KONSTRUKSI TENTANG TIKTOK SEBAGAI MEDIA PENYEBARAN BUDAYA POPULER (STUDI KASUS UNICORN YOUNG COLLECTORS CLUB ART GALLERY)

CONSTRUCTION ON TIKTOK AS A MEDIUM FOR DISPLAY OF POPULAR CULTURE (CASE STUDY OF UNICORN YOUNG COLLECTORS CLUB ART GALLERY)

Perkembangan media sosial yang pesat membawa dampak signifikan terhadap budaya populer di kalangan masyarakat. Pengguna media dapat menciptakan tren baru, memperkenalkan gaya hidup baru, serta membentuk identitas budaya yang unik yang kemudian disebar luaskan kepada khalayak melewati batas digital yang lebih luas. Tiktok mampu membuat sesuatu menjadi viral dan diikuti oleh banyak orang dalam waktu yang relatif singkat, sebagai contoh fenomena tren mengunjungi galeri seni Unicorn Young Collectors Club, Surabaya. Penelitian ini mengguankan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Perspektif teori yang digunakan yaitu Konstruksi Sosial Peter L. Berger untuk menganalisis konstruksi tentang tiktok sebagai budaya populer. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tiktok membantu dalam membentuk dan penyebaran budaya populer, yaitu tren mengunjungi galeri seni. Konsumsi konten tiktok yang dikonsumsi secara terus menerus dapat memunculkan tren yang akan membudaya di kalangan mereka, hasil ini setelah pengguna tiktok melewati tiga momen dialektis yang simultan yaitu eksternalisasi, internalisasi, dan objektifikasi. Pada tahap internalisasi konten video yang menampilkan kunjungan ke galeri seni khususnya pada ruangan virtual mapping room, menjadi daya tarik yang kuat bagi pengunjung hasil dari paparan konten pengunjung sebelumnya. Pada tahap objektifikasi, yaitu bagaimana pengguna tiktok sebagai pengunjung memunculkan ketertarikan lebih dalam pada galeri seni dengan mendokumentasikan kunjungan mereka dan mengunggahnya kembali ke tikok sebagai promosi bahwa kunjungan ke galeri seni dapat dilakukan oleh siapapun dan bukan lagi sebagai tempat yang formal. Tahap eksternalisasi, sebagai proses di mana pencurahan pengguna tiktok secara terus menerus melalui promosi konten tiktok untuk menjangkau khalayak yang lebih luas dan terhubungan dengan pengguna lain yang memiliki ketertarikan sama akan tren mengunjungi galeri seni populer.

The rapid development of social media has had a significant impact on popular culture among the public. Media users can create new trends, introduce new lifestyles, and form unique cultural identities that are then spread to audiences across wider digital boundaries. Tiktok was able to make things viral and was followed by many people in a relatively short time, as an example of the trend phenomenon of visiting the Unicorn Young Collectors Club art gallery, Surabaya. This study used qualitative methods with phenomenological approaches. The theoretical perspective used by Peter L. Berger to analyze construction on tiktok as a popular culture. Research has shown that tiktok helps shape and spread popular culture, i.e., the trend of visiting art galleries. Consumption of tiktok content that is consumed continuously can lead to a trend that will be cultivated among them, this result after tiktok users pass through three simultaneous dialectical moments: externalization, internalization, and objectification. At the stage of internalizing video content that shows visits to art galleries, especially in virtual room mapping rooms, it becomes a strong attraction for visitors resulting from previous visitors' content exposure. At the objectification stage, how tiktok users as visitors creates a deeper interest in art galleries by documenting their visits and re-uploading them to tikkok as a promotion that visits to art galleries can be made by anyone and no longer as a formal venue. The stage of externalization, as a process in which users of tiktok continuously through the promotion of tiktok content to reach a wider audience and connect with other users who have the same interest in the trend of visiting popular art galleries.