Strategi Dinas Kebudayaan, Kepemudaan dan Olahraga, serta Pariwisata Kota Surabaya dalam Optimalisasi Wisata Tunjungan Romansa

Strategy of the Department of Culture, Youth and Sports, and Tourism for the City of Surabaya in Optimizing Tunjungan Romansa Tourism

Manajemen strategis merupakan suatu keputusan dan tindakan dalam menghasilkan formulasi dan implementasi rencana-rencana guna mencapai tujuan. Konsep manajemen strategi ini mendorong partisipasi dari para stakeholder dalam setiap proses implementasi kebijakan, terutama dalam halnya memajukan pembangunan nasional dan pembangunan ekonomi melalui sektor pariwisata. Dalam upaya peningkatan branding wisata Kota Surabaya, pemerintah melalui Dinas Kebudayaan, Kepemudaan dan Olahraga, serta Pariwisata Kota Surabaya meresmikan Tunjungan Romansa sebagai destinasi wisata. Wisata kota yang heritage tersebut perlu dikembangkan secara optimal melalui manajemen strategi khusus untuk dapat menarik kunjungan wisatawan yang lebih banyak. Adanya penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan strategi Dinas Kebudayaan, Kepemudaan dan Olahraga, serta Pariwisata Kota Surabaya dalam optimalisasi Wisata Tunjungan Romansa. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif deskriptif dengan metode pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara, studi literatur dan dokumentasi. Adapun yang menjadi fokus dari penelitian ini adalah berdasarkan pada Peraturan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2020 yang terdiri dari aksesibilitas, amenitas, atraksi, dan promosi. Hasilnya, aksesibilitas di kawasan Wisata Tunjungan Romansa yang terletak di pusat Kota Surabaya sangat menjangkau akses wisatawan dan mudah ditempuh dari berbagai arah maupun dengan jenis moda transportasi. Dari segi amenitas atau fasilitas sarana dan prasana serta layanan di kawasan Wisata Tunjungan Romansa dirasa telah memenuhi kebutuhan wisatawan untuk berkunjung, mulai dari fasilitas umum maupun fasilitas wisata yang sudah mendukung. Namun, hanya perlu dilakukan evaluasi terhadap ketersediaan fasilitas di beberapa titik dan pengembangan yang lebih baik lagi. Dari segi atraksi yang berarti objek atau daya tarik wisata di Tunjungan Romansa sangat sesuai dengan konsep wisata kota modern. Dengan mengusung tema lifestyle-heritage, kawasan Wisata Tunjungan Romansa menyuguhkan berbagai keindahan tengah kota dengan bangunan-bangunan kuno dan keunikannya lainnya, serta penyelenggaraan berbagai event oleh Pemerintah Kota Surabaya di sepanjang Jalan Tunjungan. Untuk strategi promosi yang dilakukan Pemerintah Kota Surabaya melalui Dinas Kebudayaan, Kepemudaan dan Olahraga, serta Pariwisata Kota Surabaya sudah cukup efektif dan berhasil menarik wisatawan untuk berkunjung melalui berbagai media promosi seperti media sosial, situs internet, maupun yang dilakukan secara langsung melalui program city tour dan branding wisata oleh Cak dan Ning Kota Surabaya. Namun, untuk upaya promosi yang dirasakan oleh beberapa wisatawan Tunjungan Romansa dianggap hanya berfokus pada anak-anak muda saja, belum memberikan sosialisasi di kalangan masyarakat secara luas.

Kata Kunci: Manajemen Strategi, Pariwisata, Tunjungan Romansa

Strategic management is a decision and action in producing the formulation and implementation of plans to achieve goals. This strategic management concept encourages the participation of stakeholders in every policy implementation process, especially in advancing national development and economic development through the tourism sector. In an effort to increase the tourism branding of the City of Surabaya, the government through the Department of Culture, Youth and Sports, and Tourism of the City of Surabaya inaugurated Tunjungan Romansa as a tourist destination. Heritage city tourism needs to be developed optimally through special strategic management in order to attract more tourists. The purpose of this research is to find out and describe the strategy of the Department of Culture, Youth and Sports, and Tourism for the City of Surabaya in optimizing Tunjungan Romansa Tourism. This research uses a descriptive qualitative research type with data collection methods carried out through observation, interviews, literature studies and documentation. The focus of this research is based on the Regulation of the Minister of Tourism and Creative Economy/Head of the Tourism and Creative Economy Agency of the Republic of Indonesia Number 12 of 2020 which consists of accessibility, amenities, attractions and promotions. As a result, accessibility in the Tunjungan Romansa Tourism area which is located in the center of Surabaya City is very accessible to tourists and easy to reach from various directions and by any type of transportation mode. In terms of amenities or facilities and infrastructure and services in the Tunjungan Romansa Tourism area are deemed to have fulfilled the needs of tourists to visit, ranging from public facilities and tourist facilities that already support. However, it only needs to be evaluated on the availability of facilities at several points and further development. In terms of attractions which means that the object or tourist attraction in Tunjungan Romansa is very much in accordance with the concept of modern city tourism. By carrying out the lifestyle-heritage theme, the Tunjungan Romansa Tourism area presents a variety of beauty in the middle of the city with ancient buildings and other uniqueness, as well as organizing various events by the Surabaya City Government along Jalan Tunjungan. For the promotion strategy carried out by the Surabaya City Government through the Department of Culture, Youth and Sports, and Tourism of the City of Surabaya has been quite effective and successful in attracting tourists to visit through various promotional media such as social media, internet sites, as well as those carried out directly through the city tour program and tourism branding by Cak and Ning Surabaya City. However, for promotional efforts that are felt by some Tunjungan Romansa tourists considered to be focused only on young children, has not provided socialization among the community at large.

Keywords: Strategic Management, Tourism, Tunjungan Romansa