PENGGUNAAN DIGITAL STORYTELLING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA SISWA
THE USE OF DIGITAL STORYTELLING TO ENHANCE THE STUDENTS’ SPEAKING ABILITY
Tujuan dari penelitian ini yakni mengidentifikasi apakah penerapan digital storytelling bisa menunjang kemampuan berbicara siswa pada pembelajaran bahasa Inggris. Penelitian ini mengaplikasikan metode deskriptif kuantitatif dari control group design prates dan pascates bagi siswa dari salah satu SMP Swasta di Surabaya, Indonesia. Sebanyak 40 siswa yang dibagi rata pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dilibatkan pada penelitian ini. Siswa yang bergabung dalam kelompok eksperimen diberikan perlakuan pola pengajaran bahasa Inggris dengan menerapkan digital storytelling sedangkan siswa yang tergabung dalam kelompok kontrol tidak diberikan perlakuan tersebut. Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah tes berbicara dan dianalisis dengan analisis deskriptif. Pada hasil analisa statistika terhadap skor prates dan pascates yang dilakukan kepada kedua kelompok siswa tersebut mengindikasikan bahwasannya ditemukan perbedaan yang signifikan pada hasil pascates keduanya. Nilai rata-rata kelompok siswa yang tidak diberikan perlakuan hanya meningkat 17.02% sedangkan kelompok siswa yang mendapatkan perlakuan meningkat 26.79%. Hasil uji t sampel independen dengan metode Mann-Whitney pada taraf signifikansi 95% (α = 0.05) juga menunjukkan bahwa nilai t hitung 109.500 < t tabel 127.000 dan nilai p senilai 0.009 < 0.05. Ini mengindikasikan bahwasannya ditemukan perbedaan hasil pascates yang signifikan antara kelompok yang diberikan perlakuan storytelling digital dan kelompok yang tidak diberikan perlakuan tersebut, sehingga dapat dikatakan bahwa penggunaan digital storytelling mampu menunjang kemampuan berbicara siswa dalam pembelajaran Bahasa Inggris.
Kata Kunci: kemampuan berbicara, Bahasa Inggris, digital storytelling, siswa.
This study aimed to identify whether digital storytelling can enhance students' speaking ability in learning English. The research was conducted using a descriptive quantitative method of the pre-test and post-test control group design for 8th-grade junior high school students at one of the private Junior High Schools in Surabaya, Indonesia. A total of 40 students divided equally into the control and experimental groups participated in this study. Students included in the experimental group were given treatment by learning English using digital storytelling, while students in the control group are not given this treatment. The instrument used to collect the data are speaking test and analyzed with descriptive analysis. The results of statistical analysis of the pre-test and post-test scores conducted on the two groups of students indicate a significant difference in the post-test results of the two groups. The average score of the group of students who were not given treatment only increased by 17.02%, while the group of students who received treatment increased by 26.79%. The independent samples t test results using the Mann-Whitney method at a significance level of 95% (α = 0.05) also showed that the t value was 109.500 < t table 127.000 and the p-value was 0.009 < 0.05. This means that there is a significant difference in post-test results between the group that was given the treatment of digital storytelling and the group that was not given the treatment, thereby the researcher can conclude that digital storytelling can enhance students' speaking ability in learning English.
Keywords: speaking ability, English language, digital storytelling, students.