Batik Rengganis pada awalnya bernama batik Bujuk Lente yang berdiri tahun 1994, diambil dari nama Juk Lente salah seorang pendiri Desa Selowogo yang sangat dihormati. Namun dikarenakan adanya bencana alam usaha batik Bujuk Lente berhenti pada tahun 1996. Pada tahun 2009 usaha batik Bujuk Lente dihidupkan kembali dan berganti nama Batik Rengganis. Batik Rengganis merupakan nama sebuah batik sekaligus griya batik di Desa Selowogo Kecamatan Bungatan Kabupaten Situbondo, yang telah menghasilkan banyak motif batik dan menjadi ciri khas batik Situbondo. Beberapa motif Batik Rengganis telah mendapatkan hak paten. Tujuan dari penelitian ini adalah (1) mendeskripsikan perkembangan Batik Rengganis di Kabupaten Situbondo tahun 1994-2019; (2) Mendeskripsikan perwujudan motif Batik Rengganis di Kabupaten Situbondo.
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dan diuraikan secara deskriptif. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara, dilengkapi dengan studi kepustakaan serta dokumentasi yang diperoleh saat penelitian. Untuk mendapatkan data yang valid, dilakukan triangulasi data. Berdasarkan data yang diperoleh dari lapangan melalui analisis data, maka peneliti menyimpulkan bahwa dalam sejarah perkembangannya, telah dihasilkan beberapa motif batik Bujuk Lente, tetapi masing-masing motifnya tidak ada namanya. Pada perkembangannya Batik Rengganis telah menghasilkan 10 motif batik yang terinspirasi dari lingkungan alam serta sosio budaya masyarakat di Kabupaten Situbondo. Nama motif batik tersebut antara lain motif lērkēlēran, kerang gempel, ojung, talē percing, malatē sato’or, penggir sērēng, binggel manik, jaring samudera, baluran menunggu, raja mina.
Perwujudan motif di Batik Rengganis sebagian besar dibuat sederhana namun ekspresif. Isen-isen yang sering dipakai dalam motif berupa isen cecek, isen sawut dan isen rawan sedangkan pewarna yang digunakan adalah warna sintetis remasol yang menghasilkan warna yang cerah dan mencolok.
Kata kunci: motif batik, batik Bujuk Lente, Batik Rengganis.
Batik Rengganis was named “Batik Bujuk Lente” when founded in 1994, the name is taken from Juk Lente, which one of the founders of Selowogo Village which has highly respected but due to the natural disaster of Batik business, Bujuk Lente stopped in 1996. In 2009 “Batik Bujuk Lente” business revived and changed its name to Batik Rengganis. Batik Rengganis is the name of batik as well as a batik shop in Selowogo Village, Bungatan Subdistrict, Situbondo Region, which has provduced many batik motifs and became a specialty of Situbondo batik. Some motifs of Batik Rengganis have obtained patent rights. The objectives of this study are (1) to describe the development of Batik Rengganis in Situbondo Region in 1994-2019; (2) describe the embodiment of the Batik Rengganis motif in Situbondo Region.
This research used qualitative methods and explained descriptively. Data collection are done through observation, interview, equipped with library studies and also documentation that obtained from the study. To get valid data, conducted data triangulation. Based on data obtained from the range through data analysis, so the researches concluded that in the history of its development, several Bujuk Lente batik motifs had been produced, but each of them had no name. In its development, Batik Rengganis produced 10 batik motifs inspired by the nature and socio-cultural community in Situbondo Regency. The name of the batik motifs among others lērkēlēran, Kerang gempel, ojung, talē percing, malatē sato’or, penggir sērēng, binggel manik, jaring samudera, baluran menunggu, raja mina motif.
The embodiment of the Batik Rengganis motif mostly made simple but expressive. Isen-isen which is often used in the form of isen cecek, isen sawut, and isen rawan while the coloring used is the synthetic remasol color which produces bright and striking color.
Keyword : batik motif, Bujuk Lente batik, Batik Rengganis.