Makna Ritual Penyucian Diri di Sendang Tirtokamandanu Bagi Peziarah Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) Kediri

The Meaning of Self Purification Ritual at Sendang Tirtokamandanu for Pilgrims of the Indonesian Islamic Dakwah Institute (LDII) Kediri

Tulisan ini merupakan hasil penelitian tentang makna ritual penyucian diri di Sendang Tirtokamandanu bagi peziarah LDII Kediri. Peziarah LDII Kediri memiliki keunikan berbeda dengan pandangan yang beredar di masyarakat. Peziarah LDII Kediri mempunyai latar belakang keluarga yang berhubungan dengan kebudayaan Jawa. Pembaharuan ideologi dalam ajaran LDII pada tahun 2007 ikut mendukung adanya perubahan sikap dari anggota LDII. Oleh sebab itu, peziarah LDII Kediri dalam kesehariannya bersikap non fanatik, terbuka, tidak menganggap najis orang di luar LDII, dan menghormati tradisi lokal. Salah satu bentuk menghormati tradisi lokal dengan menjalankan ritual penyucian diri di Sendang Tirtokamandanu. Tujuan penelitian ini yakni menguraikan makna ritual penyucian diri bagi peziarah LDII Kediri. Teori yang digunakan dalam penelitian ini yakni teori fenomenologi Husserl. Teori fenomenologi Husserl untuk mengungkap intensionalitas pada pengalaman peziarah LDII Kediri dalam menjalankan ritual penyucian diri di Sendang Tirtokamandanu. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif pendekatan fenomenologi perspektif Husserl. Pengumpulan data dengan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Subjek penelitian ini merupakan peziarah LDII dengan latar belakang bergabung LDII, karena faktor pernikahan, pendidikan, dan lingkungan. Hasil penelitian menguraikan bahwa terdapat empat makna ritual penyucian diri bagi peziarah LDII Kediri yakni makna memohon doa restu, melestarikan budaya, ketenangan jiwa, dan pengobatan tradisional. Simpulan bahwa peziarah LDII memiliki makna tersendiri dalam menjalankan ritual penyucian diri di Sendang Tirtokamandanu.

Kata Kunci : Makna, Ritual Penyucian Diri, LDII

This paper is the result of research on the meaning of self purification rituals at Sendang Tirtokamandanu for LDII Kediri pilgrims. LDII Kediri pilgrims are unique and different from the views circulating in the community. LDII Kediri pilgrims have family backgrounds related to Javanese culture. The ideological renewal of LDII's teachings in 2007 helped support a change in the attitude of LDII members. Therefore, pilgrims from LDII Kediri in their daily life are non fanatic, open, do not consider people outside LDII unclean, and respect local traditions. One form of respecting local traditions is to carry out a self purification ritual at Sendang Tirtokamandanu. The purpose of this study is to describe the meaning of self purification rituals for LDII Kediri pilgrims. The theory used in this research is Husserl's phenomenological theory. Husserl's phenomenological theory to reveal intentionality in the experience of LDII Kediri pilgrims in carrying out self purification rituals at Sendang Tirtokamandanu. This study uses a qualitative approach to Husserl's phenomenological approach. Collecting data by observation, interviews, and documentation. The subjects of this study were LDII pilgrims with backgrounds in joining LDII, due to marriage, education, and environmental factors. The results of the study describe that there are four meanings of self purification rituals for LDII Kediri pilgrims, namely the meaning of asking for blessings, preserving culture, peace of mind, and traditional medicine. The conclusion is that LDII pilgrims have their own meaning in carrying out self purification rituals at Sendang Tirtokamandanu.

Keywords: Meaning, Self Purification Ritual, LDII