ANALISIS PERBANDINGAN GAMBAR ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS DI SEKOLAH LUAR BIASA NGASEM KABUPATEN KEDIRI BERDASARKAN TEORI VICTOR LOWENFELD
Anak dengan kebutuhan khusus memiliki karakteristik beragam dan berhak mendapatkan pendidikan setara dengan anak pada umumnya, termasuk dalam kegiatan menggambar yang merupakan fitrah mereka. Penelitian ini berfokus pada siswa SD di SLB Ngasem, yang dibagi menjadi empat kategori: tunanetra, tunarungu, tunagrahita, dan tunadaksa. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis bahasa rupa serta kesesuaian periodisasi gambar anak berkebutuhan khusus. Metode yang digunakan adalah kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif, di mana data dikumpulkan melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa bahasa rupa dalam gambar anak berkebutuhan khusus dari aspek wimba terdiri dari manusia, tumbuhan, alat transportasi, dan bangunan karena isi wimba tersebut dekat dengan kehidupan sehari-hari dan sudah pernah diajarkan oleh guru ekstra lukis. Cara wimba yang digunakan pada ukuran pengambilan dari kepala sampai kaki digambarkan lengkap, sudut pengambilan aneka tampak, penggambaran dengan cara perwakilan, dan cara lihat dari mana saja. Tata ungkap yang digunakan oleh keseluruhan gambar adalah tata ungkap dalam, namun sebagian besar siswa tunarungu dan tunanetra telah menggunakan garis tanah, sedangkan siswa tunanetra dan tunadaksa menggunakan tepi bawah bidang gambar sebagai garis tanah sehingga wimba nampak seperti melayang.
Dalam konteks periodisasi gambar, siswa tunanetra menunjukkan karakteristik pra skematik yang tidak sesuai dengan usianya. Siswa tunarungu mampu menghasilkan gambar yang sesuai dengan perkembangan usianya meskipun dalam proses pembuatan mereka banyak yang kurang percaya diri dan harus mencontoh gambar. Siswa tunagrahita ada yang sudah sesuai dengan usianya yaitu tahap skema, namun juga ada yang masih di tahap pra skema karena ia mengalami tunagrahita sedang. Anak tunadaksa yang seharusnya ada pada tahap realisme awal namun hasil gambar menunjukkan tahap pra skema. Meskipun ada ketidak sesuaian akan tetapi gambar yang dihasilkan sudah berhasil mengekspresikan imajinasi mereka.
Kata Kunci: bahasa rupa, gambar anak, periodisasi, anak berkebutuhan khusus, SLB