Tradition In The Novel Lampahan Prasyuga-Prasutawati By Tulus Setiyadi (A Literary Anthropology Approach)
Abstrak
Tradisi Jawa menjadi salah satu persoalan yang bisa dibahas oleh para penulis novel. Salah satu novel yang membahas mengenai tradisi masarakat Jawa ialah novel karya Tulus Setiyadi dengan judul “Lampahan Prasyuga-Prasutawati”. Penelitian ini menggunakan pendekatan antropologi sastra yang memiliki tujuan (1) menjelaskan gambaran tradisi kelairan yang terdapat dalam novel Lampahan Prasyuga-Prasutawati karya Tulus Setiyadi. (2) menjelaskan gambaran tradisi kematian yang terdapat dalam novel Lampahan Prasyuga-Prasutawati karya Tulus Setiyadi. (3) menjelaskan relevansi sosial tradisi kelahiran dan kematian yang terdapat dalam novel Lampahan Prasyuga-Prasutawati karya Tulus Setiyadi. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif. Metode tersebut digunakan untuk mendeskripsikan fakta pada penelitian dan setelahnya akan dianalisis. Sumber data yang digunakan ialah novel Lampahan Prasyuga-Prasutawati karya Tulus Setiyadi. Data penelitian berupa kalimat yang sesuai dengan rumusan masalah yakni gambaran tradisi kelahiran dan kematian. Pada penelitian kualitatif, peneliti sebagai instrumen utama. Instrumen pendukungnya ialah novel, buku catatan, buku sebagai rujukan, smartphone, laptop dan alat tulis. Tata cara untuk pengumpulan data menggunakan teknik studi Pustaka dan wawancara. Tata cara analisis data menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif dengan cara pengelompokkan data, menafsirkan data setelah itu menarik kensimpulan. Hasil dari penelitian ini menjelaskan 3 bagian berdasarkan rumusan masalah. Pertama, gambaran mengenai tradisi lahiran yang terdapat dalam novel yaitu, (1) Tradisi slametan brokohan bayi, (2) Tradisi mengubur ari-ari, (3) Tradisi slametan sepasaran bayi dan puputan, (4) Kepercayaan terhadap dukun bayi. Kedua, gambaran mengenai tradisi kematian yang terdapat dalam novel ialah (1) Tradisi merawat orang meninggal, dimulai dari memandikan jenazah dan menyediakan ubarampe untuk penghormatan kepada orang yang telah meninggal. (2) Tradisi membuat sesajen. (3) Tradisi selametan seribu hari. (4) Tradisi nyekar atau berkunjung ke makam. Ketiga, relevansi sosial tradisi kelahiran dan kematian tersebut menurut pengetahuan masarakat dan dari kabar berita yang terdapat di internet, masih dilaksanakan dan dipercaya oleh para masarakat pada jaman sekarang khususnya masarakat Jawa.
Kata Kunci : Tradisi kelahiran, tradisi kematian, relevansi sosial, antropologi sastra.
Abstract
Javanese tradition is one of the issues that can be discussed by novelists. One of the novels that discusses the traditions of Javanese society is a novel by Tulus Setiyadi entitled "Lamapahan Prasyuga-Prasutawati". This study uses a literary anthropology approach which has the aim of (1) explaining the description of the liquid tradition contained in the novel Lampahan Prasyuga-Prasutawati by Tulus Setiyadi. (2) to explain the description of the death tradition contained in the novel Lampahan Prasyuga-Prasutawati by Tulus Setiyadi. (3) to explain the social relevance of birth and death traditions contained in the novel Lampahan Prasyuga-Prasutawati by Tulus Setiyadi. The method used is qualitative method. The method is used to describe the facts in the research and afterwards it will be analyzed. The data source used is the novel Lampahan Prasyuga-Prasutawati by Tulus Setiyadi. The research data is in the form of sentences that are in accordance with the formulation of the problem, namely the description of the tradition of birth and death. In qualitative research, the researcher is the main instrument. The supporting instruments are novels, notebooks, books as references, smartphones, laptops and stationery. The procedure for data collection uses literature study techniques and interviews. The procedure for analyzing data uses qualitative descriptive analysis techniques by classifying data, interpreting data after that drawing conclusions. The results of this study explain 3 parts based on the formulation of the problem. First, the description of the birth tradition contained in the novel, namely, (1) The tradition of brokohan baby slametan, (2) The tradition of burying the placenta, (3) The tradition of sepasaran baby and puputan slametan, (4) Belief in baby shamans. Second, the description of the death tradition contained in the novel is (1) The tradition of caring for the dead, starting from bathing the body and providing ubarampe to honor the deceased. (2) The tradition of making offerings. (3) The tradition of a thousand-day celametan. (4) The tradition of nyekar or visiting the grave. Third, the social relevance of the tradition of birth and death according to public knowledge and from the news contained on the internet, is still implemented and trusted by the community today, especially the Javanese community.
Keywords: birth tradition, death tradition, social relevance, literary anthropology.