PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS X MAN 2 NGANJUK

THE IMPACT OF THE GROUP INVESTIGATION COOPERATIVE LEARNING MODEL ON CRITICAL THINKING SKILLS OF 10TH-GRADE STUDENTS AT MAN 2 NGANJUK

Latar belakang dari penelitian ini adalah pentingnya kemampuan berpikir kritis dalam pendidikan, khususnya dalam mata pelajaran sejarah. Sering kali metode pembelajaran yang digunakan oleh guru masih bersifat satu arah, seperti ceramah, yang membuat siswa menjadi pasif dan tidak terlibat secara aktif. Model pembelajaran konvensional seperti ini tidak memadai dalam mendorong pengembangan kemampuan berpikir kritis siswa. Oleh karena itu, diperlukan inovasi dalam metode pembelajaran untuk meningkatkan interaksi dan keterlibatan siswa dalam proses belajar. Salah satu metode yang dinilai efektif dalam hal ini adalah model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI). Model ini memungkinkan siswa untuk belajar secara kolaboratif melalui investigasi kelompok, yang pada akhirnya diharapkan dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh model pembelajaran Group Investigation terhadap kemampuan berpikir kritis siswa kelas X di MAN 2 Nganjuk. Penelitian ini juga bertujuan untuk mengevaluasi efektivitas model tersebut dalam meningkatkan partisipasi aktif siswa selama proses pembelajaran sejarah, yang sering dianggap sebagai mata pelajaran yang monoton. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kuantitatif dengan desain eksperimen one-group pre-test post-test. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah siswa kelas X MAN 2 Nganjuk, yang dipilih secara acak. Data dikumpulkan melalui tes kemampuan berpikir kritis yang diberikan sebelum dan sesudah penerapan model pembelajaran Group Investigation. Selain itu, observasi dilakukan untuk melihat interaksi dan keterlibatan siswa selama proses pembelajaran. Teknik analisis data yang digunakan adalah uji statistik untuk menguji pengaruh model pembelajaran terhadap kemampuan berpikir kritis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat peningkatan yang signifikan dalam kemampuan berpikir kritis siswa setelah diterapkan model pembelajaran Group Investigation. Siswa lebih aktif dalam diskusi kelompok, mampu menyampaikan ide-ide secara kritis, dan lebih terlibat dalam proses pembelajaran. Hal ini menunjukkan bahwa metode ini efektif dalam meningkatkan keterampilan berpikir kritis siswa, terutama dalam mata pelajaran sejarah yang sebelumnya dianggap membosankan oleh banyak siswa. Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa model pembelajaran Group Investigation berpengaruh positif terhadap kemampuan berpikir kritis siswa. Metode ini mampu mendorong siswa untuk lebih aktif dan kritis dalam belajar, sekaligus menghilangkan stigma bahwa sejarah adalah pelajaran yang membosankan. Penelitian ini memberikan rekomendasi bagi para pendidik untuk mempertimbangkan penggunaan model pembelajaran kooperatif, khususnya Group Investigation, sebagai alternatif dalam pengajaran sejarah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan keterlibatan siswa.

The background of this research is the importance of critical thinking skills in education, particularly in the subject of history. Often, the teaching methods used by teachers are still one-directional, such as lectures, which make students passive and not actively engaged. Conventional teaching methods like these are inadequate in promoting the development of students' critical thinking skills. Therefore, innovation in teaching methods is needed to increase student interaction and engagement in the learning process. One of the methods considered effective in this regard is the cooperative learning model, specifically the Group Investigation (GI) model. This model allows students to learn collaboratively through group investigation, which is expected to enhance their critical thinking skills. The objective of this research is to examine the effect of the Group Investigation learning model on the critical thinking skills of 10th-grade students at MAN 2 Nganjuk. Additionally, the research aims to evaluate the effectiveness of this model in increasing active student participation during history lessons, which are often regarded as monotonous. The research method used is a quantitative approach with a one-group pre-test post-test experimental design. The sample used in this study is the 10th-grade students of MAN 2 Nganjuk, selected randomly. Data was collected through critical thinking skill tests administered before and after the implementation of the Group Investigation learning model. In addition, observations were made to assess student interaction and engagement during the learning process. The data analysis technique used is statistical testing to examine the effect of the learning model on critical thinking skills. The results of the study indicate a significant improvement in students' critical thinking skills after the implementation of the Group Investigation learning model. Students were more active in group discussions, able to critically express ideas, and more engaged in the learning process. This shows that the method is effective in enhancing students' critical thinking skills, particularly in the subject of history, which many students previously considered boring. The conclusion of this research is that the Group Investigation learning model has a positive impact on students' critical thinking skills. This method encourages students to be more active and critical in their learning while dispelling the stigma that history is a boring subject. The study provides recommendations for educators to consider using cooperative learning models, especially Group Investigation, as an alternative in teaching history to improve the quality of learning and student engagement.