Analisis Penerapan Budaya Organisasi Di Rumah Sakit Umum Daerah Syarifah Ambami Rato Ebu Bangkalan
Analysis Implementation of Organizational Culture in the Regional General Hospital Syarifah Ambami Rato Ebu Bangkalan
Penelitian budaya organisasi dimana dalam penelitian ini nantinya lebih dikenal dengan budaya pelayanan, dengan tujuan untuk menganalisis penerapan budaya organisasi yang ada di RSUD Syarifah Ambami Rato Ebu Bangkalan. Penelitian ini didasarkan pada urgensi yang ditinjau dari sudut pandang budaya organisasi terkait konsistensi pelaksanaan dan penerapan nilai-nilai budaya organisasi yang berlangsung, serta keluhan terkait inovasi yang berjalan, hal ini didasarkan pula atas kaitan urgensi yang diangkat dengan teori budaya organisasi yang digunakan dalam penelitian ini. Lebih lanjut penelitian ini merupakan sebuah penelitian deskriptif kualitatif, yang mana populasi merupakan seluruh jajaran pegawai yang ada di RSUD Syarifah Ambami Rato Ebu, dengan sampel yang diambil dalam bentuk kriteria inklusi dan ekslusi yang mana kriteria inklusi merupakan kriteria yang sesuai untuk menjadi subjek penelitian, dimaksudkan penelitian yang dilaksanakan mendapat narasumber yang sesuai dan berkapasitas terkait dengan penelitian yang diangkat. Penelitian ini menggunakan teori budaya organisasi Stephen P. Robins dengan 7 indikator budaya organisasi yakni inovasi dan pengambilan resiko, perhatian terhadap detail, perhatian terhadap hasil, orientasi manusia, orientasi team, agresifitas, dan stabilitas serta 3 unsur budaya organisasi yakni asumsi dasar, nilai-nilai, dan artefak.
Penelitian ini memperoleh hasil dilapangan bahwa di RSUD Syamrabu menganut budaya pelayanan “BERTASBIH”, lebih lanjut terdapat 5 indikator yang masih memerlukan perhatian lebih lanjut, 5 indikator tersebut adalah perhatian terhadap detail yakni kurangnya pemahaman pegawai terkait budaya pelayanan yang diterapkan, orientasi hasil terkait pemahaman inovasi yang kurang tersampaikan kepada pasien, agresifitas yakni terkait kedisiplinan waktu, orientasi manusia yakni terkait beban kerja dan kualifikasi yang terkadang masih terdapat gap, stabilitas yakni tidak adanya peraturan terkait SOP yang seharusnya ada unutuk memantau jalannya evaluasi budaya pelayanan yang berlangsung. Saran yang dapat dilakukan adalah adanya internalisasi berupa diselengarakannya lomba antar unit atau sosialisasi berjenjang, dievaluasi kembali terkait beban kerja dan kualifikasi yang dimiliki pegawai, adanya kejelasan deadline terkait tugas kerja yang diberikan, serta perlu dibuatnya SOP terkait evaluasi dan monitoring budaya pelayanan “BERTASBIH”.
Organizational culture research which in this study will later be better known as service culture, with the aim of analyzing the application of organizational culture in Syarifah Ambami Rato Ebu Bangkalan Hospital. This research is based on urgency which is reviewed from the point of view of organizational culture regarding the consistency of the implementation and application of ongoing organizational cultural values, as well as complaints regarding ongoing innovations, this is also based on the urgency link raised with the organizational culture theory used in this study . Furthermore, this research is a qualitative descriptive study, in which the population is all levels of employees at Syarifah Ambami Rato Ebu Hospital, with samples taken in the form of inclusion and exclusion criteria where inclusion criteria are appropriate criteria to become research subjects, intended the research carried out received appropriate sources and capacities related to the research being carried out. This study uses Stephen P. Robins' organizational culture theory with 7 indicators of organizational culture namely innovation and risk taking, attention to detail, attention to results, human orientation, team orientation, aggressiveness, and stability as well as 3 elements of organizational culture namely basic assumptions, values value, and artifacts.
This research obtained results in the field that Syamrabu Hospital adheres to a service culture of "BERTASBIH", furthermore there are 5 indicators that still require further attention, these 5 indicators are attention to detail, namely the lack of understanding of employees regarding the service culture applied, result orientation related to understanding innovation what is not conveyed to patients is aggressiveness, namely related to time discipline, human orientation, namely related to workload and qualifications where sometimes there are still gaps, stability, namely the absence of regulations related to SOPs that should exist to monitor the ongoing evaluation of the service culture. Suggestions that can be made are internalization in the form of holding competitions between units or tiered socialization, re-evaluating workload and qualifications of employees, clarity of deadlines related to work assignments given, and the need to make SOPs related to evaluation and monitoring of the "BERTASBIH" service culture.