TUTURAN DALAM KOTBAH PENDETA DI GEREJA KRISTEN JAWI WETAN KOTA SURABAYA
SPEECH IN THE PASTOR'S SERMON AT THE JAWI WETAN CHRISTIAN CHURCH IN SURABAYA
ABSTRAK
Yuwono, Purwo Prasetyo. 2020. Tuturan dalam Kotbah Pendeta di Gereja Kristen Jawi Wetan kota Surabaya. Tesis. Program Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Program Pascasarjana Universitas Negeri Surabaya. Pembimbing: (1) Prof. Dr. Udjang Pairin, M.Pd , (2) Dr. Budinuryanta Yohanes, M.Pd.
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji tuturan kotbah pendeta di Gereja Kristen Jawi Wetan kota Surabaya ditinjau dari aspek pragmastilistikanya, sebab aspek bahasa sebagai media komunikasi begitu variatif. Hal-hal yang menjadi pokok perhatian meliputi: (1) maksim relevansi dalam kotbah pendeta, (2) tindak ilokusi dalam kotbah pendeta (3) implikatur yang terkandung dalam kotbah pendeta, (4) bentuk gaya bahasa kotbah pendeta.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Data penelitian ini berupa tuturan pendeta yang berupa kata-kata, frasa dan kalimat. Sumber data penelitian ini berupa rekaman kotbah pendeta Gereja Kristen Jawi Wetan kota Surabaya. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan metode simak, catat dan observasi. Serangkaian teknik penjaringan di atas menghasilkan data terpilih (koleksi data) kemudian dilakukan analisis data dengan menggunakan teknik reduksi data (transkripsi data, seleksi data, kodifikasi data, dan klasifikasi data). Transkripsi data (rekaman video kotbah pendeta) merupakan kegiatan pengubahan dari data rekaman lisan ke dalam teks tulisan dengan penyesuaian ke dalam sistem ejaan bahasa Jawa yang berlaku. Dari transkip data tersebut dilakukan pembacaan dan pemahaman mendalam untuk kemudian diseleksi serta dipilah berdasarkan kelompok data yang dibutuhkan serta diberikan kode sebagai identitas data (maksim relevansi, tindak ilokusi,makna implikatur serta bentuk gaya bahasa). Sebagai tindak lanjutnya kegiatan interpretasi data dilakukan secara rinci berdasarkan teori yang diacu kemudian disimpulkan sebagai laporan penelitian.
Berdasarkan hasil analisis data penelitian dihasilkan simpulan sebagai berikut: Maksim relevansi yang terjadi dalam kotbah pendeta terbagi menjadi 2 (dua) bagian yaitu kesesuaian dengan sifat Tuhan, kesesuaian Yesus sebagai Bapa. Kesesuaian dengan sifat Tuhan berfungsi sebagai prinsip kerjasama supaya manusia mempunyai sifat-sifat Tuhan. Kesesuaian Yesus sebagai Bapa berfungsi sebagai prinsip kerjasama bahwa Allah Tritunggal yang Maha Kudus supaya manusia selalu ingat akan sang pencipta. Sedangkan tindak iloksi pada bahasa kotbah pendeta terbagi menjadi 3 (tiga) yaitu, mengajak senantiasa hormat, memerintah untuk mencintai Tuhan, melarang mendustakan Tuhan. Ketiga tindak ilokusi tersebut mempunyai fungsi sesuai dengan penggunaannya. mengajak senantiasa hormat dinarasikan oleh pendeta pada awal kotbah untuk menggambarkan kebesaran dan keagungan Tuhan Yang Maha Esa, memerintah untuk mencintai Tuhan dinarasikan pada pertengahan kotbah pendeta berfungsi untuk menceritakan manusia harus ingat akan sang pencipta. Selanjutnya melarang mendustakan Tuhan pada akhir kotbah pendeta difungsikan untuk mendeskripsikan manusia akan kembali padaNya, oleh karena itu selalu berbuat baiklah.
Implikatur dalam bahasa kotbah pendeta di Gereja Kristen Jawi Wetan kota Surabaya diantaranya yaitu implikatur konvensional dan implikatur nonkonvensional. Dari hasil analisis, penelitian tersebut didominasi oleh implikatur konvensional. Hal ini merupakan bukti bahwa kotbah pendeta memiliki fungsi untuk memberikan informasi dan pengumuman.
Bentuk gaya bahasa tuturan kotbah pendeta Gereja Kristen Jawi Wetan kota Surabaya terbagi menjadi dua (2) yaitu lugas dan kiasan. Lugas sendiri dibagi lagi menjadi tiga (3) yaitu sinonim, homonim dan polisemi. Adapun fungsi-fungsinya meliputi: menimbulkan efek keindahan, mengkonkretkan gambaran, menimbulkan kesan religius, memperjelas maksud dan menimbulkan kesan menghidupkan kalimat. Sedangkan kiasan sendiri dibagi menjadi tiga (3) yaitu peribahasa, majas, retorika Adapun fungsi-fungsinya meliputi: menimbulkan efek keindahan, mengkonkretkan gambaran, menimbulkan kesan religius, memperjelas maksud dan menimbulkan kesan menghidupkan kalimat. Hal ini merupakan bukti bahwa bentuk gaya bahasa kiasan jauh lebih dominan digunakan pada kotbah pendeta di Gereja Kristen Jawi Wetan kota Surabaya dibandingkan bentuk gaya bahasa lugas.
Kata kunci: kotbah pendeta, maksim relevansi, tindak ilokusi, implikatur, bentuk gaya bahasa
ABSTRACT
Yuwono, Purwo Prasetyo. 2020. Speech in the Pastor's Sermon at the Jawi Wetan Christian Church in Surabaya. Thesis. Indonesian Language and Literature Education Department. Surabaya State University Postgraduate Program. Supervisor: (1) Prof. Dr. Udjang Pairin, M.Pd ,(2) Dr. Budinuryanta Yohanes, M.Pd.
This study aims to examine the preacher's sermon at the Jawi Wetan Christian Church in Surabaya in terms of its pragmaticistic aspect, because the aspect of language as a medium of communication is varied. Matters of concern include: (1) maxim of relevance in pastors' sermons, (2) illocutionary acts in pastors' sermons (3) implications contained in pastors' sermons, (4) forms of pastor's sermon style.
This research is a qualitative descriptive study. The research data is in the form of pastors' utterances in the form of words, phrases and sentences. The data source of this research is a recording of a sermon from the Jawi Wetan Christian Church pastor in Surabaya. The data collection technique is done by observing, taking notes and observing methods. A series of networking techniques above produce selected data (data collection) and then analyzed using data reduction techniques (data transcription, data selection, data codification, and data classification). Data transcription (video recording of the pastor's sermon) is an activity of converting from oral recorded data into written text with adjustments to the applicable Javanese spelling system. From the transcript of the data, a thorough reading and understanding were carried out, then selected and sorted based on the required data group and coded as data identity (maxim of relevance, illocutionary action, implicative meaning and form of language style). As a follow-up, data interpretation activities were carried out in detail based on the theory referred to and then concluded as a research report.
Based on the results of the research data analysis, the following conclusions were as follows: The maxim of relevance that occurred in the pastor's sermon was divided into 2 (two) parts, namely conformity to God's character, the suitability of Jesus as Father. Conformity with God's character functions as a principle of cooperation so that humans have God's attributes. The suitability of Jesus as Father functions as a cooperative principle that God is the Most Holy Trinity so that humans always remember the creator. Meanwhile, the illocution acts in the preacher's sermon language are divided into 3 (three), namely, inviting always to be respectful, ordering to love God, forbidding to deny God. The three illocutionary acts have a function according to their use. inviting to always respect, narrated by the pastor at the beginning of the sermon to describe the greatness and majesty of God Almighty, commanding to love God. Narrated in the middle of the sermon, the pastor functions to tell humans must remember the creator. Furthermore, prohibiting denying God at the end of the pastor's sermon functioned to describe humans will return to Him, therefore always do good.
Implications in the language of the preacher's sermon at the Jawi Wetan Christian Church in Surabaya include conventional implicatures and non-conventional implicatures. From the results of the analysis, this study is dominated by conventional implicatures. This is proof that the pastor's sermon has a function to provide information and announcement.
The form of the speech style of the Jawi Wetan Christian Church pastor in Surabaya is divided into two parts as follows (2) straightforward and figurative. Straightforward itself is further divided into three as follows (3) synonyms, homonyms and polysemy. The functions include: creating aesthetic effect, concretizing an image, creating a religious impression, clarifying meaning and giving the impression of animating the sentence. Meanwhile, figures of speech are divided into three as follows (3) proverbs, figures of speech, rhetoric. Its functions include: creating aesthetic effect, concretizing images, creating religious impressions, clarifying intentions and creating the impression of animating sentences. This is an evidence that the form of figurative language is much more dominant in the preacher's sermon at the Jawi Wetan Christian Church, Surabaya city than the form of straight language style.
Keywords: pastor's sermon, maxim of relevance, act of illocution, implicature, form of language style