KESESUAIAN LAHAN DI KECAMATAN REJOSO, KABUPATEN NGANJUK UNTUK BUDIDAYA PERTANIAN BAWANG MERAH (ALLIUM ASCALONINICUM L.)

LAND SUITABILITY IN REJOSO DISTRICT, NGANJUK REGENCY FOR AGRICULTURAL OF SHALLOTS (ALLIUM ASCALONICUM L.)

Bawang merah termasuk komoditas unggulan yang mempunyai nilai ekonomis tinggi. Mayoritas petani di Kecamatan Rejoso banyak yang membudidayakan bawang merah. Daerah penelitian berpotensi besar dalam memproduksi bawang merah, ini terlihat pada tahun 2018 produksi bawang merah sekitar 48.864 ton dengan persentase 32,06% dan pada tahun 2019 sekitar 57.093 ton dengan persentase 35,14% (BPS Kabupaten Nganjuk, 2020:120). Potensi besar produktifitas bawang merah ini, tidak diimbangi dengan informasi yang  lebih detail mengenai sebaran lahan yang memiliki kesesuaian lahan tinggi untuk bawang merah. Penelitian ini bertujuan menghasilkan informasi sebaran tingkat kesesuaian lahan untuk pertanian bawang merah.

Penelitian ini mengunakan metode scoring dengan pendekatan analisis spasial. Metode scoring digunakan untuk menganalisis kesesuaian lahan dengan memberikan nilai pada setiap parameter guna penetuan satuan unit lahan. Penelitian dilakukan di Kecamatan Rejoso, Kabupaten Nganjuk. Penelitian ini menggunakan parameter peta curah hujan, peta kemiringan lereng, peta temperatur dan peta jenis tanah.

Hasil analisis data menunjukkan bahwa terdapat lima satuan unit lahan di Kecamatan Rejoso. Lahan bawang merah di Kecamatan Rejoso sebagian besar tergolong sangat sesuai, dengan luas lahan yang sangat sesuai sekitar 5.599 ha pada satuan lahan 1 dan 6.119 ha pada satuan lahan 2. Nilai cukup sesuai pada satuan lahan 3 dengan luas 773,6 ha. Nilai sesuai marginal pada satuan lahan 4 memiliki luas 2.609 ha dan nilai tidak sesuai pada satuan lahan 5 memiliki luas sekitar 546,9 ha. Faktor pembatas di daerah penelitian adalah curah hujan, kemiringan lereng dan jenis tanah.

Kata Kunci : Kesesuaian lahan bawang merah

Shallots are one of the leading commodities that have high economic value. The majority of farmers in Rejoso District are cultivating shallots. The research area has great potential in producing shallots, this can be seen in 2018 shallot production of around 48,864 tons with a percentage of 32.06% and in 2019 around 57,093 tons with a percentage of 35.14% (BPS Nganjuk Regency, 2020:120). The great potential of shallot productivity is not matched by more detailed information on the distribution of land that has high land suitability for shallots. This study aims to produce information on the distribution of land suitability for shallot farming.

This study uses a method scoring with a spatial analysis approach. The method is scoring used to analyze land suitability by assigning a value to each parameter to determine land units. The research was conducted in Rejoso District, Nganjuk Regency. This research uses rainfall map parameters, slope maps, temperature maps and soil type maps. 

The results of data analysis show that there are five land units in Rejoso District. The shallot land in Rejoso District is mostly classified as very suitable, with a very suitable land area of ​​around 5,599 ha in land unit 1 and 6,119 ha in land unit 2. The value is quite suitable for land unit 3 with an area of ​​773.6 ha. The marginal appropriate value on land unit 4 has an area of ​​2,609 ha and the inappropriate value on land unit 5 has an area of ​​about 546.9 ha. The limiting factors in the research area are rainfall, slope and soil type.

Keywords : Land suitability of shallot