Marsaor Paradotan At Pariban Wedding Of Batak Toba In Surabaya
Suku Batak Toba menjunjung tinggi pernikahan sebagai hak dan kewajiban dalam meneruskan garis keturunan. Pernikahan juga merupakan tujuan utama dalam mencapai pelaksanaan adat istiadat Dalihan Na Tolu masyarakat Batak Toba. Bagi masyarakat suku Batak Toba pernikahan yang ideal dengan perkawinan dengan pariban. Tradisi perjodohan dari zaman dahulu sampai sekarang adalah hal yang masih bisa terjadi karena prinsip suku Batak adalah identitas diri masyarakat yang harus selalu terdepan. Pernikahan pariban dianggap ideal karena turut serta melestarikan kebudayaan suku Batak Toba secara turun temurun. Dengan menggunakan metode penelitian metodelogi dengan tujuan melihat langsung bagaimana komunikasi yang terjadi antara orang tua dan anak mereka mengenai pembahasan pernikahan pariban. Subjek penelitian yaitu 7 orang yang merupakan pemuda-pemudi suku Batak Toba yang tinggal di Kota Surabaya.
The Toba Batak tribe upholds marriage as a right and obligation in continuing the lineage. Marriage is also the main goal in achieving the implementation of the Dalihan Na Tolu customs of the Toba Batak community. For the Batak Toba people, the ideal marriage is marriage with a pariban. The tradition of matchmaking from ancient times until now is something that can still happen because the principle of the Batak tribe is the identity of the community which must always be at the forefront. Pariban marriage is considered ideal because it participates in preserving the culture of the Toba Batak tribe from generation to generation. By using methodological research methods with the aim of seeing firsthand how communication occurs between parents and their children regarding the discussion of pariban marriage. The research subjects are 7 people who are young people from the Batak Toba tribe who live in the city of Surabaya