Analisis Wacana Kritis Politik Identitas Dalam Talkshow Kompas TV
Critical Discourse Analysis of Identity Politics in the Kompas TV
Studi ini melakukan analisis wacana kritis terhadap dua episode sebuah acara talk show yang memfokuskan pada isu kontroversial politik identitas. Analisis bertujuan untuk mengungkap narasi yang mendasar, pilihan bahasa, dan strategi retoris yang digunakan oleh para peserta, memberikan pemahaman mendalam terhadap kompleksitas dan nuansa yang melingkupi wacana politik identitas dalam masyarakat Indonesia kontemporer. Melalui pemeriksaan rinci percakapan dalam acara talk show, studi ini mengungkapkan beragam pandangan, mulai dari penolakan keras hingga penerimaan hati-hati terhadap politik identitas. Para peserta kunci, termasuk tokoh politik, akademisi, dan aktivis, mengemukakan posisi mereka, seringkali terlibat dalam debat sengit dan menawarkan perspektif yang kontras. Analisis menelusuri strategi wacana yang digunakan oleh para pembicara, termasuk pengaturan argumen, penggunaan bahasa yang emosional, dan pembacaan referensi sejarah dan budaya. Secara keseluruhan, temuan tersebut menegaskan sifat multifaset dari politik identitas di Indonesia, mengungkapkan interseksionalitasnya dengan agama, etnisitas, dan dinamika sosial-politik. Studi ini memberikan kontribusi dalam pemahaman lebih mendalam terhadap konstruksi wacana politik identitas dalam wacana media Indonesia, memberikan wawasan tentang tantangan dan peluang untuk membangun dialog dan rekonsiliasi dalam masyarakat yang beragam dan terpolarisasi.
This study conducted a critical discourse analysis of two episodes of a talk show that focused on the controversial issue of identity politics. The analysis aims to uncover the underlying narratives, language choices, and rhetorical strategies used by the participants, providing an in-depth understanding of the complexities and nuances that surround identity politics discourse in contemporary Indonesian society. Through a detailed examination of conversations on talk shows, this study reveals a variety of views, ranging from strong rejection to cautious acceptance of identity politics. Key participants, including political figures, academics, and activists, put forward their positions, often engaging in heated debate and offering contrasting perspectives. The analysis explores the discourse strategies used by the speakers, including the organization of arguments, the use of emotive language, and the reading of historical and cultural references. Overall, the findings confirm the multifaceted nature of identity politics in Indonesia, revealing its intersectionality with religion, ethnicity, and socio-political dynamics. This study contributes to a deeper understanding of the construction of identity politics discourse in Indonesian media discourse, providing insight into the challenges and opportunities for building dialogue and reconciliation in a diverse and polarized society.