KARAKTERISTIK MORTAR GEOPOLIMER BERBASIS FLY ASH DENGAN SUBSTITUSI KAOLIN YANG DITINJAU PADA KONDISI MOLARITAS NaOH 10 M
CHARACTERISTICS OF FLY ASH BASED GEOPOLYMER MORTAR WITH KAOLIN SUBSTITUTION ASSESSED AT 10 M NaOH MOLARITY CONDITIONS
Semen merupakan bahan dasar yang dibutuhkan dalam pembangunan konstruksi, semen menjadi bahan dasar dalam pembuatan beton dan mortar. Semen berfungsi untuk merekatkan partikel antar material penyusun beton dan mortar. Pembangunan yang terus meningkat mengakibatkan peningkatan terhadap produksi semen. Produksi semen membutuhkan energi termal yang dapat meningkatkan emisi gas rumah kaca dan menyebabkan pemanasan global. Upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi hal tersebut adalah penerapan beton dan mortar ramah lingkungan atau mortar geopolimer. Fly ash merupakan material yang banyak digunakan sebagai material geopolimer karena kandungan alumina dan silika yang tinggi. Kaolin merupakan material dengan komposisi alumina dan silika yang tinggi sehingga dapat digunakan sebagai substitusi fly ash untuk pembuatan mortar geopolimer. Mortar geopolimer membutuhkan alkali aktivator yaitu sodium hidroksida (NaOH) sebagai pereaksi dan sodium silikat (Na2SiO3) yang berperan untuk mempercepat reaksi. Perawatan mortar geopolimer dilakukan pada suhu ruang. Hasil kuat tekan mortar tertinggi yaitu 31,935 MPa pada substitusi kaolin 10%. Kuat tekan substitusi kaolin sebanyak 20%, 30%, 40%, 50%, dan 60% semakin menurun secara berturut-turut adalah 29,912 MPa, 26,594 MPa, 22,781 MPa, 20,133 MPa, dan 12,326 MPa. Kuat tekan yang menurun berbanding terbalik dengan porositas yang semakin meningkat, nilai porositas terendah berada pada mortar dengan substitusi kaolin 10% yaitu 10,96%. Persentase nilai porositas pada substitusi kaolin sebanyak 20%, 30%, 40%, 50%, dan 60% semakin meningkat secara berturut-turut adalah 11,71%, 12,22%, 13,10%, 13,14%, dan 16,01%. Substitusi kaolin pada geopolimer berbasis fly ash menyebabkan penurunan kuat tekan dan peningkatan porositas.
Kata Kunci: Mortar geopolimer, fly ash, kaolin, kuat tekan, porositas.
Cement is the basic material needed in construction, cement is the basic material in making concrete and mortar. Cement functions to bond particles between the materials that make up concrete and mortar. Continuously increasing development has resulted in an increase in cement production. Cement production requires thermal energy which can increase greenhouse gas emissions and cause global warming. Efforts that can be made to reduce this are the application of environmentally friendly concrete and mortar or geopolymer mortar. Fly ash is a material that is widely used as a geopolymer material because of its high alumina and silica content. Kaolin is a material with a high composition of alumina and silica so it can be used as a fly ash substitute for making geopolymer mortar. Geopolymer mortar requires an alkali activator, namely sodium hydroxide (NaOH) as a reagent and sodium silicate (Na2SiO3) which plays a role in accelerating the reaction. Geopolymer mortar curing is carried out at room temperature. The highest compressive strength of the mortar was 31.935 MPa with 10% kaolin substitution. The compressive strength of kaolin substitution by 20%, 30%, 40%, 50%, and 60% decreases respectively to 29,912 MPa, 26,594 MPa, 22,781 MPa, 20,133 MPa, and 12,326 MPa. The decreasing compressive strength is inversely proportional to the increasing porosity, the lowest porosity value is in the mortar with 10% kaolin substitution, namely 10.96%. The percentage of porosity values with kaolin substitution of 20%, 30%, 40%, 50%, and 60% increases respectively to 11.71%, 12.22%, 13.10%, 13.14%, and 16.01%. Substitution of kaolin in fly ash-based geopolymer causes a decrease in compressive strength and an increase in porosity.
Keywords: Geopolymer mortar, fly ash, kaolin, compressive strength, porosity.