Pengaruh Perbandingan Metanol dengan Minyak Jelantah Terhadap Kualitas Biodiesel dari Minyak Jelantah dengan Metode Non-Katalis Sistem Batch
The Effect of The Ratio of Methanol and Used Cooking Oil on the Quality of Biodiesel FROM Used Cooking Oil Using the Non-Catalyzed Batch System Method
Kebutuhan bahan bakar semakin meningkat seiring dengan kemajuan teknologi, industri, dan transportasi, baik di Indonesia maupun dunia. Transisi ke bentuk energi terbarukan sebagai energi alternatif yang lebih bersih telah dimulai di banyak negara, contohnya seperti biodiesel. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas biodiesel dari minyak jelantah dengan metode nonkatalis sistem batch.
Penelitian dilakukan dengan variasi rasio molar sebesar 160, 170, dan 180 untuk perbandingan metanol dan minyak jelantah. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode nonkatalis sistem batch yang melibatkan reaksi transesterifikasi, yaitu minyak jelantah direaksikan dengan metanol untuk menghasilkan biodiesel. Minyak jelantah sebanyak 200 mL dimasukkan ke dalam BCR (Bubble Column Reactor), kemudian atur suhu pada heater satu sebesar 70 °C, heater dua 170 °C, dan heater tiga 150 °C. Setelah itu, metanol dimasukkan ke dalam BCR. Reaksi antara minyak jelantah dan metanol menghasilkan campuran biodiesel, gliserol, dan metanol. Hasil biodiesel dari minyak jelantah merupakan biodiesel yang telah dipisahkan. Setelah itu, biodiesel dari minyak jelantah diuji sesuai SK Dirjen EBTKE No. 195.K/EK.05/DJE/2022 untuk mengetahui karakteristik biodiesel.
Hasil pengujian menunjukkan bahwa yield biodiesel dari minyak jelantah tertinggi diperoleh pada rasio molar 160 yaitu sebesar 51 %. Pengujian karakteristik menunjukkan variasi rasio molar 160, 170, dan 180 untuk massa jenis (pada suhu 40 °C), viskositas kinematik (pada suhu 40 °C), angka setana, dan angka iodium telah memenuhi persyaratan yang ditentukan.
The need for fuel is increasing along with advances in technology, industry and transportation fields, both in Indonesia and throughout the world. The transition to renewable energy as a cleaner alternative energy has begun in many countries, such as biodiesel. This study aims to determine the quality of biodiesel from used cooking oil with the manufacturing process using the non-catalyzed batch system method.
The research was conducted with molar ratio variations of 160, 170, and 180 for the ratio of methanol and used cooking oil. The method used in this research is a non-catalyzed batch system method involving transesterification reaction, where used cooking oil is reacted with methanol to produce biodiesel. 200 mL of used cooking oil was put into the BCR (Bubble Column Reactor), then set the temperature for heater one at 70 °C, heater two at 170 °C, and heater three at 150 °C. After that, methanol was added to the BCR. The reaction between used cooking oil and methanol produces a mixture of biodiesel, glycerol, and methanol. The biodiesel from used cooking oil is the biodiesel that has been separated. After that, biodiesel from used cooking oil is tested according to the Decree of the Director General of EBTKE No. 195.K/EK.05/DJE/2022 to determine the characteristics of biodiesel.
The test results showed that the highest biodiesel yield from used cooking oil was obtained at a molar ratio of 160, with a yield of 51 %. Characteristic testing shows that variations in molar ratios of 160, 170, and 180 for density (at a temperature of 40 °C), kinematic viscosity (at a temperature of 40 °C), cetane number, and iodine number have met the specified requirements.