Strategi Kesantunan Guru dalam Interaksi Online Guru dan Murid pada Konteks Sekolah Menengah di Indonesia: Perspektif Gender
Teachers' Politeness Strategies in Online Student-Teacher Interaction at Indonesian Secondary School Context: Gender Perspectives
Penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan bagaimana bahasa kesantunan, diselidiki melalui perspektif gender guru yang berbeda, dilakukan dalam interaksi siswa-guru. Terdiri dari (I) maksim dan strategi kesantunan berbahasa apa yang digunakan oleh guru laki-laki dan perempuan, (II) bagaimana mereka menggunakan strategi kesantunan tersebut, dan (III) mengapa mereka menggunakan strategi kesantunan berbahasa tersebut dalam interaksi siswa-guru. Hasil penelitian kualitatif ini, diamati dari interaksi enam guru laki-laki dan perempuan selama proses pengajaran bahasa Inggris online, menunjukkan bahwa penggunaan ekspresi kesantunan berbahasa lebih banyak diucapkan oleh guru perempuan. Selama penelitian, peneliti hanya menemukan maksim tact, approbation, modesty, dan kesantunan symphaty. Sedangkan terkait dengan strategi kesantunan, peneliti menemukan strategi kesantunan positif, negatif, on-record, dan off-record. Meskipun jenis kesantunan berbahasa yang digunakan guru sama, secara teknis, terdapat perbedaan dalam cara guru laki-laki dan perempuan mengungkapkannya. Guru laki-laki cenderung menyapa, memuji, berterima kasih, meminta maaf, mengevaluasi, dan memberi petunjuk secara umum kepada semua siswa. Sedangkan guru perempuan cenderung menyambut, menyapa, memuji, berterima kasih, memohon, mengarahkan, samar-samar secara pribadi kepada siswa tertentu. Terkait dengan alasan guru laki-laki dan perempuan dalam melakukan strategi kesantunan, guru melakukan strategi kesantunan antara lain untuk memotivasi, mengevaluasi, dan mengelola kelas. Selain itu, karakteristik paling spesifik yang membedakan guru laki-laki dan perempuan dalam penelitian ini adalah jumlah dan cara mereka berkomunikasi dengan siswa. Komunikasi guru laki-laki telah mempengaruhi status dan kekuasaan mereka sebagai guru. Juga, mereka berbicara lebih sedikit dengan sedikit emosi dibandingkan dengan guru perempuan. Di sisi lain, komunikasi guru perempuan telah mempengaruhi kedekatan dan dukungan. Selain itu, guru perempuan telah berbicara lebih banyak dengan juga mempromosikan lebih banyak afiliasi sosial dan hubungan emosional.
Keywords: pembelajaran bahasa Inggris online, strategi bahasa kesantunan, maksim bahasa kesantunan, gender guru, interaksi antar murid dan guru.
This study is aimed to reveal how the language of politeness, investigated through different teachers’ gender perspectives, is conducted in the student-teacher interaction. It consists of (I) what language politeness maxims and strategies used by male and female teachers, (II) how they used those politeness strategies, and (III) why they employ those language politeness strategies in student-teacher interaction. The result of this qualitative study, observed from the six male and female teachers’ interaction during the online English language teaching process, has showed that the use of language politeness expression is uttered more by the female teachers. During the study, the researcher found only tact, approbation, modesty, and sympathy politeness maxim. While related to the politeness strategy, the researcher found positive, negative, on-record, and off-record politeness strategies. Even though the kinds of language politeness used by the teachers are remain the same, it is technically different on how male and female teachers have expressed it. The male teachers tend to greet, praise, thank, apologize, evaluate, and give hints generally to the all students. While female teachers tend to welcome, greet, praise, thank, beg, direct, be vague personally to a certain student. Related to the reasons of male and female teachers’ in conducting the politeness strategies, the teachers conduct politeness strategies including to motivate, evaluate, and manage the classrooms. In addition, the most specific characteristics which differentiating male and female teachers in this study, are the quantities and the ways they communicate to the students. The male teachers’ communications have influenced their status and power as the teachers. Also, they have talked less with little emotional import compared with female teachers. In the other hand, the female teachers’ communications have influenced closeness and support. Moreover, female teachers have talked more by also promoting more of social affiliation and emotional connection.
Keywords: online English language teaching, language politeness strategy, language politeness maxim, teachers’ gender, student-teacher interaction.