PERAN KEPALA SEKOLAH DALAM OPTIMALISASI PAGUYUBAN KELAS PADA IMPLEMENTASI KURIKULUM MERDEKA DI SMP NEGERI 1 MAGETAN
Supardi. 2024. Peran Kepala Sekolah Dalam Optimalisasi Paguyuban Kelas Pada Implementasi Kurikulum Merdeka Di SMP Negeri 1 Magetan. Tesis. Program Studi Manajemen Pendidikan, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Surabaya. Pembimbing: (I) Dr. Nunuk Hariyati, M.Pd. dan (II) Dr. Diana Rahmasari, S.Psi.,M.Si.,Psikolog
Kata-kata Kunci: Kepala Sekolah, Paguyuban Kelas, Kurikulum Merdeka.
Penelitian ini bertujuan untuk: (1) untuk mengetahui peran kepala sekolah dalam optimalisasi paguyuban kelas pada implementasi kurikulum merdeka di SMPN 1 Magetan; (2) untuk mengetahui pengelolaan dan optimalisasi paguyuban kelas pada impelentasi kurikulum merdeka di SMPN 1 Magetan; dan (3) untuk mengetahui hambatan dan upaya kepala sekolah dalam optimalisasi paguyuban kelas pada impelementasi kurikulum merdeka di SMPN 1 Magetan.
Sumber data dalam penelitian ini adalah Kepala Sekolah, Ketua dan Anggota Paguyuban dan Guru. Penelitian dilaksanakan di SMP Negeri 1 Magetan. Instrumen pengumpul data meliputi alat rekam (audio-record), panduan wawancara, notebook, dan peneliti. Teknik pengumpulan data dalam penelitan ini dilakukan dengan observasi, wawancara, dokumentasi dan gabungan (tringulasi). Sedangkan analisa data menggunakan analisa kualitatif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) Peran kepala sekolah dalam implementasi Kurikulum Merdeka sangat aktif, hal ini tidak terlepas dari perannya sebagai educator, manajer, administrator, inovator, motivator, leader dan supervisor dalam lingkup lembaga yang dipimpinnya. Peran kepala Sekolah dalam menjembatani komunikasi antara sekolah dengan masyarakat dalam hal ini paguyuban kelas sangat strategis; (2) Pengelolaan dan optimalisasi paguyuban kelas dapat dilakukan oleh Kepala Sekolah dengan cara meningkatkan perannya sebagai top leader yang mempunyai wewenang dan kekuasaaan, serta kompetensi dalam mengatur dan mengembangkan bawahannya secara profesional; dan (3) Hambatan dalam implementasi Kurikulum Belajar di Sekolah adalah keterbatasan sumberdaya manusia pada Paguyuban Kelas dan ketersediaan waktu bagi anggota Paguyuban untuk mencurahkan tenaga dan pikiran dalam implementasi Kurikulum Merdeka di sekolah. Sedangkan upaya Kepala Sekolah untuk mengatasi hambatan adalah dengan memaksimalkan ketua dan anggota yang memiliki kualitas sumberdaya manusia yang baik dan memiliki waktu yang relatif cukup untuk mencurahkan tenaga dan pikirannya untuk meningkatkan kualitas pendidikan.
The research results show that (1) The role of the school principal in implementing the Independent Curriculum is very active, this cannot be separated from his role as educator, manager, administrator, innovator, motivator, leader and supervisor within the scope of the institution he leads. The role of the principal in bridging communication between the school and the community, in this case the class community, is very strategic; (2) Management and optimization of class associations can be carried out by the Principal by increasing his role as a top leader who has authority and power, as well as competence in managing and developing his subordinates professionally; and (3) Obstacles in implementing the Learning Curriculum in Schools are limited human resources in the Class Association and the availability of time for Paguyuban members to devote energy and thought to implementing the Independent Curriculum in schools. Meanwhile, the Principal's efforts to overcome obstacles are by maximizing leaders and members who have good quality human resources and have relatively sufficient time to devote their energy and thoughts to improving the quality of education.