Tradisi Jagoan di Kecamatan Saradan Kabupaten Madiun
Banyak tradisi di Jawa yang masih terlaksana hingga saat ini, salah satunya adalah Tradisi Jagoan yang berada di daerah Kecamatan Saradan, Kabupaten Madiun. Tradisi Jagoan ini terdapat gambaran jago dan dibawa oleh seorang kepercayaan dari pengantin pria untuk melamar calon pengantin wanita. Apabila lamaran tersebut ditolak pemegang gambaran jagoan haruslah menyelesaikannya dengan cara apapun, karena yang memegang gambaran jago bukanlah orang biasa, harus benar-benar jago dalam segala hal. Tujuan penelitian ini (1) mengetahui apa yang dimaksud Tradisi Jagoan, (2) mengetahui prosesi Tradisi Jagoan, (3) mengetahui makna filosofis yang terkandung dalam Tradisi Jagoan, dan (4) mengetahui fungsi Tradisi Jagoan. Peneliti menggunakan kajian foklor, rancangan peleitian menggukan deskriftif kualitatif dengan instrument daftar pertanyaan serta alat bantu. Artikel ini menggunakan teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara dan dokumentasi. Untuk menganalisis peneliti melakukan tujuh tahapan, yaitu: transkip data, penerjemahan, mengidentifikasi, mengklasifikasi, mendeskripsikan, pemaknaan dan trigulasi. Hasil peneltian pada prosesi Tradisi Jagoan adalah pemilihan pemegang jago, menyiapkan ubarampe, begadang, arak-arakan, uluk salam, uncal gantal, jagongan, berjoget, rebutan jago dan panggih manten. Terdapat makna prosesi pada ubarampe yang menjadi contoh perilaku serta fungsi terdapat fungsi dalam Tradisi Jagoan. Kata Kunci: Tradisi, Jagoan, Foklor.
The Jagoan Tradition, which is located in the Saradan District of Madiun Regency, is one of many traditions still practiced in Java today. A photograph of a champion is presented by a trustworthy man from the groom to propose to the bride in this hero ritual. If the application is refused, the person who has the hero image must fulfill it in any manner possible, because the person who holds the hero image is not an ordinary person and must be extremely talented in all areas. The goal of this research is to (1) determine what the Jagoan Tradition is, (2) determine the Jagoan Tradition's procession, (3) determine the philosophical content included in the Jagoan Tradition, and (4) determine the Jagoan Tradition's function. Tradition of the Jagoans. A folklore study is used by the researcher, and the research design is a qualitative descriptive instrument with a set of questions and instruments. The data for this paper was gathered through observation, interviews, and documentation. The researchers went through seven phases in order to evaluate the data: data transcription, translating, identifying, categorizing, describing, interpreting, and trigulation. The choosing of the master holder, preparing the ubarampe, staying up late, procession, uluk salam, uncal gantal, champion, dancing, battling for the champion, and Panggih manten are the findings of the Jagoan Tradition procession research. The ubarampe procession, which is an example of behavior and functions in the Jagoan Tradition, has meaning. Keywords: Tradition, Jagoan, Folklore