PENGARUH PENGGUNAAN KAOLIN SEBAGAI SUBSTITUSI PADA MORTAR GEOPOLIMER BERBAHAN DASAR ABU TERBANG DENGAN NaOH 12 MOLAR TERHADAP UJI KUAT TEKAN DAN POROSITAS
THE EFFECT OF USING KAOLIN AS A SUBSTITUTE FOR GEOPOLYMER MORTAR MADE FROM FLY ASH WITH 12 MOLAR NaOH ON COMPRESSIVE STRENGTH AND POROSITY TESTS
Mortar merupakan bahan konstruksi yang terdiri dari agregat halus (pasir), bahan perekat (semen portland), dan air. Penggunaan semen portland (PC) dalam mortar merupakan salah satu sumber polusi terutama melalui emisi gas rumah kaca (karbondioksida) yang dihasilkan selama proses produksi semen, yang mengakibatkan perubahan iklim yang dikenal sebagai pemanasan global. Untuk mengatasi dampak negatif yang terjadi pada lingkungan, diperlukan adanya inovasi dalam penggunaan material alternatif yang ramah lingkungan sebagai pengganti semen portland yang digunakan dalam campuran mortar. Salah satu alternatif tersebut adalah mortar geopolimer.
Mortar geopolimer adalah mortar yang tidak menggunakan semen dan menggantinya dengan bahan yang ramah lingkungan. Salah satu bahan pengganti semen yang ramah lingkungan adalah fly ash dan kaolin. Dalam proses pembuatan mortar geopolimer, diperlukan larutan alkali sebagai aktivator yang mengikat abu terbang (fly ash) dan kaolin. Aktivator yang digunakan dalam penelitian ini adalah sodium hidroksida (NaOH) 12 molar dan sodium silikat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh substitusi kaolin pada mortar geopolimer berbahan dasar abu terbang pada kondisi NaOH 12 molar terhadap kuat tekan dan porositas mortar geopolimer. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen dengan pendekatan kuantitatif dan teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu metode observasi dimana peneliti terlibat langsung selama kegiatan penelitian dan mengamati secara langsung. Sampel yang diuji berupa mortar berukuran 5 cm x 5 cm x 5 cm dengan perawatan menggunakan suhu ruang. Jumlah variasi mix design pada benda uji sebanyak 7 mix design. Komposisi pada benda uji yang digunakan yaitu 90%-40% abu terbang (fly ash) dan substitusi kaolin 10% - 60%.
Hasil penelitian didapatkan kuat tekan tertinggi pada usia 28 hari yaitu pada mix design 2 dengan persentase material yang digunakan yaitu 90% abu terbang dan 10% kaolin mecapai rata-rata 32,78 MPa. Porositas terendah didapatkan pada mix design 2 dengan presentase material yang digunakan yaitu 90% abu terbang dan 10% kaolin dengan hasil presentase mencapai 9,29%. Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan substitusi kaolin pada mortar geopolimer dapat menghasilkan kuat tekan yang cukup tinggi dan porositas yang rendah.
Kata kunci: mortar geopolimer, abu terbang, kaolin, kuat tekan, porositas.
Mortar is a construction material consisting of fine aggregate (sand), adhesive (portland cement), and water. The use of Portland cement (PC) in mortar is a source of pollution, especially through greenhouse gas emissions (carbon dioxide) produced during the cement production process, which results in climate change known as global warming. To overcome the negative impacts that occur on the environment, innovation is needed in the use of environmentally friendly alternative materials as a substitute for Portland cement used in mortar mixtures. One such alternative is geopolymer mortar.
Geopolymer mortar is a mortar that does not use cement and replaces it with environmentally friendly materials. One environmentally friendly substitute for cement is fly ash and kaolin. In the process of making geopolymer mortar, an alkali solution is needed as an activator which binds fly ash and kaolin. The activators used in this research were 12 molar sodium hydroxide (NaOH) and sodium silicate. This research aims to determine the effect of kaolin substitution in fly ash-based geopolymer mortar under 12 molar NaOH conditions on the compressive strength and porosity of geopolymer mortar. The research method used is an experimental method with a quantitative approach and the data collection technique used is the observation method where researchers are directly involved during research activities and observe directly. The sample tested was a mortar measuring 5 cm x 5 cm x 5 cm with treatment at room temperature. The number of mix design variations on the test object was 7 mix designs. The composition of the test object used was 90% - 40% fly ash and 10% - 60% kaolin substitution.
The research results showed that the highest compressive strength was at the age of 28 days, namely in mix design 2 with the percentage of material used, namely 90% fly ash and 10% kaolin, reaching an average of 32.78 MPa. The lowest porosity was obtained in mix design 2 with the percentage of material used, namely 90% fly ash and 10% kaolin with a percentage reaching 9.29%. Based on this, it can be concluded that kaolin substitution in geopolymer mortar can produce quite high compressive strength and low porosity.
Key words: geopolymer mortar, fly ash, kaolin, compressive strength, porosity.