Penggunaan Modal Sosial Dalam Mekanisme Survival Masyarakat Kampung Adat Segunung Kecamatan Wonosalam Kabupaten Jombang Pada Masa Pandemi 

The Use of Social Capital in the Survival Mechanism of the Segunung Indigenous Village Community, Wonosalam District, Jombang Regency during the Pandemic Period

Pandemi covid-19 menimbulkan dampak diberbagai bidang tak terkecuali bidang pariwisata, memacu masyarakat wisata melakukan mekanisme survive. Modal sosial menjadi salah satu bekal yang dimiliki oleh masyarakat wisata dalam menghadapi pandemi. Teori modal sosial Robert D Putnam digunakan dalam mengupas modal sosial masyarakat wisata. Terdapat tujuan penelitian ini yaitu mengidentifikasi modal kepercayaan (trust), Jaringan (network), dan norma (norms) yang dimiliki oleh masyarakat Kampung Adat Segunung serta menganalisis posisi modal sosial dalam mekanisme survival masyarkat Kampung Adat Segunung. Metode studi kualitatif dengan pendekatan etnometodologi digunakan dalam penelitian ini. Didukung dengan wawancara, observasi, dan dokumentasi dalam kajian deskriptifnya. Subyek penelitian ini adalah masyarkat Kampung Adat Segunung yang memiliki peran dalam kegiatan kepariwisataan. Hasil penelitian ini menunjukkan penggunaan modal sosial yang digunakan memiliki persamaan. Timbulnya kepercayaan bermula melalui kejujuran, menjaga kualitas produk, dan melalui pelayanan yang baik kepada wisatawan. Pada jaringan yang dimiliki berasal dari dalam kelompok  yang didapat melalui keikutsertaan dalam paguyuban dan luar kelompok yang diperoleh melalui jalinan kerjasama yang di dalamnya terdapat hubungan timbal balik. Untuk norma yang berlaku di Kampung Adat yaitu kesopanan dalam bertutur dan berperilaku, guyub, menjaga kelestarian alam, dan menaati protokol kesehatan pada masa pandemi, keberadaan norma digunakan untuk mengatur kegiatan kepariwisataan dan mempererat solidaritas anggotanya. Posisi modal sosial yang ada pada masyarakat Kampung Adat Segunung bersifat mengikat dengan guyub rukun dan menjembatani dengan dalam melakukan kerjasama dalam  mekanisme survival pada masa pandemi.

The COVID-19 pandemic has had an impact in various fields, including the tourism sector, spurring the tourism community to carry out a survival mechanism. Social capital is one of the provisions owned by the tourist community in dealing with the pandemic. Robert D Putnam's theory of social capital is used to examine the social capital of the tourism community. The purpose of this study is to identify the trust, network, and norms owned by the Segunung Traditional Village community and to analyze the position of social capital in the survival mechanism of the Segunung Traditional Village community. A qualitative study method with an ethnomethodological approach was used in this study. Supported by interviews, observations, and documentation in the descriptive study. The subjects of this research are the people of Segunung Indigenous Village who have a role in tourism activities. The results of this study indicate that the use of social capital used has similarities. The emergence of trust begins through honesty, maintaining product quality, and through good service to tourists. In the network that is owned, it comes from within the group obtained through participation in the community and outside the group obtained through a cooperative relationship in which there is a reciprocal relationship. For the norms that apply in Traditional Villages, namely politeness in speech and behavior, being friendly, preserving nature, and adhering to health protocols during a pandemic, the existence of norms is used to regulate tourism activities and strengthen the solidarity of its members. The position of social capital that exists in the Segunung Indigenous Village community is binding with harmonious and bridging relationships with collaboration in survival mechanisms during the pandemic.