Profil Proses Berpikir Kreatif Siswa Kelas V Sekolah Dasar pada Pemecahan Masalah Pecahan Ditinjau dari Perbedaan Jenis Kelamin
The Profile of the Creative Thinking Process of Students in Fifth Grade Elementary School in the Fraction Problem Solving Based on Sex Differences
Kata kunci: proses berpikir kreatif, pemecahan masalah, pecahan, perbedaan jenis kelamin
Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan profil proses berpikir kreatif siswa laki-laki dan perempuan kelas V Sekolah Dasar (SD) pada pemecahan masalah pecahan ditinjau dari perbedaan jenis kelamin. Subjek terdiri dari satu siswa laki-laki dan satu siswa perempuan dengan kemampuan matematika tinggi. Data dikumpulkan dengan wawancara berbasis tugas dan dianalisis melalui urutan: kategorisasi data, reduksi data, penyajian data, penafsiran, dan penarikan kesimpulan. Proses berpikir kreatif pada penelitian ini adalah rangkaian tahapan yang dilalui siswa dalam berpikir kreatif (meliputi: mengeksplorasi fakta (fact finding), mengidentifikasi masalah (problem finding), membangun ide (idea finding), dan melengkapi ide untuk menghasilkan solusi (solution finding)), dengan tinjauan berpikir kreatif berupa kefasihan, fleksiblitas dan kebaruan.
Pada tahap fact finding dan problem finding, subjek laki-laki (SL) dan subjek perempuan (SP) menyelesaikan masalah dengan membaca soal dalam hati untuk mengeksplorasi hal-hal yang diketahui dan memahami permasalahan. Pada kedua tahap ini, SL lebih fokus pada bagian yang penting dari soal, sedangkan SP memperhatikan secara rinci informasi pada soal. Dalam menyampaikan kembali informasi pada soal, SL memparafrase dengan penyampaian menggunakan kalimatnya sendiri tanpa mengubah maknanya, sedangkan SP menyampaikan secara rinci dengan menggunakan kalimat sebagaimana yang tertulis pada soal. Pada tahap idea finding, SL dan SP mengaitkan antara informasi yang diketahui pada soal dan pemahaman terhadap masalah dengan pengetahuan/pengalamannya untuk membangun ide dalam menyelesaikan masalah menggunakan representasi visual dalam bentuk gambar dan bentuk matematika. Pada tahap solution finding, ide-ide yang dikembangkan SL dan SP untuk menghasilkan penyelesaian dalam bentuk gambar yaitu: menentukan bentuk gambar, cara penempatan gambar, banyaknya bagian gambar yang dipotong dan banyaknya potongan, cara memotong gambar, dan cara menunjukkan hasil akhir penyelesaian pada bentuk gambar. Lalu SL dan SP mengaitkannya dengan pemahaman tentang konsep pecahan sehingga dihasilkan penyelesaian dalam bentuk matematika. Dalam hal ini, hasil penelitian mengindikasikan pentingnya pemahaman siswa tentang makna pecahan sebagai bagian dari keseluruhan, yang meliputi pemahaman tentang “bagian-bagian yang sama” dan “keseluruhan”, sehingga siswa dapat menentukan nilai pecahan dari suatu bagian pada gambar. Keterampilan siswa dalam operasi hitung juga mendukung dalam penyelesaiannya. Hasil penelitian juga menunjukkan pentingnya penggunaan gambar dalam penyelesaian masalah, meskipun subjek dapat menghasilkan suatu penyelesaian dalam bentuk matematika dengan merepresentasikan gambarnya secara mental dan menggeneralisasi dari penyelesaian sebelumnya.
SL dan SP menggunakan penyelesaian algoritma, berupa pengulangan langkah-langkah penyelesaian. Bedanya, SL memilih ide-idenya bersamaan dengan menunjukkan langkah kerjanya, sedangkan SP memilih ide-idenya sebelum menunjukkan langkah kerjanya. Dengan ide-ide yang dipilih dan ditunjukkan pada langkah kerjanya, SL dan SP menghasilkan banyak penyelesaian berbeda yang semuanya bernilai benar. Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses berpikir kreatif SL dan SP kelas V SD dalam menyelesaikan masalah pecahan memenuhi aspek kelancaran, fleksibilitas dan kebaruan. Pada penelitian ini ditemukan bahwa semakin banyak pengetahuan/pengalaman siswa yang dikaitkan dengan informasi yang diketahui dan permasalahan yang ada, maka semakin banyak ide-ide yang bisa dimunculkan untuk menyelesaikan masalah. Namun, untuk teraplikasinya ide tersebut dibutuhkan kemampuan siswa menjalin hubungan di antara ide-idenya dengan membentuk serangkaian langkah kerja sesuai ide-ide tersebut. Juga dibutuhkan kemampuan siswa mengaitkan antara hasil akhir penyelesaian dengan permasalahan, sehingga dapat diperiksa kesesuaian antara hasil akhir penyelesaian tersebut dengan tujuan permasalahan. Temuan lainnya dari penelitian ini terkait adanya perbedaan kecenderungan antara SL dan SP dalam menyelesaikan masalah, serta pilihan strategi atau pendekatan yang digunakan untuk menerapkan ide-idenya.
Keywords: creative thinking process, flexibility, fluency, novelty, problem-solving, fraction
The purpose of this study is to describe the profile of the creative thinking process of students in fifth-grade elementary school in fractional problem-solving based on gender differences. Subjects consist of one male student and one female student with high mathematical ability. Data were collected by task-based interviews and analyzed through the sequence: data classification, data reduction, data presentation, interpretation, and drawing conclusions. The creative thinking process in this research is a series of stages that students go through in creative thinking. Those stages, including exploring facts (fact-finding), identifying problems (problem finding), generating ideas (idea finding), and completing ideas to produce solutions (solution finding). The review of creative thinking in this study was fluency, flexibility, and novelty.
In the stage of fact-finding and problem finding, the male subject (MS) and the female subject (FS) solved the problem by reading the questions silently to explore things that are known and to understand the problem. At these two stages, MS gave more concern on an important part of the question while FS paid attention to detailed information on the question. In conveying the information on the question, MS paraphrased it using his own words while FS conveyed it in detail by using the sentence as written in the questions. In the idea-finding stage, MS and FS related the information and the problem with their knowledge or experiences to generate ideas in problem-solving by using visual representations in image forms and mathematical forms. In the solution finding stage, MS and FS developed their ideas to produce solutions in the form of images, namely: determining the shape of the image, how to cut the image, the number of parts of the image that are cut, and the number of pieces, how to cut the image, and how to show the final result of the completion on the image. Then MS and FS related the image solutions to an understanding of fraction concepts so that mathematical solutions were produced. In this case, the results of this study indicate the importance of student’s understanding of the fraction meaning as a part of a whole, which includes an understanding of “equal parts” and “whole”, so that students can determine the fraction value of a part in the image. Students’ skills in arithmetic operations also support the completion. The results of this study also show the importance of using images in fraction problem solving, although subjects can produce a solution in mathematical form by mentally representing the image and making generalizations from the previous solutions.
MS and FS used an algorithm solution, in the form of repetition of completion steps. The difference was MS chose his ideas along with showing his working steps, while FS chose her ideas before showing her working steps. With selected ideas and that was shown in their working steps, MS and FS produced many correct different solutions. The results of this study showed that the creative thinking process of MS and FS in fifth-grade elementary school in problem-solving of fractions fulfilled the aspects of fluency, flexibility, and novelty. In this study was also found that the more knowledge or experiences of students associated with known information and existing problems, the more ideas that could be generated to solve the problem. However, for the application of these ideas, it required the ability of students to establish relationships between their ideas by forming a series of work steps according to these ideas. It also required the ability of students to relate the final result of the solution to the problem so that it could be checked for suitability with the problem’s purpose. Other findings from this study were related to the differences in tendencies between MS and FS in problem-solving, as well as the choice of strategies or approaches used to implement their ideas.