Modified Model United Nations Simulation for EFL Senior High School Students’ Oral Presentation
Di abad ke-21 ini, siswa SMA harus menguasai kemampuan 4C (berpikir kritis, memecahkan masalah, pengambilan Keputusan, dan berpikir kreatif) guna meningkatkan performanya dalam proses pembelajaran Bahasa Inggris. Para siswa perlu mengembangkan pengetahuan mengenai isu terbaru yang berkembang di masyarakat. Dengan menguasai kemampuan 4C, siswa akan lebih kritis terhadap informasi apapun di sekitarnya. Presentasi lisan efektif untuk membantu siswa untuk menguasai kemampuan 4C selama pembelajaran Bahasa Inggris. Walaupun memberikan banyak dampak positif dalam meningkatkan kemampuan berbicara, presentasi lisan masih dipandang sebagai tugas yang sulit bagi siswa. Oleh karenanya, guru mendayagunakan metode pembelajaran bernama Simulasi Sidang PBB Termodifikasi. Penelitian ini bertujuan untuk menginvestigasi pengalaman dan persepsi siswa SMA selama pelaksanaan Simulasi Sidang PBB Termodifikasi. Metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus digunakan untuk mengambil data penelitian ini. Enam siswa dilibatkan dengan menggunakan teknik Pusposive Sampling. Ada dua macam teknik pengambilan data dalam penelitian ini, yaitu observasi lapangan dan wawancara semi terstruktur.
Berdasarkan hasil observasi lapangan, para siswa SMA tersebut mengalami beragam pengalaman belajar selama melaksanakan Simulasi Sidang PBB Termodifikasi dalam kegiatan presentasi lisan. Walau semua siswa sudah pernah melaksanakan simulasi ini, ada satu siswa yang pernah berpartisipasi dalam Konferensi Sidang PBB di luar sekolah. Pengalaman ini membantunya untuk memahami setiap langkah dalam Simulasi Sidang PBB Termodifikasi di kelas ini. Selama kegiatan simulasi ini, para murid berkompetisi untuk meningkatkan kemampuan teknologi dengan memanfaatkan platform dan kecerdasan buatan untuk menyusun materi presentasi yang interaktif. Selain itu, para siswa merasakan kerja sama tim yang menyenangkan dan kegembiraan dalam belajar, belajar ilmu politik, dan meningkatkan keterampilan kognitif mereka. Di sisi lain, para siswa mengalami beberapa kesulitan selama kegiatan berlangsung. Para siswa masih menghadapi kesulitan dalam mengelola ide mereka menjadi konten yang berharga dalam materi presentasi mereka. Selain itu, para siswa merasa takut mendapatkan kritik atau umpan balik yang buruk dan tidak dapat menunjukkan kemampuan yang baik dalam kompetensi linguistik, seperti tata bahasa, pelafalan, dan kosakata. Dari hasil wawancara semi-terstruktur yang mendalam, para siswa memperoleh berbagai dampak pembelajaran setelah menerapkan Simulasi Sidang PBB Termodifikasi selama kegiatan presentasi lisan. Seluruh siswa setuju bahwa simulasi ini meningkatkan kemampuan riset mereka. Selain itu, mereka juga dapat meningkatkan kemampuan dan kepercayaan diri mereka dalam berkomunikasi selama presentasi lisan. Namun, para siswa menemukan beberapa kesulitan dalam melakukan kegiatan ini. Para mahasiswa merasa cemas dalam melakukan presentasi. Selain itu, konsep kerja kelompok dalam simulasi ini juga menimbulkan masalah bagi mereka. Beberapa siswa memilih untuk tidak ingin terlibat aktif dalam kelompok.
Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa Simulasi Sidang PBB Termodifikasi memberikan suasana belajar yang berbeda bagi siswa dalam melakukan presentasi lisan dan pembelajaran teks eksposisi. Namun, para siswa menemukan beberapa tantangan dalam melakukan pembelajaran berbasis simulasi ini selama kegiatan presentasi lisan. Oleh karena itu, peneliti selanjutnya diharapkan dapat membuat langkah-langkah simulasi yang tetap dalam pertemuan-pertemuan selanjutnya dengan durasi yang lebih lama. Simulasi ini diharapkan dapat diterapkan di tingkatan kelas dan pendidikan yang lebih rendah. Para guru harus mengetahui kebutuhan belajar dan karakter siswa agar tercipta keterlibatan yang baik dalam proses pembelajaran berbasis simulasi ini. Terakhir, siswa dapat dibimbing untuk selalu merefleksikan proses belajar mereka sendiri terutama dalam kegiatan presentasi lisan.
In this 21st century, EFL senior high school students must require 4C’s skills (e.g. critical thinking, problem solving, decision making, and creative thinking) to improve their performance in English language learning process. Moreover, the students need to develop their knowledge about the current issues that are happened in the society. By acquiring 4C’s skills, the students could be more critical towards any information around them. Oral presentation is the effective tool to help students in mastering 4C’s skills during English language learning process. Although bring various beneficial impacts in achieving speaking ability, oral presentation is considered as the challenging task for EFL students. Therefore, the teacher utilizes the learning method called Modified Model United Nations simulation. This research aims to investigate the EFL senior high school students’ experiences and perception during the Modified Model United Nations simulation implementation. Qualitative method with case study approach used to gain the data of this research. There are six students who are involved as the participants of this research. These students are chosen based on the purposive sampling technique. This research is conducted in one state senior high school in Surabaya. There are two kinds of data collection techniques used in this research, such as field observation and semi-structured interview.
From the field observation results, there are various experiences that are felt by EFL students during Modified Model United Nations simulation in oral presentation activities. Although all students have perceived this simulation in this class, there is one student who have experience in Model United Nations conference outside of her school. This experience helps her in following every step of Modified Model United Nations simulation in this class. From the simulation and oral presentation activities, the students compete to enhance their technological skill by utilizing various platforms and Artificial Intelligence to create interactive material in oral presentation. Moreover, the students perceive enjoyable teamwork and excitement in learning, learn political science, and improve their cognitive skill. In the other hand, the students have some difficulties during the activities. The students still face difficulty in managing their idea into valuable content in their presentation material. In addition, the students feel afraid of getting critiques or bad feedback/judgement and could not perform good abilities in linguistic competences, such as grammar, pronunciation, and vocabulary. From the in-depth semi-structured interview, the students obtain various learning impact after implementing Modified Model United Nations simulation during oral presentation activity. All students agree that this simulation increase their research skill. Moreover, they also could raise their ability and confidence in communication during oral presentation. However, the students find some difficulties in conducting this activity. The students feel anxious in making presentation. Moreover, the group work concept in this simulation brings the problem for them. Some students choose to act as social loafing students in a group.
Based on the research results, it can be concluded that Modified Model United Nations give the different learning atmosphere for students in conducting oral presentation and learning exposition text. However, the students find some challenges in conducting this simulation-based learning during oral presentation activity. Therefore, the future researchers hopefully are able to create the fixed steps of the simulation in more meetings with longer duration. This simulation hopefully could be implemented in lower grades and educational levels. The teachers should know the student’s learning needs and characters create good engagement in simulation-based learning process. Lastly, students could be guided to always reflect their own learning process especially in oral presentation activity.