Pengembangan di sektor pariwisata merupakan hal yang penting dan mempunyai nilai ekonomi yang tinggi dan populer pada semua elemen masyarakat. Pengembangan objek wisata di Kabupaten Banyuwangi selatan belum optimal karena letak objek wisata yang berjauhan dengan pusat pemerintahan dan terbatasnya anggaran operasional. Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui objek wisata yang dapat direkomendasikan sebagai pusat pertumbuhan kepariwisataan sehingga bisa memberikan efek pertumbuhan bagi objek wisata yang berada disekitarnya.
Jenis penelitian ini adalah penelitian survey dengan pendekatan deskriptif kuantitatif. Lokasi penelitian dilakukan di Taman Nasional Alas Purwo, Ekowisata Bedul, Pantai Grajagan, Pulau Merah, Penangkaran Penyu Sukomade Kabupaten Banyuwangi selatan. Subjek penelitian ini adalah wisatawan, pedagang, ketua pengelola objek wisata, sedangkan objek penelitian ini adalah sumberdaya manusia, kondisi alam, sikap masyarakat, daya tarik wisata, sarana prasarana, jarak antar objek wisata, aksesibilitas. Peneliti mengambil sampel sebanyak 185 responden wisatawan. Sempel pedagang diambil keseluruhan karena kurang dari 25 responden. Data diperoleh melalui observasi, wawancara, pengukuran lapangan, dokumentasi. Teknik analisis data dengan teknik skoring.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa Pulau Merah mendapat skor tertinggi dengan skor 25,5, Taman Nasional Alas Purwo dengan skor 22,5, Pantai Grajagan dengan skor 20, Penangkaran Penyu Sukomade dengan skor 20, Ekowisata Bedul dengan skor 17. Sehingga, Pulau Merah menjadi pusat pertumbuhan kepariwisataan di Banyuwangi selatan. Adanya konsep leading industry, polarization, dan spread effect diharapkan dapat memberikan efek pertumbuhan kepariw isataan pada objek-objek wisata di Kabupaten Banyuwangi selatan.
Kata Kunci : Pengembangan, Wisata, Pusat Pertumbuhan.
Tourism developments sector are important and have high economic value, that are popular with all of society elements. Tourism development in the southern Banyuwangi Regency is not optimal because of two major problems, distance from the city and limited of operational budget. There fore, This study aim to find out the tourism objects that can be recommended the centers growth in the southern Banyuwangi Regency, inuwich it can provide benifisel effect for the other tourism objects nearby.
This type of research is survey research with a quantitative descriptive approach. location of the study was conducted in Alas Purwo National Park, Bedul Ecotourism, Grajagan Beach, Red Island, Sukomade Turtle Breeding, South Banyuwangi Regency. The subjects of this study were tourists, traders, heads of tourist attractions, while the object of this research is human resources, natural conditions, community attitudes, tourist attractions, infrastructure, distance between attractions, accessibility. The researcher took a sample of 185 tourist respondents. The merchant stamp is taken entirely because there are fewer than 25 respondents. Data obtained through observation, interviews, field measurements, documentation. Data analysis techniques with scoring techniques.
The results of this study indicate that Red Island got the highest score with a score 25.5, Alas Purwo National Park with a score 22.5, Grajagan Beach with a score 20, Sukomade Turtle Breeding with a score 20, Ecotourism Bedul with a score 17. Thus, Red Island became the center of tourism growth in southern Banyuwangi. The concept of leading industry, polarization, and spread effects is expected to have an effect on the growth of governance in tourism objects in the southern Banyuwangi Regency
Keywords : Development, tourism, Growth Center.