Seni Lawakan Stand Up Comedy Sebagai Bentuk Satire Terhadap Isu Kemiskinan di Indonesia

(Analisis Semiotika Stand Up Comedy Indonesia Kompas TV)

The art of stand-up comedy as a form of satire on the issue of poverty in Indonesia 

(Semiotic Analysis of Indonesian Stand Up Comedy Kompas TV) 

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bentuk penanda (signifier) dan petanda (signified) sebagai bentuk satire terhadap isu kemiskinan yang disampaikan oleh komika dalam acara Stand Up Comedy Indonesia Kompas TV.  Penelitianmini menggunakan metode semiotika yang dikemukakan oleh Ferdinand DemSaussure dengan mencarimsignifier (penanda)mdan signified (petanda).nPeneliti menggunakan metode ini dikarenakan video stand up comedy Indonesia yang ada di kanal YouTube merupakan dokumen audiovisual yang bisa juga ditayangkan dilayar kaca. Objek penelitianmini adalahnmateri stand upncomedy padanyoutube Kompas TV yang mengandung satire mengenai isu kemiskinan di Indonesia yang dibawakan oleh ketiga komika, yakni Didi Sunardi pada SUCI 7, Marshel Widianto SUCI 9, dan Nopek Novian SUCI 9. Teknik analisis ldata yang digunakan adalah pendekatan semiotik model Ferdinand De Saussure, dengan membedakan antara signifier (ikon atau simbol) dan signified (makna). Hasil penelitian menunjukkan bahwa bentuk-bentuk satire yang ditemukan dalam video penampilan stand up comedy ketiga komika yakni Didi, Marshel, dan Nopek Novian dalam Stand Up Comedy Indonesia (SUCI) Kompas TV terbagi menjadi dua bentuk, yakni satire keras dan satire lembut. Gaya bahasa satire bersifat keras dalam stand up comedy ketiga komika menunjukkan penggunaan gaya bahasa yang tergambar dengan kata-kata yang kasar dan terkesan marah, diantaranya terdapat ungkapan miskin, mlarat, sengsara, dan umpatan. Sedangkan satire dengan sifat lembut yang terdapat di dalam stand up comedy ketiga komika menggunakan kata-kata yang masih dianggap pantas, yakni ungkapan yang tidak terdapat kata-kata kasar. Ungkapan mengenai kondisi kemiskinan disampaikan dengan bahasa yang lembut dan tidak menyinggung. Adapun gaya bahasa yang dipilih adalah gaya bahasa percakapan yang interaktif dengan audience. Kemudian gaya suara ketiga komika dalam penyampaian satire terbagi menjadi dua bentuk, yakni pitch dengan nada datar kemudian merendah dan pitch dengan nada datar kemudian meninggi.

Kata kunci: stand up comedy, satire, kemiskinan 

This research aims to analyze the form of signifier and signified as a form of satire on the issue of poverty conveyed by comics in the Stand Up Comedy Indonesia Kompas TV program.  This research uses the semiotic method proposed by Ferdinand Dem Saussure by looking for signifiers and signifieds. The researchers used this method because Indonesian stand up comedy videos on YouTube channels are audiovisual documents that can also be shown on the screen. The object of this research is the stand upncomedy material on Kompas TV YouTube which contains satire on the issue of poverty in Indonesia presented by three comics, namely Didi Sunardi on SUCI 7, Marshel Widianto SUCI 9, and Nopek Novian SUCI 9. The data analysis technique used is the Ferdinand model semiotic approach De Saussure, by distinguishing between signifier (icon or symbol) and signified (meaning). The results of the research show that the forms of satire found in the stand up comedy performance videos of the three comics, namely Didi, Marshel, and Nopek Novian in Stand Up Comedy Indonesia (SUCI) Kompas TV are divided into two forms, namely hard satire and soft satire. The harsh style of satirical language in the stand up comedy of the three comics shows the use of a language style that is reflected in harsh and angry words, including the expressions poor, miserable, miserable and swearing. Meanwhile, the soft satire contained in the stand-up comedy of the three comics uses words that are still considered appropriate, namely expressions that do not contain harsh words. Expressions about conditions of poverty are conveyed in gentle and inoffensive language. The language style chosen is a conversational language style that is interactive with the audience. Then the voice styles of the three comics in conveying satire are divided into two forms, namely pitch with a flat then low tone and pitch with a flat then rising tone.

Keywords: stand up comedy, satire, povert