Curah hujan ekstrem merupakan fenomena alam yang terjadi akibat tingginya intensitas air hujan yang turun sehingga menimbulkan banyak dampak negative. Salah satu dampak yang ditimbulkan adalah banjir yang dapat menyebabkan lahan padi gagal panen. Untuk meminimalisir hal tersebut maka dilakukan prediksi curah hujan. Salah satu metode yang dapat digunakan adalah spatial extreme value theory menggunakan pendekatan max-stable dan pendekatan copula. Dari pendekatan ini maka akan didapatkan return level (nilai prediksi) curah hujan dengan memperhatian unsur lokasi didalamnya. Penelitian ini membahas pendekatan max-stable menggunakan model Smith dan pendekatan copula menggunakan model Copula Gaussian. Estimasi parameter yang digunakan yaitu metode Maximum Likelihood Estimation (MLE). Karena memperhitungkan unsur spasial, maka juga digunakan model trend surface. Diakhir penelitian maka akan digunakan metode Akaike Information Criterion (AIC) untuk membandingkan dan memilih model terbaik yang digunakan dalam memprediksi curah hujan. Spatial extreme value theory ini akan diterapkan pada data curah hujan di Jawa Timur yang terdiri dari 9 stasiun pengamatan curah hujan. Hasil estimasi parameter spasial menunjukkan bahwa nilai prediksi curah hujan dengan intensitas tertinggi akan terjadi di sekitar stasiun pengamatan curah hujan Sawahan yang terletak di kabupaten Nganjuk dalam periode 2 tahunan. Dari hasil pemilihan model terbaik menggunakan AIC, pendekatan terbaik yang dapat digunakan yaitu Spatial extreme value theory menggunakan pendekatan copula.
Extreme rainfall is a natural phenomenon that occurs because of the high intensity of rainfall which causes many negative impacts. One of the impacts is flooding that can ruin crops for farmers. To minimize this hazard, rainfall prediction is carried out. One methods that can be used is spatial extreme value theory using max stable approach and copula approach. From this approach, we will get the return level (predictive value) rainfall by paying attention to the location elements in it. This study discusses the max-stable approach using the Smith model and the copula approach using the Copula Gaussian model. Parameter estimation used is Maximum Likelihood Estimation (MLE) method. Because it takes into spatial elements, the trend surface model is also used. At the end of the study, Akaike Information Criterion (AIC) method is used to compare and select the best model which should be used in predicting rainfall. Spatial extreme value theory will be applied to rainfall data in East Java which consists of nine rainfall observation stations. The results of spatial parameter estimation show that the highest of rainfall intensity value will occur around rainfall observation station namely Sawahan which is located in Nganjuk district in a period of two years. From the results of the best model using AIC, the best approach that can be used is Spatial extreme value theory using copula approach.