ABSTRAK
Naskah kuno merupakan peninggalan masa lampau yang berbentuk tulisan. Naskah kuno sudah berusia yang sangat tua sehingga perlu pemeliharaan dan pelestarian. Berbagai upaya terus dilakukan untuk menyelamatkan naskah-naskah tersebut dari kehancuran. Salah satu bentuk dari pelestarian dari naskah kuno adalah melakukan penelitian terhadap naskah kuna tersebut. Naskah yang menjadi objek penelitian, yakni naskah Suluk Abdur Rohim Al Ngawi. Penelitian terhadap naskah Suluk Abdur Rohim Al Ngawi dinilai sangat penting agar ajaran yang ada di dalamnya dapat terungkap. Berdasarkan latar belakang tersebut peneliti tertarik untuk menelaah (a) bagaimanakah struktur naskah Suluk Abdur Rohim Al Ngawi?, (b) bagaimanakah fungsi naskah Suluk Abdur Rohim Al Ngawi?, dan (c) bagaimanakah nilai naskah Suluk Abdur Rohim Al Ngawi?. Tujuan penelitian ini ialah mendeskripsikan struktur, fungsi dan nilai yang ada dalam naskah Suluk Abdur Rohim Al Ngawi. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, dengan sumber data naskah Suluk Abdur Rohim Al Ngawi. Sedangkan Data penelitian ini adalah kata-kata yang merupakan struktur, fungsi dan nilai naskah Suluk Abdur Rohim Al Ngawi. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan studi lapangan dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan teknik analisis deskriptif. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah, pertama, struktur Suluk Abdur Rohim Al Ngawi digubah dalam bentuk tembang macapat, terdiri atas 5 pupuh, 87 pada (bait). Dari keseluruhan bait tersebut terbagi atas Asmaradana 9 bait, Dhandhanggula 28 bait, Pangkur 9 bait, Mijil 8 bait, dan Sinom 33 bait. Dalam Suluk Abdur Rohim Al Ngawi terdapat penyimpangan kaidah dari yang seharusnya yaitu pada Dhandhanggula (penyimpangan guru gatra, guru wilangan, dan guru lagu,) Sinom (penyimpangan guru gatra, guru wilangan, dan guru lagu), Pangkur (penyimpangan guru wilangan dan guru lagu), asmaradana (penyimpangan guru wilangan) , dan mijil (penyimpangan guru wilangan). Kedua, fungsi naskah Suluk Abdur Rohim Al Ngawi ialah: (1) sebagai alat pengubah karakter manusia melalui pengamalan ibadah syariat, (2) sebagai media pengajaran norma, dan (3) sebagai media pendidikan akhlak. Ketiga, nilai nilai-nilai yang terdapat dalam teks Suluk Abdur Rohim Al Ngawi di antaranya ialah; (1) nilai manusia sebagai individu, (2) nilai manusia sebagai mkahluk sosial, dan (3) nilai manusia sebagai makhluk Tuhan.
Kata Kunci: naskah, teks, struktur, fungsi, nilai
ABSTRACT
Ancient manuscript is a written relic of the past. Ancient manuscript has very old age that it needs to be maintained and preserved. Many kinds of efforts have been done to save those manuscripts from any damages. One of the efforts is doing researches on those ancient manuscripts. As for this research, Suluk Abdur Rohim Al Ngawi manuscript is chosen to be the object. Research on Suluk Abdur Rohim Al Ngawi manuscript is claimed to be essential in order that the lesson within the manuscript can be revealed. Based on the background above, the researcher is interested to examine (a) how is manuscript of Suluk Abdur Rohim Al Ngawi structured?, (b) what is the function of Suluk Abdur Rohim Al Ngawi manuscript?, and (c) what are the values within Suluk Abdur Rohim Al Ngawi manuscript?. This research aims to describe the structure, function, and value of Suluk Abdur Rohim Al Ngawi manuscript. This research uses qualitative approach on Suluk Abdur Rohim Al Ngawi manuscript as the object. The data of this research are the words that represent the structure, function, and value of the manuscript. As for the method of data collection, this research uses field research and documentation and for the research analysis, it uses the descriptive analysis method. The results of this research are first, that Suluk Abdur Rohim Al Ngawi manuscript is composed in the form of Tembang Macapat, consists of 5 pupuh, 87 pada (stanzas). All stanzas are divided into 9 stanzas of Asmaradana, 28 stanzas of Dhandhanggula, 9 stanzas of Pangkur, 8 stanzas of Mijil, and 33 stanzas of Sinom. There are some deviations in Suluk Abdur Rohim Al Ngawi manuscript such as in Dhandhanggula (guru gatra, guru wilangan, and guru lagu deviation) Sinom (guru gatra, guru wilangan, and guru lagu deviation), Pangkur (guru wilangan and guru lagu deviation), Asmaradana (guru wilangan deviation), dan Mijil (guru wilangan deviation). Second, that Suluk Abdur Rohim Al Ngawi manuscript functions (1) as the human characters modifier through the practice of worship, (2) as the norm teaching media, and (3) as the moral education media. Third, that the values within Suluk Abdur Rohim Al Ngawi manuscript are (1) human values as individual, (2) human values as social creatures, and (3) human values as God’s creation.
Keywords: manuscript, text, structure, function, value