Penelitian ini berfokus pada analisis tindak tutur dan transitivitas yang muncul pada pidato Pernyataan Pers Tahunan 2017 oleh Menteri Luar Negeri. Skripsi ini bertujuan untuk mengungkap fungsi elemen tindak tutur dan transitivitas yang muncul di dalam pidato Pernyataan Pers Tahunan. Penelitian ini mencakup analisis tipe-tipe tindak tutur dan proses transitivitas dengan menggunakan teori tindak tutur oleh Yule dan teori transitivitas. Teori tersebut dikombinasikan dengan teori SFL (Systemic Functional Linguistics) yang diusung oleh Halliday dan menggunakan teori sudut pandang Illocutionary act untuk menganalisa fungsi yang tersampaikan secara implisit dalam pidato. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah pernyataan / ucapan Menteri didalam naskah pidato Pernyataan Pers Tahunan 2017. Oleh karena itu, penelitian ini menggunakan metode pendekatan deskriptif kualitatif dan dokumentasi untuk pengumpulan data. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kelima tipe tindak tutur dapat ditemukan dalam pidato Pernyataan Pers Tahunan 2017, diantaranya adalah: Representatif, Deklaratif, Ekspresif, Direktif, dan Komisif. Representatif merupakan tipe yang paling sering digunakan didalam pidato karena tipe tersebut digunakan untuk menyampaikan informasi berdasarkan fakta dan deskripsi yang berkenaan dengan kinerja dalam diplomasi. Sementara itu, dari enam jenis proses transitivitas yang ada, hanya ada tiga jenis proses transitivitas yang ditemukan dalam pidato tersebut, yaitu: proses material, proses mental, dan proses relasional. Ketiga proses tersebut merupakan tiga proses utama pada teori pendekatan Transitivitas. Proses material merupakan proses yang paling sering digunakan didalam pidato dikarenakan proses ini menggambarkan aksi nyata dan tindakan dalam konteks diplomasi seperti penggambaran kinerja dan capaian-capaian diplomasi Indonesia. Melalui proses material, Menteri Luar Negeri (Menlu) menyampaikan kegiatan dan kinerja yang telah dicapai oleh Menlu dan para stafnya. Menlu menggunakan proses mental untuk menyampaikan tanggapan dan persepsinya terhadap tantangan yang dihadapi dalam melaksanakan suatu hal yang berkaitan dengan diplomasi. Sedangkan Menlu menggunakan proses Relasional untuk menggambarkan identifikasi Indonesia yang berkaitan dengan diplomasi dengan menyebutkan berbagai kontribusi dan kerjasama Indonesia untuk kepentingan diplomasi. Berdasarkan analisis untuk mengungkap fungsi tindak tutur dan transitivitas pada pidato Penyataan Pers Tahunan, penelitian ini dianalisis dengan menggunakan teori tindak tutur yang dikombinasikan dengan teori transitivitas dan SFL oleh Halliday. Terdapat empat fungsi utama yang ditemukan dalam penyampaian pidato Pernyataan Pers Tahunan, dimana tiap-tiap fungsi diidentifikasi dari tipe-tipe tindak tutur dan proses transitivitas yang berbeda. Proses material yang diikuti dengan tipe representative menghasilkan fungsi untuk memberdayakan audiensi yang hadir dengan menjelaskan berbagai kinerja, capaian, dan prestasi yang dicapai oleh diplomasi Indonesia. Pernyatan yang mengandung proses material dan direktif menciptakan fungsi untuk memotivasi audiensi dalam bentuk saran dan anjuran agar senantiasa meningkatkan kerja dan kinerja untuk kepentingan diplomasi. Dengan menerapkan tipe representatif dan proses relasional, kombinasi tersebut berfungsi menunjukkan integritas Indonesia dalam menangani diplomasi dengan menjelaskan keterlibatan dan kontribusi Indonesia diberbagai asosiasi dan perkumpulan dunia. Selain itu, Menlu juga berusaha untuk mempengaruhi para audiensi guna meningkatkan komitmen mereka terhadap penanganan diplomasi melalui proses mental dan tipe ekspresif. Menlu mempengaruhi dengan cara menyampaikan apresiasi terhadap seluruh kinerja dan kerja keras agar para audiensi yang hadir termotivasi untuk terus meningkatkan komitmen dan kualitas kinerja.
This research focuses on the analysis of speech act and transitivity emerge in Annual Press Statement Speech 2017 by Minister Foreign Affairs. The purpose of this research is to reveal the significance of speech act and transitivity emerged through Annual Press Statement speech. This research includes the analysis of each types of speech act and transitivity process in the speech by employing theory of Speech Act by Yule combined with Transitivity process theory proposed by Halliday. It is combined with illocutionary act and Halliday’s SFL theory to analyze the function implicitly emerged throughout the speech. Since the data of this research are the Minister utterances in script of Annual Press Statement speech, this research employed descriptive qualitative approach and documentary study.
The results show that all of the types of speech act are found in the speech. Those are; Representatives, Declaratives, Expressives, Directives and Commissives. Representatives are the most frequently used type in the speech it is used to convey factual information and description regarding with diplomacy performances. Meanwhile among six types of transitivity process, there are only three types that are found from the Minister utterance in the speech, those are; Material Process, Mental Process, and Relational Process. Since those processes are three main processes in English Transitivity approach. Material process is the most frequently used process since it described tangible action in diplomacy context such as performances and accomplishments of Indonesia diplomacy. Through Material Process, the Minister conveyed act and performance which is accomplished by the Minister and staffs. The Minister also used Mental process to share her feeling and perception toward challenge encountered in managing diplomacy affairs. While the Minister used Relational process to describe the identifying of Indonesia by stating Indonesia’s contribution and cooperation for diplomacy.
Based on the analysis in revealing the function of Speech act and Transitivity emerged through the Annual Press Statement speech, this research is analysed by employing theory of illocutionary of speech act combined with transitivity and Halliday’s SFL theories. There are four major functions of speech act and transitivity produced in the speech which is identified from different process of transitivity and types of speech act. Material process followed by representatives type of speech act produce the function for empowering the audiences by describing the performance, accomplishment and achievement through the speech. The statement contained Material process followed by Directives type created the function for motivating the audience in the form of suggestion to the audience in order to improve their work and performance for diplomacy interest. By applying Representatives and Relational process, it is used to show Indonesia’s integrity in managing diplomacy by describing Indonesia’s involvement and contribution in several associations. The Minister tried to influence the audience in order to increasing their commitment through mental process and expressive type by stating appreciation words for the whole performance and hard work in handling diplomacy concern.