA Muhammadiyah 1 Taman. The selection of research subjects was carried out based on the level of students' mathematical abilities obtained from the results of the Mathematics Ability Test (TKM) and student midterm scores, as well as recommendations from partner teachers. The six research subjects were distributed in 3 groups consisting of 2 students with different mathematical abilities. The three groups were given a Collaborative Problem Solving Test (TCPS) and interviews. The provision of scaffolding was carried out during the implementation of TCPS directly by the researchers based on the difficulties experienced by the research subjects. While the interviews were conducted to obtain information that could not be obtained directly from the results of the scaffolding during the TCPS work. The results of this study were analysed using the semiotic Peirce model approach to examine signs consisting of representamen (Z), objects (O), and interpretants (I). The results of this study indicate that the provision of scaffolding in the process of collaborative problem-solving in solving mathematical problems varies according to the CPS group. Groups consisting of students with high and moderate mathematical abilities need more affective scaffolding to increase the interaction of the two group members in discussions. While cognitive scaffolding is still given to help both group members overcome their doubts in solving problems. Groups consisting of students with high and low mathematical abilities require cognitive and affective scaffolding in completing TCPS. Cognitive scaffolding is given to help both group members overcome doubts in solving problems and affective scaffolding is given to help both group members to actively participate in the discussion. Meanwhile, groups consisting of students with moderate and low mathematical abilities need more cognitive scaffolding to assist them in finding problem-solving ideas and in solving problems. Affective scaffolding is still given along with cognitive scaffolding to ensure that both of them are actively involved in the discussion. In general, cognitive scaffolding provided to assist research subjects in solving problems by asking questions that lead to problem-solving ideas and aims to dig up information that is understood by research subjects. Meanwhile, affective scaffolding was given to increase the interaction of the two research subjects in the CPS group to be able to discuss with each other in solving problems. Therefore, habituation should be carried out so that students can solve problems collaboratively to improve students' collaborative abilities and improve problem solving abilities through peer teaching.