ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PADI PADA MUSIM KEMARAU DAN MUSIM PENGHUJAN DI DUSUN KEDUNG BAHAK, KECAMATAN JABON, KABUPATEN SIDOARJO
USHATANI RICE INCOME ANALYSIS IN THE DRY AND RAIN SEASONS IN KEDUNG BAHAK VILLAGE, JABON DISTRICT, SIDOARJO REGENCY
Pertanian merupakan sektor ekonomi yang penting bagi banyak negara, terutama bagi negara-negara yang bergantung pada pertanian sebagai sumber pendapatan utama. Musim kemarau dan musim penghujan adalah dua periode yang berbeda dalam siklus pertanian, dan pendapatan usahatani dapat dipengaruhi oleh perbedaan kondisi cuaca dan lingkungan antara kedua musim tersebut.
Musim penghujan merupakan permasalahan utama dalam usahatani di Dusun Kedung Bahak. Kondisi lahan di dusun ini rentan terhadap banjir di bagian utara lahan sepanjang kurang lebih 100-300 meter. Hal ini sangat mempengaruhi produksi dan kualitas padi serta berdampak pada pendapatan pada dusun tersebut.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pendapatan usahatani pada musim kemarau dan musim penghujan, dengan fokus pada upaya dan adaptasi petani serta menganalisis pendapatan usahatani pada musim kemarau dan penghujan. Penelitian ini didasarkan pada data primer yang diperoleh melalui survei langsung kepada petani dan data sekunder yang dikumpulkan dari sumber-sumber yang relevan.
Peneletian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Sedangkan untuk penentuan populasi menggunakan semua petani yang ada dengan total 50 petani yang terlibat dalam usahatani sawah. Sedangkan jumlah lahan yang diolah sebanyak 68 lahan dengan total luas 61,5 hektar.
Hasil penelitian ini menunjukkan upaya petani selama mengelelola lahannya meliputi, perawatan awal, irigasi, pembajakan, pemupukan dan penyemprotan, penyemaian, dan pemanenan. Serta adaptasi petani pada musim kemarau adalah petani mengusahakan lahannya berproduksi dengan semaksimal mungkin sedangkan pada musim penghujan petani mengelola lahannya guna untuk menjaga kondisi ekologi tanah. Jumlah pendapatan rata-rata sebesar Rp 10.901.390. Pada musim penghujan jumlah pendapatan rata-rata yakni sebesar Rp 3.531.944 perhektar.
Kata Kunci : Upaya, Adaptasi, Pendapatan
Agriculture is an important economic sector for many countries, especially those that depend on agriculture as their main source of income. The dry season and rainy season are two distinct periods in the agricultural cycle, and agricultural income can be influenced by the varying weather and environmental conditions between these two seasons.
The rainy season is the main problem in farming in Kedung Bahak Hamlet. The condition of the land in this hamlet is prone to flooding in the northern part of the land along approximately 100-300 meters. This greatly affects the production and quality of rice and has an impact on income in the hamlet.
This study aims to analyze farming income in the dry and rainy seasons, with a focus on farmers' efforts and adaptation and to analyze farming income in the dry and rainy seasons. This research is based on primary data obtained through direct surveys of farmers and secondary data collected from relevant sources.
This research uses descriptive method with a quantitative approach. Meanwhile, for determining the population using all existing farmers with a total of 50 farmers involved in rice farming. While the number of cultivated land is 68 with a total area of 61.5 hectares.
The results of this study indicate that the efforts of farmers during managing their land include initial maintenance, irrigation, plowing, fertilizing and spraying, seeding, and harvesting. And the adaptation of farmers in the dry season is that farmers try to produce their land as much as possible, while in the rainy season farmers manage their land in order to maintain the ecological conditions of the soil. Total average income of IDR 10,901,390. During the rainy season, the average income is IDR 3,531,944 per hectare.
Keywords: Effort, Adaptation, Income