Hubungan Antara Efikasi Diri dan Regulasi Emosi Individu Terhadap Kemampuan Resiliensi Peserta Didik di SMP Negeri 10 Surabaya

The Relationship Between Self-Efficacy and Individual Emotion Regulation on Students Resilience Ability at SMP Negeri 10 Surabaya

Sebanyak 99% anak-anak dan remaja di seluruh dunia dengan rentang umur dibawah 18 tahun mengalami gangguan kesehatan mental akibat pembatasan Covid-19. Hal ini menuntut remaja masa kini untuk memiliki ketangguhan atau kemampuan bertahan hidup. Kemampuan bertahan hidup atau resiliensi penting dimiliki remaja untuk menghadapi peristiwa negatif di dalam tekanan kehidupan sehari-hari, tidak hanya kemampuan resiliensi namun kemampuan efikasi diri dan regulasi emosi juga dibutuhkan. Sehingga penelitian ini bertujuan untuk meneliti mengenai hubungan antara efikasi diri dan regulasi emosi individu terhadap kemampuan resiliensi khususnya di SMP Negeri 10 Surabaya. Metode yang digunakan yaitu  metode kuantitatif dengan jenis penelitian korelasional, sedangkan  teknik pengumpulan data, peneliti mengembangkan alat ukur angket berupa jawaban berskala (Rating Scale) yaitu skala likert dengan variabel terikat yaitu kemampuan resiliensi (Y), variabel bebas yaitu efikasi diri (X1) dan regulasi emosi (X2). Populasi yang digunakan berjumlah sekitar 1.197 dengan pengambilan sampel dengan teknik Cluster random sampling rumus Slovin taraf signifikasi 5% dan teknik analisis data yaitu uji normalitas dan uji linearitas serta untuk menguji korelasi antar variabel peneliti menggunakan uji hipotesis alternatif Rank Spearman. Hasil analisis data menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara efikasi diri terhadap kemampuan resiliensi dengan signifikasi 0,000 dan koefisien korelasi 0,816 positif. Selanjutnya ada hubungan yang signifikan antara regulasi emosi terhadap kemampuan resiliensi peserta dengan signifikasi 0,000 dan koefisien korelasi 0,817  positif. Dan terakhir ada hubungan yang signifikan antara efikasi diri dan regulasi emosi individu terhadap kemampuan resiliensi dengan signifikasi 0,000 dan koefisien korelasi 0,843 positif.

As many as 99% of children and adolescents around the world with an age range under 18 years have mental health problems due to Covid-19 restrictions. This requires today's youth to have the toughness or ability to survive. The ability to survive or resilience is important for adolescents to face negative events in the pressures of everyday life, not only resilience abilities but self-efficacy abilities and emotional regulation are also needed. So this study aims to examine the relationship between self-efficacy and individual emotional regulation on resilience abilities, especially in SMP Negeri 10 Surabaya. The method used is a quantitative method with the type of correlational research, while the data collection technique, the researcher developed a questionnaire measuring instrument in the form of a scaled answer (Rating Scale), namely the Likert scale with the dependent variable, namely resilience ability (Y), the independent variable, namely self-efficacy (X1) and emotion regulation (X2). The population used is around 1.197 with sampling using the Cluster random sampling technique, the Slovin formula with a significance level of 5% and the data analysis techniques are normality test and linearity test and to test the correlation between variables, the researcher uses the Spearman Rank alternative hypothesis test. The results of data analysis showed that there was a significant relationship between self-efficacy and resilience with a significance of 0.000 and a positive correlation coefficient of 0.816. Furthermore, there is a significant relationship between emotion regulation on the resilience ability of participants with a significance of 0.000 and a positive correlation coefficient of 0.817. And lastly, there is a significant relationship between self-efficacy and individual emotion regulation on resilience ability with a significance of 0.000 and a positive correlation coefficient of 0.843.