Pengaruh Rasio Tulangan Tarik Terhadap Kekuatan Balok Lentur
Effect of Tensile Reinforcement Ratio on Flexural Beam Strenght
Balok merupakan material yang kuat dalam menahan gaya tekan, namun lemah dalam menahan gaya tarik. Oleh karena itu, balok dapat mengalami retak jika beban yang dipikulnya menimbulkan tegangan tarik yang melebihi kekuatan tariknya. Pada perencanaan lentur balok, rasio tulangan dapat ditambah atau dikurangi yang akan menyebabkan keruntuhan lentur. Dilihat dari fungsi tulangan sebagai pemikul gaya tarik, maka apabila balok tersebut dibuat dengan rasio tulangan tarik yang berbeda dapat mempengaruhi kekuatan balok tersebut.
Dalam perencanaan struktur gedung beton bertulang, data perencanaan yang diperlukan untuk diinput pada software SAP 2000 yaitu data mengenai desain bangunan gedung yang terdapat pada gambar kerja dan data perencanaan beban kerja struktur. Analisis dengan sofware SAP 2000 digunakan untuk menentukan Momen Ultimit (Mu) balok yang selanjutnya akan dilakukan perencanaan desain tulangan. Sehingga dari hasil perhitungan desain tulangan akan dilakukan variasi rasio tulangan tarik pada balok dengan melakukan perhitungan analisis balok bertulangan rangkap. Penggunaan rasio tulangan tarik akan mempengaruhi kapasitas beban yang dipikul oleh balok. Semakin besar rasio tulangan tarik maka kekuatan pada balok semakin meningkat yang menyebabkan momen maksimum yang dapat dipikul oleh balok juga semakin meningkat. Dalam cek keruntuhan, hasil keruntuhan yang terjadi pada masing-masing variasi rasio tulangan tarik balok yaitu keruntuhan tarik (under reinforced). Rekomendasi penggunaan rasio tulangan tarik pada Balok B1 yaitu Desain 1 yang memiliki nilai sebesar 0,0071 dengan menggunakan 8 tulangan tarik, karena beban layan yang terjadi pada Desain 1 Balok B1 sudah terpenuhi.
Kata Kunci: balok terlentur, tulangan tarik, SAP 2000, momen tahanan, keruntuhan lentur
Beam is a material that is strong in resisting compressive forces, but weak in resisting tensile forces. Therefore, the beam may crack if the load it bears gives rise to a tensile stress that exceeds its tensile strength. In beam bending planning, the ratio of reinforcement can be increased or decreased which will lead to bending collapse. Judging from the function of the reinforcement as a thinker of the pulling force, if the beam is made with different levels of pull reinforcement, it can affect the strength of the beam.In building structure planning, the planning data needed to be inputted in SAP 2000 software is data on building design contained in work drawings and structural workload planning data. Analysis with SAP 2000 software is used to determine the Ultimit Moment (Mu) of the beam which will then be carried out reinforcement design planning. So that from the results of the calculation of the reinforcement design, variations in the ratio of tensile reinforcement on the beam will be carried out by calculating the analysis of the double reinforced beam. The use of the tensile reinforcement ratio will affect the load capacity carried by the beam. The greater the ratio of tensile reinforcement, the strength on the beam increases which causes the maximum moment that the beam can carry is also increasing. In the collapse check, the result of the collapse that occurs in each variation in the ratio of beam pull reinforcement is under reinforced. Recommendations for the use of tensile reinforcement ratios on Block B 1, namely Design1 which has a value of 0.0071 using 8 pull reinforcements, because the service load that occurs in Design 1 of Beam B1 has been met.
Keywords: flexible beam, tensile rebar, SAP 2000, moment of resistance, bending collapse