Orangtua merupakan tempat pertama untuk pendidikan anaknya yang diharapkan mampu untuk mendidik dan membimbing sehingga anak dapat tumbuh dan berkembang di lingkungan masyrakat serta mampu mewarisi nilai-nilai kebudayaan, salah satunya nilai-nilai nasionalisme. Dewasa ini, penggunaan alat digital sebagai media pembelajaran dalam jangka panjang tidak menjamin siswa akan mampu memahami materi pembelajaran yang telah diberikan guru. Demikian pula, bila orang tua dan anggota keluarga mempunyai kontrol yang lemah, mereka dapat dengan mudah terlibat dalam segala macam tindakan asusila. Kemajuan gawai telah mempermudah dalam mengakses internet, media sosial, dan game online. Anak-anak kurang memiliki pengetahuan dalam memilah budaya asing yang telah masuk ke dalam bangsa kita, sehingga mampu memberikan kesan bahwa semua budaya asing layak untuk ditiru. Hal inilah yang menyebabkan menurunnya akhlak-akhlak dikalangan siswa sekolah dasar. Kemerosotan moral tidak hanya dipandang sebagai kemerosotan jati diri bangsa, namun juga kemerosotan nilai dan kualitas hidup.

Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui peran orang tua dalam meningkatkan nasionalisme siswa kelas III SD Islam Nurul Hikam. Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif yang termasuk ke dalam jenis penelitian deskriptif kualitatif. Subyek penelitian ini yaitu orang tua dari siswa kelas III SD Islam Nurul Hikam yang berjumlah 20 orang. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan model Miles & Huberman yang terdiri dari tahap reduksi data, penyajian data, dan verifikasi. Untuk menguji kredibilitas data peneliti menggunakan triangulasi teknik serta peneliti juga menggunakan koding untuk mempermudah pembaca untuk memahami.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa orang tua telah meningkatkan nasionalisme siswa kelas III di SD Islam Nurul Hikam dengan cara memperkenalkan sejarah-sejarah Indonesia, memperkenalkan sejarah dan budaya Indonesia melalu buku atau film yang bertemakan kebangsaan, mengajak berkunjung ke monumen nasional, museum, dan candi. Mengikutsertakan siswa untuk berpartisipasi dalam perayan HUT Kemerdekaan Indonesia, seperti mengikuti lomba, festival, dan gerak jalan. Adapun hambatan yangdialami orang tua dalam meningkatkan nasionalisme peserta didik yaitu adanya keterbatasan waktu orang tua dengan anak karena orang tua yang bekerja, adanya pengaruh lingkungan, mudahnya mengakses media elektronik atau internet, dan adanya keterbatasan sumber daya. Strategi orang tua dalam mengatasi hambatan di atas yaitu selalu mengawasi dan mendampingi ketika siswa mengakses internet, selalu membagi tugas mengawasi dengan anggota keluarga yang lain, menggunakan video dari youtube atau informasi positif dari internet untuk mencari informasi yang bertemakan kebangsaan.

Parents are the first place for the education of their children who are expected to be able to educate and guide so that their children can grow and develop in a peaceful environment as well as able to inherit cultural values, one of which is the values of nationalism. These adults, the use of digital tools as a learning medium in the long term does not guarantee that students will be able to understand the learning material that has been given to teachers. Similarly, when parents and family members have weak control, they can easily engage in all sorts of acts of asylum. Progress in practice has made it easier to access the internet, social media, and online gaming. The children lack knowledge in the classification of foreign cultures that have entered our nation, so able to give the impression that all foreign culture is worthy of imitation. This is what is causing the decline of morality among the elementary school students. Moral degradation is viewed not only as a degeneration of the identity of a nation, but also as a deterioration of values and quality of life.

The aim of this study is to know the role of parents in raising the nationalism of students of 3rd grade SD Islam Nurul Hikam. This research uses qualitative research that is included in the type of qualitatively descriptive research. The subject of this study is the parents of a student of the third grade SD Islam Nurul Hikam who numbered 20 people. The data collection technique in this study uses observations, interviews, and documentation. Data analysis techniques use the Miles & Huberman model that consists of data reduction stages, data presentation, and verification. To test the credibility of the data, researchers use triangulation techniques and researchers also use coding to make it easier for readers to understand. The results of the study show that parents have increased the nationalism of third-grade students at Nurul Hikam Islamic School by introducing Indonesian history, introducing the history and culture of Indonesia through books or films with national themes, inviting visit to national monuments, museums, and temples. Includes students to participate in Indonesian Independence HUT services, such as races, festivals, and street movements. As for the obstacles that parents encounter in increasing the nationalism of pupils, such as the limitation of parents' time with their children because of working parents, environmental influences, ease of access to electronic media or the Internet, and limited resources. Parents' strategy in overcoming the above obstacles is to always monitor and accompany students when they access the internet, always share surveillance tasks with other family members, use videos from youtube or positive information from the internet to find information on national themes.